Joshua Wong dan Agnes Chow Ting Bebas dengan Jaminan

Aktivis Hong Kong itu mengaku tidak jera melawan pemerintah

Hong Kong, IDN Times - Dua aktivis pro-demokrasi Hong Kong, Joshua Wong dan Agnes Chow Ting, telah dibebaskan dengan jaminan pada Jumat malam (30/8). Wong dan Agnes, masing-masing adalah pendiri Partai Demosisto, dikeluarkan dari markas kepolisian setelah ditahan pada pagi harinya.

Menurut informasi yang dibagikan Demosisto melalui Twitter, Wong ditangkap pada pukul 07.30 ketika sedang berjalan menuju sebuah stasiun kereta api. Sedangkan Chow Ting dibawa dari tempat tinggalnya ke kantor polisi dalam waktu hampir bersamaan dengan Wong.

1. Wong mengaku sangat geram dengan penangkapan para aktivis

Setelah menghirup udara bebas, Wong menuliskan di akun Twitter pribadinya bahwa dia "sudah menduga akan ditangkap dan dipersekusi lagi" karena keterlibatannya dalam rangkaian aksi unjuk rasa pro-demokrasi. Selain Wong dan Chow Ting, aktivis lain yang ditangkap adalah Andy Chan, tapi hingga kini belum ada laporan soal nasibnya.

"Kami sangat marah terhadap penangkapan besar-besaran pada hari sebelum 31 Agustus. Sungguh konyol bahwa polisi menargetkan tokoh-tokoh terkemuka tertentu dari pergerakan sosial di masa lalu dan membingkai mereka sebagai pemimpin dari protes terhadap rancangan undang-undang ekstradisi ini," tulis Wong.

Baca Juga: Aktivis Pro-Demokrasi Joshua Wong Ditangkap Polisi Hong Kong

2. Ia menegaskan tidak ada pemimpin dalam demonstrasi ini

Joshua Wong dan Agnes Chow Ting Bebas dengan JaminanAktivis pro-demokrasi Hong Kong, Joshua Wong dan Agnes Chow Ting, ketika ditahan kepolisian pada 30 Agustus 2019. twitter.com/joshuawongcf

Wong kemudian menggarisbawahi rangkaian demonstrasi selama hampir tiga bulan ini "tidak memiliki pemimpin", termasuk Demosisto. "Sekali lagi kami tegaskan bahwa Demosisto tidak pernah mengambil peran memimpin apa pun selama pergerakan," tulisnya.

Ia menilai bahwa teror serta persekusi terhadap orang-orang yang mengkritik pemerintah ini sebagai "taktik bodoh dan kuno yang digunakan oleh kepolisian untuk menyenangkan Beijing".

31 Agustus sendiri merupakan hari yang diingat oleh Hong Kong dan Beijing. Pasalnya, pada lima tahun lalu di hari yang sama, Beijing menetapkan status demokrasi terbatas di Hong Kong di mana seorang pemimpin eksekutif dan anggota Dewan Legislatif dipilih bukan secara demokratis.

Pemilihan berlangsung dengan kandidat yang diseleksi oleh Beijing. Sebanyak 1.200 anggota komite pemilihan yang berhak menentukan siapa pemimpin Hong Kong juga merupakan loyalis pemerintah Tiongkok daratan.

Peristiwa ini membuat aktivis pro-demokrasi turun ke jalan di mana protes mereka kemudian dikenal sebagai Gerakan Payung (Umbrella Movement). Wong dan Chow Ting termasuk sebagai tokoh unjuk rasa.

3. Wong mengaku tidak akan menyerah

Joshua Wong dan Agnes Chow Ting Bebas dengan JaminanJoshua Wong ketika dibebaskan dari penjara pada 17 Juni 2019 setelah menjalani satu bulan hukuman. ANTARA FOTO/REUTERS/Tyrone Siu

Wong sendiri pernah dipenjara pada Mei dan dibebaskan sebulan setelahnya karena keterlibatannya dalam protes lima tahun lalu tersebut. Meski kembali menjadi musuh otoritas Hong Kong, Wong mengaku tidak jera.

"Kami takkan menyerah," ucapnya setelah bebas. Ia juga meminta komunitas internasional untuk mengatakan kepada Presiden Tiongkok, Xi Jinping, bahwa "mengirimkan pasukan atau memakai dekrit darurat bukanlah jalan keluar".

4. Wong dan Chow Ting ditangkap karena terkait peristiwa penyerbuan markas polisi

Joshua Wong dan Agnes Chow Ting Bebas dengan JaminanAndy Chan, aktivis Hong Kong yang ikut ditangkap pada Kamis malam (29/8). Hong Kong Free Press

Dilansir dari South China Morning Post, kepolisian mengatakan Wong dijerat dalam tiga kasus yaitu mengorganisir, mendorong, dan terlibat dalam pertemuan ilegal. Peristiwa yang dimaksud adalah saat demonstran menyerbu markas kepolisian di Wan Chai pada 21 Juni lalu.

Sementara itu, Chow Ting ditangkap karena tuduhan mendorong dan terlibat dalam peristiwa yang sama. Penangkapan trio aktivis yang menjadi tokoh utama demonstrasi tersebut dilakukan berbarengan dengan pelarangan aksi unjuk rasa pada pekan ini oleh polisi.

5. Demosisto mengecam langkah pemerintah

Joshua Wong dan Agnes Chow Ting Bebas dengan JaminanPengunjuk rasa mengumpulkan batu bata saat bentrok dengan polisi huru-hara di Hong Kong. ANTARA FOTO/REUTERS/Willy Kurniawan

Menurut Demosisto, pemerintah berusaha mendelegitimasi rangkaian aksi unjuk rasa yang berlangsung hampir tiga bulan ini sebagai peristiwa yang ditunggangi oleh aktor eksternal dan bukannya keinginan warga Hong Kong.

"[Penangkapan-penangkapan ini] ditujukan untuk melukis sebuah gambar di mana gerakan anti-ekstradisi didorong oleh dalang-dalang tertentu di balik layar, seperti untuk mengabaikan lima tuntutan yang diajukan masyarakat."

Demonstrasi di Hong Kong terjadi hampir tiga bulan dengan melibatkan massa dari berbagai macam latar belakang. Awalnya, mereka menuntut pencabutan RUU Ekstradisi.

Setelah bergulir beberapa waktu, ada lima tuntutan terhadap pemerintah termasuk pencabutan RUU Ekstradisi sepenuhnya, investigasi terhadap brutalitas polisi, serta pelaksanaan demokrasi.

Baca Juga: Trio Aktivis Hong Kong Ditangkap untuk Akhiri Unjuk Rasa Pro-Demokrasi

Topik:

Berita Terkini Lainnya