Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

RI-Bangladesh Berkomitmen Bantu Pengungsi Rohingya

Menteri Luar Negeri Bangladesh, Abdul Momen (IDN Times/Sonya Michaella)
Menteri Luar Negeri Bangladesh, Abdul Momen (IDN Times/Sonya Michaella)

Jakarta, IDN Times - Indonesia berkomitmen membantu pengungsi Rohingya yang ditampung oleh Bangladesh. Hal ini disampaikan Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi ketika menerima kunjungan Menteri Luar Negeri Bangladesh, Abdul Momen, Senin (18/7/2022).

“Soal Rohingya, kami mengakui bahwa masalah yang sudah lama tertunda ini masih membutuhkan perhatian kita sepenuhnya,” kata Menlu Retno.

Peran Indonesia dalam isu pengungsi Rohingya ini cukup besar. Pada 2020 lalu, Indonesia sempat menyelamatkan 99 Rohingya yang memasuki perairan Aceh Utara. Para pengungsi lantas ditampung sementara di bekas kantor imigrasi Lhoksemauwe.

Bagi Indonesia, upaya menciptakan kondisi kondusif di Rakhine State, Myanmar, penting untuk terus dilakukan agar etnis Rohingya dapat kembali secara sukarela, aman dan bermartabat di rumah mereka, di Rakhine State.

1. Indonesia tetap berkomitmen membantu Rohingya

Pertemuan bilateral Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi dan Menteri Luar Negeri Bangladesh Abdul Momen (IDN Times/Sonya Michaella)
Pertemuan bilateral Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi dan Menteri Luar Negeri Bangladesh Abdul Momen (IDN Times/Sonya Michaella)

Menlu Retno, sekali lagi, menegaskan posisi Indonesia terkait isu pengungsi Rohingya yang saat ini berada di penampungan di Bangladesh.

“Dengan krisis yang sedang berlangsung di Myanmar, kami memahami situasinya menjadi lebih menantang. Indonesia berkomitmen untuk melanjutkan bantuan kami ke Rohingya dan Myanmar juga,” tegas Menlu Retno.

2. Rohingya ingin kembali ke Myanmar

(Ilustrasi warga di Rakhine) www.icrc.org

Menteri Luar Negeri Bangladesh, Abdul Momen, mengatakan Bangladesh telah membantu Rohingya secara penuh, termasuk memberikan tempat tinggal sementara, salah satunya di Cox’s Bazar.

“Kami memberikan semua bantuan kepada mereka, tetapi mereka ingin kembali ke tempat asalnya yaitu Myanmar. Saya setuju bahwa untuk keberadaan mereka di sana (Rakhine), harus dijamin keselamatan dan keamanan serta lingkungan yang kondusif,” ujar Momen.

Sayangnya, tidak ada pulang ke Myanmar dalam lima tahun terakhir. Kesepakatan antara Bangladesh dan Myanmar untuk pemulangan Rohingya pun tertunda tanpa kejelasan hingga saat ini. Terlebih, Myanmar kini sedang dilanda krisis politik.

Hingga saat ini, Bangladesh telah menerima lebih dari 1,1 juta pengungsi Rohingya sejak tahun 2017 silam.

3. Pengungsi Rohingya mencoba mendapatkan hidup yang layak

Ilustrasi pengungsi etnis Rohingya berada di Pulau Idaman, pesisir Pantai Kuala Simpang Ulim, Aceh Timur, Aceh, Sabtu (5/6/2021). Sebanyak 81 orang pengungsi etnis Rohingya dengan tujuan Malaysia yang terdampar di Aceh pada 4 Juni 2021. (ANTARA FOTO/Irwansyah)

Ratusan ribu Muslim Rohingya melarikan diri dari Myanmar akibat konflik militer yang menyerang etnis mereka. Kekerasan militer Myanmar terhadap Rohingya ini juga disebut Amerika Serikat sebagai genosida.

Rohingya yang masih berada di Myanmar dipandang sebagai penyelundup dari Bangladesh dan ditolak kewarganegaraannya, di mana berpengaruh besar terhadap hak serta akses kesehatan dan pendidikan.

Setiap tahun, ratusan Rohingya juga berusaha menyeberang dari Myanmar ke negara lain di Asia Tenggara, misalnya Malaysia atau Indonesia untuk mendapatkan hidup yang lebih layak. Namun, tak sedikit pula Rohingya yang ingin kembali ke Rakhine karena merasa di situ lah tempat tinggal mereka.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Sonya Michaella
EditorSonya Michaella
Follow Us