Rusia Kecam Larangan Warganya Bawa Mobil ke Uni Eropa

Jakarta, IDN Times - Pemerintah Rusia mengecam keputusan Uni Eropa (UE) yang melarang warganya masuk menggunakan mobil dan membawa barang pribadi ke negara Eropa. Moskow menganggap kebijakan tersebut adalah tindakan rasis.
Keputusan ini merupakan lanjutan sanksi terbaru UE kepada Rusia atas invasi skala besar ke Ukraina pada Februari 2022. Sejumlah pihak pun menyayangkan kebijakan UE ini karena akan berdampak pada warga Rusia yang menentang kebijakan dari Kremlin.
1. Kremlin sebut ini adalah bentuk rasisme dari UE
Juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia, Maria Zakharova mengatakan bahwa kebijakan larangan masuk barang milik warga Rusia ini adalah bentuk rasisme yang ditunjukkan oleh Uni Eropa.
"Ini bukanlah kebijakan sanksi, ini tidak akan menguntungkan ekonomi Eropa yang mengalami penurunan. Namun, ini adalah sebuah bentuk rasisme. Ini benar-benar rasisme yang nyata dan sederhana," tutur Zakharova pada Senin (11/9/2023), dikutip Reuters.
Mantan Presiden Rusia, Dmitry Medvedev pun ikut mengecam tindakan Eropa dan menyebut ini sama saja dengan meludah ke semua warga Rusia.
"Mereka memperlakukan warga Rusia seperti setengah binatang dengan asal usul yang buruk. Apa yang dapat kami lakukan? Jelasnya kami tidak akan melakukan pembatasan seperti yang dilakukan UE. Kami tidak rasis. Lebih baik dengan menghentikan hubungan diplomatik dengan UE untuk sementara waktu," sambungnya.
2. Mobil mewah asal Rusia dilarang masuk ke UE
Berdasarkan pembaruan sanksi ke-11 yang dipublikasikan Komisi Eropa pekan lalu terkait impor barang dari Rusia, terdapat tambahan barang dan produk yang tidak diperbolehkan masuk ke dalam teritori UE dari Rusia.
Dilaporkan Euractiv, warga Rusia dilarang membawa masuk mobil mewah ke negara anggota UE. Sedangkan mobil yang masuk dikategorikan mewah adalah yang harganya melebihi 50 ribu euro (Rp823 juta) atau di atas 1900 cc, termasuk juga mobil listrik dan mobil hybrid.
Namun, sanksi tersebut tidak mencakup status mobil milik warga Rusia yang sudah berada di negara-negara UE. Pasalnya, terdapat ribuan mobil berpelat Rusia yang berada di negara anggota UE, terutama di Bulgaria.
Selain mobil, terdapat larangan bagi warga Rusia untuk membawa barang yang memiliki dua fungsi, seperti make-up, pasta gigi, deodoran, pisau cukur, tisu toilet, ponsel, dan berbagai barang dari Rusia lainnya.
3. UE kecam pemilu lokal di wilayah dudukan Rusia di Ukraina

Pada hari yang sama, Uni Eropa (UE) mengecam penyelenggaraan pemilu lokal di wilayah dudukan Rusia di Ukraina. Brussels memperingatkan kepada pejabat lokal yang didukung Kremlin dan pengorganisir pemilu akan mendapat konsekuensi atas hal ini.
"Uni Eropa tidak akan mengakui proses pemilihan yang dianggap sebagai sebuah pemilu maupun hasilnya. Semua pejabat politik antek Rusia dan semua yang terlibat dalam penyelenggaraan pemilu ini akan menerima konsekuensi atas apa yang dilakukannya," tutur delegasi UE di Ukraina, dikutip The Moscow Times.
Otoritas Ukraina sudah mengumpulkan dan mandaftar siapa saja kolaborator Rusia yang membantu dalam penyelenggaraan pemilu di Luhansk, Kherson, Donetsk, Zaporizhzhia, dan Krimea tersebut.
Namun, UE tidak memberikan secara spesifik hukuman apa yang akan diberikan kepada para pejabat di wilayah dudukan Rusia tersebut. Dari hasil pemilu diketahui Partai United Russia menang telak dan berhak menduduki kursi mayoritas parlemen lokal.