Rusia Sebut Israel Tolak Mediasi Terkait Iran

- Rusia memperingatkan konflik Iran-Israel tidak dapat diprediksi
- Rusia akan berupaya mendorong Iran dan Israel bernegosiasi damai
Jakarta, IDN Times - Juru Bicara Kepresidenan Rusia, Dmitry Peskov, pada Selasa (17/6/2025), mengatakan bahwa Israel menolak tawaran mediasi dari Rusia untuk meredam konflik dengan Iran.
“Untuk sementara ini, kami melihat adanya keengganan Israel untuk soal tawaran mediasi dari Rusia. Padahal ini bertujuan mengakhiri konflik dengan Iran,” terang Peskov, dikutip The Kyiv Independent.
Pada akhir pekan lalu, Rusia sudah menawarkan diri menjadi mediator konflik Iran-Israel. Moskow menyebut akan terus berkomunikasi dengan Teheran dan Tel-Aviv.
1. Peringatkan konflik Iran-Israel tidak dapat diprediksi
Peskov mengatakan bahwa berlanjutan konflik Iran-Israel sudah mencapai titik yang tidak dapat diprediksi karena berlangsung cepat.
“Situasi konflik Iran dan Israel berada dalam pola yang semakin meningkat secara cepat. Tingkat konflik ini sudah mencapai titik yang tidak dapat diprediksi kelanjutannya,” ungkapnya, dilansir Anadolu Agency.
Ia memperingatkan agar kedua belah pihak bersedia untuk menahan diri dari serangan balasan yang hanya akan menimbulkan eskalasi dan perluasan perang di Timur Tengah.
2. Rusia akan berupaya mendorong Iran dan Israel bernegosiasi
Anggota Parlemen Rusia, Leonid Slutsky mengungkapkan bahwa Rusia akan menjadi mediator yang efektif untuk menyelesaikan konflik Iran dan Israel, tidak seperti G7.
“G7 tidak mampu memberikan pengaruh konstruktif dalam mengakhiri krisis Israel dan Iran. Sebaliknya, Rusia memiliki kesempatan besar untuk menjadi mediator yang efektif. Kami melihat bahwa masalah nuklir Iran tidak dapat diselesaikan dengan cara militer,” ungkapnya, dikutip Tass.
Ia menyebut bahwa sejauh ini tidak ada bukti bahwa Iran menipu seluruh dunia dengan menciptakan senjata nuklir. Ia mengatakan, Rusia akan berupaya membawa Iran dan Israel bernegosiasi damai.
3. Kanselir Jerman tolak Rusia menjadi mediator konflik Iran-Israel
Kanselir Jerman Friedrich Merz menolak kemungkinan Presiden Rusia Vladimir Putin menjadi mediator untuk menyelesaikan konflik Iran-Israel.
“Secara pribadi, saya tidak melihat Putin bisa berperan sebagai mediator dalam konflik Iran dan Israel. Putin seharusnya berfokus untuk mengakhiri konflik di Ukraina,” tandasnya, dilansir DPA International.
Ia mengaku akan menyambut baik jika Putin berniat mengakhiri perang di Ukraina. Ia mengatakan bahwa Ukraina saat ini masih terdampak konflik besar di Eropa yang harus diselesaikan.
Rusia selama ini memiliki hubungan dekat dengan Iran. Teheran diduga telah menyuplai drone Shahed kepada Moskow untuk melancarkan serangan di Ukraina.