RI Gelar DLC di Bali, Bahas Kerja Sama Pembangunan Internasional

- Indonesia menjadi tuan rumah Development Leaders Conference (DLC) 2024 di Bali, dihadiri oleh negara maju, negara berkembang donor baru, dan lembaga internasional.
- Wakil Menteri Luar Negeri Pahala menekankan pentingnya kerja sama antara negara donor tradisional dan donor baru dalam mendukung kelompok paling rentan serta mendorong transformasi ekonomi.
- DLC kali ini menghasilkan kesamaan pandang tentang reformasi Official Development Assistance (ODA), kemitraan ideal dalam kerja sama pembangunan, dan strategi komunikasi yang dapat diterima publik.
Jakarta, IDN Times - Indonesia kembali menyelenggarakan Development Leaders Conference (DLC) di Jimbaran, Bali pada 12-13 Juni 2024. Acara ini diselenggarakan bersama Norwegian Agency for Development Cooperation (NORAD) dan Center for Global Development (CGD), melanjutkan suksesnya kolaborasi penyelenggaraan DLC 2023 di Oslo, Norwegia.
Dihadiri oleh negara-negara maju anggota DAC (Developments Assistance Countries), negara berkembang yang menjadi donor baru (new emerging donors), serta perwakilan organisasi internasional, lembaga think tanks dan lembaga filantropi, DLC merupakan forum terbatas yang membahas diskursus terkait kerja sama pembangunan global sekaligus sebagai ajang bertukar sudut pandang kebijakan dan best practices dalam menjalin kerja sama multipihak.
Forum ini dihadiri sekitar 80 delegasi dari berbagai latar belakang institusi internasional. Indonesia juga ingin meningkatkan profilnya sebagai negara donor baru untuk mendorong negara-negara berkembang lainnya untuk menjadi negara donor baru.
1. Pembangunan harus bisa membantu negara rentan

Wakil Menteri Luar Negeri Pahala Nugraha Mansury dalam sambutannya menekankan pentingnya kerja sama erat antara negara donor tradisional dan negara donor baru, salah satunya dalam menghadapi kesenjangan pencapaian target SDGs di antara negara maju dan negara berkembang.
“Kerja sama pembangunan harus mampu mendukung kelompok paling rentan, mengingat saat ini bantuan kerja sama pembangunan internasional didominasi oleh concessional loans,” kata Pahala, dikutip dari keterangan Kementerian Luar Negeri RI, Sabtu (15/6/2024).
2. Harus membentuk transformasi ekonomi

Pahala juga menilai kerja sama yang terjalin harus mampu mendorong transformasi ekonomi seperti hilirisasi dan transisi energi, diantaranya melalui dukungan finansial dan transfer teknologi.
“Kerja sama pembangunan harus menjadi katalis untuk kemitraan para pihak. Skema kerja sama pembangunan global juga tidak lepas dari peran penting negara-negara berkembang,” ungkap Pahala.
3. Mitigasi bencana dan perubahan iklim jadi sorotan dalam diskusi

Mengangkat tema “Towards shared prosperity: collaborative solutions for global development", DLC kali ini menghasilkan kesamaan pandang mengenai pentingnya reformasi Official Development Assistance (ODA) serta bagaimana ODA dapat mendukung, salah satunya, mitigasi dan adaptasi perubahan iklim.
Sesi ke-7 DLC kali ini juga membahas tentang pola kemitraan dalam kerja sama pembangunan yang ideal, serta bagaimana membangun narasi dan strategi komunikasi terkait kerja sama pembangunan yang dapat diterima khalayak publik.
Kesuksesan Indonesia menjadi tuan rumah DLC kali ini menunjukkan kembali peran sentralnya sebagai penggerak kerja sama pembangunan di antara negara-negara berkembang. Melalui semangat Bandung Spirit dan dalam rangka menjunjung tinggi penghormatan terhadap cita-cita bangsa Indonesia untuk ikut serta dalam perdamaian dunia, Indonesia melalui DLC memperkuat solidaritas dan kerja sama untuk menghadapi tantangan global bersama.