RI, Malaysia dan Brunei Kompak Angkat Isu Gaza di KTT APEC

Jakarta, IDN Times - Indonesia, Malaysia dan Brunei Darussalam kompak menyerukan gencatan senjata dan akses kemanusiaan di Gaza. Seruan ini dipaparkan di KTT APEC 2023.
“Kami menegaskan kembali pesan-pesan resolusi KTT Luar Biasa OKI dan Liga Arab soal agresi Israel terhadap rakyat Palestina. Betapa besarnya dampak buruk dari perang dan konflik di seluruh dunia. Konflik memiliki dampak yang signifikan terhadap perekonomian global,” kata Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi dalam keterangannya, Sabtu (18/11/2023).
“Pentingnya unhindered humanitarian assistance dan menekankan pentingnya penyelesaian damai berdasarkan two state solution, sesuai dengan parameter internasional yang sudah disepakati,” lanjut Retno.
1. Korban tewas di Gaza hampir 12 ribu orang

Serangan Israel di Jalur Gaza sejak 7 Oktober lalu belum berhenti hingga sekarang. Per hari ini, setidaknya 11.675 orang telah tewas di Jalur Gaza.
Dilansir dari Wafa Agency, Kementerian Kesehatan Palestina juga merilis bahwa ada lebih dari 32 orang yang terluka selama agresi Israel ini.
Kemenkes Palestina juga mengungkapkan bahwa ada kendala dalam memperbaharui data korban-korban karena terputusnya akses internet di Gaza sejak kemarin.
2. Retno Marsudi jadi salah satu menlu yang diberi mandat oleh OKI selesaikan isu Gaza

Retno Marsudi, menjadi salah satu menlu yang memperoleh mandat dari Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) untuk mengupayakan perdamaian di Palestina, khususnya kondisi di Gaza.
Selain Menlu Retno, ada pula Menlu Saudi, Yordania, Mesir, Qatar, Turki, dan Nigeria. Mereka ditugasi memulai tindakan atas nama OKI dan Liga Arab untuk menghentikan perang di Gaza.
Terpilihnya Retno ini juga sudah disepakati oleh para pemimpin OKI pada KTT Luar Biasa di Riyadh pekan lalu.
3. Layanan telepon dan internet di Gaza sudah terputus

Semua layanan telepon dan internet di seluruh Jalur Gaza telah terputus, yang menyebabkan 2,3 juta penduduknya terputus dari dunia luar dan satu sama lain. Hal ini disampaikan oleh perusahaan telekomunikasi Palestina, Jawwal dan Paltel.
"Kami dengan menyesal mengumumkan bahwa semua layanan telekomunikasi di Jalur Gaza tidak berfungsi karena semua sumber energi yang menopang jaringan telah habis, dan bahan bakar tidak diperbolehkan masuk," ungkap perusahaan-perusahaan tersebut.
Mereka telah memperingatkan sehari sebelumnya, bahwa Gaza menghadapi pemadaman listrik total karena kurangnya bahan bakar untuk mengoperasikan pusat data utama dan saklar. Perusahaan mengatakan elemen dasar jaringan telah mengandalkan baterai sejak Rabu sore.