Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Rusia Klaim Ukraina Buka Front Perang Kedua di Afrika

Intinya sih...
  • Pemerintah Rusia mengecam Ukraina yang diduga memberikan informasi kepada pemberontak di Mali, menyebabkan puluhan pasukan PMC Wagner tewas.
  • Munculnya dugaan keterlibatan Badan Intelijen Militer Ukraina (HUR) membuat Mali memutus hubungan diplomatik dengan Ukraina.
  • Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Rusia menuding Ukraina membuka front perang kedua di Afrika dan membantu kelompok teroris di negara Afrika yang bersahabat dengan Moskow.

Jakarta, IDN Times - Pemerintah Rusia mengecam Ukraina yang diduga memberikan informasi kepada pemberontak di Mali yang mengakibatkan puluhan pasukan PMC Wagner tewas. Rusia mengklaim bahwa Ukraina sudah membuka front perang kedua di Afrika melawan pasukan Rusia. 

Munculnya dugaan keterlibatan Badan Intelijen Militer Ukraina (HUR) dalam kekalahan besar tentara Mali dan PMC Wagner, membuat Bamako geram. Mali pun langsung memutus hubungan diplomatik dengan Ukraina yang diklaim mencampuri urusan dalam negaranya. 

1. Zakharova klaim Ukraina tidak mampu mengalahkan Rusia

Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Rusia, Maria Zakharova. (x.com/mfa_russia)

Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Rusia, Maria Zakharova menuding Ukraina melakukan ini karena tidak mampu mengalahkan Rusia di medan perang. 

"Karena tidak mampu mengalahkan Rusia di medan perang, rezim kriminal yang dipimpin Volodymyr Zelenskyy sudah membuka front perang kedua di Afrika. Ukraina sudah membantu kelompok teroris di negara Afrika yang bersahabat dengan Moskow," tegasnya pada Rabu (7/8/2024), dikutip The Moscow Times

Pada akhir Juli, pemberontak Tuareg mengaku telah membunuh lebih dari 84 pasukan PMC Wagner dari Rusia dan 47 tentara Mali. Kekalahan ini disebut sebagai yang terbesar dialami kelompok pembunuh bayaran tersebut di Afrika. 

Bahkan, sempat tersiar kabar bahwa pemberontak Tuareg menawarkan untuk menyerahkan sejumlah tawanan PMC Wagner ke Ukraina. 

2. Warga Rusia beri penghormatan terhadap tentara Wagner yang tewas di Mali

Pada Minggu (4/8/2024), puluhan orang dan keluarga melakukan aksi penghormatan terakhir kepada pasukan PMC Wagner yang tewas di Mali. Aksi tersebut dilakukan hanya beberapa meter dari Kremlin. 

Dilaporkan Reuters, sejumlah pria mengenakan seragam militer disertai lokasi berlogo Wagner juga hadir dalam acara tersebut. Mereka melakukan penghormatan dengan berlutut di depan foto-foto pasukan Wagner yang tewas di Mali. 

Dalam acara tersebut, orang yang hadir juga membentangkan bendera PMC Wagner dan menyalakan lilin. Prosesi tersebut juga menghadirkan keluarga korban yang membawa foto dan meletakkan bunga anyelir di bawah foto tentara yang tewas. 

3. Ukraina mengadakan kunjungan di tiga negara Afrika

Menteri Luar Negeri Ukraina, Dmytro Kuleba sejak Senin (5/8/2024), sudah mengadakan tur ke Benua Afrika. Ia direncanakan mengunjungi Malawi, Zambia, dan Mauritius untuk meningkatkan hubungan diplomatik dengan negara-negara Afrika. 

"Semua pertemuan ini akan difokuskan pada pembangunan hubungan bilateral yang didasarkan pada kepentingan dan penghormatan bersama. Di antara topik penting ini adalah partisipasi negara-negara Afrika dalam mengembalikan perdamaian di Ukraina dan seluruh dunia," tuturnya. 

Sejumlah negara-negara Afrika ikut andil dalam KTT perdamaian yang diadakan Ukraina di Swiss pada Juni lalu. Namun, mayoritas menolak mendukung upaya Barat untuk mengisolasi Rusia sebagai pemasok energi dan berbagai komoditas lain di dunia. 

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Brahm
EditorBrahm
Follow Us