Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Ricuh di Iran Terjadi Imbas 2.000 Perempuan Dilarang Memasuki Stadion

Presiden Iran Ebrahim Raisi. (Instagram.com/raisi_org)

Jakarta, IDN Times -  Kemarahan publik terjadi di Iran pada Rabu (30/03/2022), setelah ribuan perempuan yang membawa tiket ditolak masuk ke stadion saat laga Iran melawan Lebanon digelar. 

Presiden Iran, Ebrahim Raisi, memerintahkan Kementerian Dalam Negeri, gubernur setempat, dan jaksa agung di daerah tersebut untuk melakukan penyelidikan. Dia juga menyebut kejadian itu sebagai 'sesuatu yang tidak dapat diterima'. 

Kualifikasi Piala Dunia melawan Lebanon pada Selasa (29/03/2022) waktu setempat dimenangkan oleh Iran 2-0. Laga tersebut berlangsung di stadion Imam Reza di kota timur laut Mashhad, Iran. Sekitar 2.000 perempuan yang telah membeli tiket pertandingan berkumpul di sekeliling stadion tetapi tidak diizinkan masuk.

1. Gubernur Mashhad meminta maaf atas insiden tersebut

Sebagai salah satu pimpinan daerah di Kota Mashhad, Gubernur Mashhad, Mohsen Davari, telah meminta maaf atas insiden tersebut.

Dia mengatakan, “saya minta maaf karena banyak orang tidak bisa masuk ke stadion. Sayangnya, sejumlah besar orang di luar dilarang menonton pertandingan.”

Jaksa Agung, Mohammad Jafar Montazeri, juga memberikan komentar atas peristiwa itu.

"Jika kondisi memungkinkan penjualan tiket untuk perempuan, tempat yang cocok harus ditentukan untuk mereka," kata Montazeri, dilansir Arab News

"Tidak dapat diterima (perempuan yang tidak diizinkan masuk) dan menunjukkan manajemen yang buruk," sambung dia. 

Iran secara umum melarang perempuan menonton sepak bola di stadion dan sejumlah olahraga sejak revolusi 1979. 

2. FIFA perintahkan Iran untuk tak membatasi perempuan untuk menonton sepak bola

Pada September 2019, FIFA telah memerintahkan Iran untuk mengizinkan perempuan mengakses stadion tanpa batasan. FIFA juga menyarankan agar jumlah penonton perempuan disesuaikan dengan permintaan tiket, dilansir RFERL

FIFA menyatakan perintah seruan tersebut dengan ancaman skors. Hal tersebut dilatarbelakangi oleh insiden seorang perempuan fans Iran, Sahar Khodayari, meninggal setelah membakar dirinya sendiri karena takut dipenjara setelah mencoba menghadiri pertandingan dengan menyamar. 

Dia dilaporkan telah ditahan pada 2018 ketika dia mencoba memasuki stadion dengan berpakaian seperti laki-laki. Kematiannya telah memicu protes dan mengakibatkan seruan agar Iran dilarang dan pertandingannya diboikot.

3. Iran lolos ke Piala Dunia 2022 Qatar

Kemenangan atas Lebanon memastikan Iran lolos ke Piala Dunia 2022. Iran menemani empat negara Asia lainnya yang lolos ke Piala Dunia 2022, yaitu Jepang, Arab Saudi, Korea Selatan, dan Qatar. 

Sayangnya, insiden diskrimasi terhadap perempuan itu membuat banyak orang mengajukan tuntutan agar segera mengeluarkan Iran dari Piala Dunia. Sebelum insiden ini terjadi, Iran telah memberi tahu publik bahwa hanya segelintir perempuan yang diizinkan menghadiri pertandingan tim nasional Iran di Stadion Azadi Teheran.

Hanya sedikit perempuan yang diperkenankan menonton pertandingan sepak bola, seperti pertandingan melawan Korea Selatan pada Oktober 2021 dan melawan Irak pada Januari 2022. Hal tersebut menunjukkan masih kentalnya kebijakan Iran dengan diskriminasi terhadap perempuan.  

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Vanny El Rahman
EditorVanny El Rahman
Follow Us