Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Rusia Bantah Lakukan Kejahatan Perang Terhadap Warga Sipil Ukraina  

Ilustrasi bangunan rusak (unsplash.com/Evgeniy Alyoshin)

Jakarta, IDN Times - Duta Besar Rusia untuk Inggris, Andrey Kelin, membantah laporan yang mengatakan pasukan Moskow melakukan kejahatan perang di Ukraina. 

Melansir Al Jazeera, Kelin juga menyalahkan negara-negara Barat, termasuk Inggris, lantaran menjanjikan senjata jarak jauh kepada Ukraina.

1. Bantuan dari Inggris ke Ukraina dianggap bukan ancaman bagi Rusia

Potret tentara Inggris dan Ukraina (twitter.com/DefenceHQ)

Kelin menyebut senjata jarak jauh menjadi ancaman bagi rakyat Rusia dan mereka yang pro-Moskow di Ukraina. Hal itu membuat pasukannya harus masuk lebih dalam ke wilayah Ukraina demi melindungi warga sipil.

“Kita harus memindahkan garis ini lebih jauh, lebih dalam ke Ukraina hanya untuk menghindari ancaman lebih lanjut ke wilayah Rusia dan ke wilayah Donbass,” ujar Kelin pada Jumat (3/3/2023), dilansir Al Jazeera.

“Jadi, dengan cara ini, negara-negara Barat, mereka menghancurkan Ukraina sendiri,” sambung dia.

Duta besar itu menyoroti langkah Perdana Menteri Inggris Rishi Sunak, yang pada Februari lalu berjanji mengirim senjata jarak jauh dan melatih pilot jet tempur Ukraina. Menurutnya, itu tidak akan mengancam Rusia di medan perang.

“Saya tidak percaya itu akan menjadi ancaman serius bagi kami. Hanya Inggris yang mengatakan secara langsung bahwa mereka akan menyediakan senjata jarak jauh untuk tentara Ukraina, dan kami yakin senjata jarak jauh ini akan digunakan untuk menyerang sasaran sipil,” kata Kelin.

2. Rusia bantah lakukan pembunuhan dan pemerkosaan terhadap warga sipil Ukraina

Kelin juga membantah laporan bahwa pasukan Rusia bersalah atas pembunuhan dan pemerkosaan terhadap warga Ukraina, termasuk di wilayah Bucha, Irpin, dan Mariupol.

Pada akhir Maret, lebih dari seribu jenazah warga sipil ditemukan di Bucha usai pasukan Rusia mundur dari wilayah itu. Menurut laporan polisi Kiev, sekitar 650 orang telah dieksekusi.

Ketika musim dingin, pasukan Rusia kerap mengincar infrastruktur sipil Ukraina, seperti menghancurkan fasilitas nuklir, air dan pemanas dengan serangan rudal. Namun, Kelin membantah pasukannya menargetkan fasilitas tersebut.

3. Lebih dari 8 ribu warga sipil tewas akibat invasi Rusia ke Ukraina

Presiden Ukraina, Volodymyr Zelenskyy (instagram.com/zelenskiy_official)

Sejauh ini, PBB mencatat lebih dari 8 ribu warga sipil, termasuk 500 anak-anak tewas akibat invasi Rusia ke Ukraina.

Terkait “operasi militer khusus”, istilah yang digunakan Rusia soal konflik di Ukraina, Kelin mengatakan itu mirip seperti perang saudara. 

“Di satu sisi, ya. Di satu sisi itu bahkan, Anda bisa menyebutnya, perang saudara karena di kedua bagian itu, kami tidak membuat garis antara orang Rusia dan orang Ukraina di daerah yang berisi banyak orang Rusia,” ungkap Kelin.

Tahun lalu, Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy menganggap pasukan Rusia melakukan genosida dengan membunuh, menyiksa, dan memerkosa warga sipil di wilayahnya, dilansir Daily Sabah.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Vanny El Rahman
EditorVanny El Rahman
Follow Us