Siklon Chido Sebabkan 94 Orang Tewas di Mozambik

Jakarta, IDN Times - Institut Nasional Manajemen Risiko dan Bencana (INGD) Mozambik mengatakan bahwa Siklon Chido telah menyebabkan 94 orang tewas hingga Minggu (22/12/2024). Jumlah itu meningkat dari laporan sebelumnya yang berjumlah 76 orang.
Chido menghantam pada minggu lalu dengan kecepatan angin 260 kilometer per jam dan curah hujan 250 milimeter dalam 24 jam pertama. Siklon itu lebih dulu menghantam Mayotte, bagian wilayah Prancis, sebelum bergerak ke Mozambik, Malawi, dan Zimbabwe.
1. Dampak Chido di Mozambik
INGD melaporkan, Chido juga menyebabkan 768 orang terluka dan lebih dari 622 ribu orang terkena dampak bencana alam. Lebih dari 109.793 siswa terkena dampaknya, dengan infrastruktur sekolah rusak parah, dan sekitar 52 unit sanitasi rusak, dilansir dari BBC.
Chido menghantam provinsi-provinsi utara yang sering dilanda siklon tropis. Badai pertama kali mencapai Cabo Delgado kemudian bergerak lebih jauh ke pedalaman hingga Niassa dan Nampula.
Siklon tropis ditandai oleh kecepatan angin yang sangat tinggi, curah hujan tinggi, dan gelombang badai, yang merupakan kenaikan permukaan laut dalam jangka pendek. Hal ini sering kali menyebabkan kerusakan dan banjir yang meluas.
Pengaruh perubahan iklim terhadap masing-masing siklon tropis sulit dinilai karena kompleksitas sistem badai ini. Namun, kenaikan suhu memengaruhi badai ini dalam cara yang dapat diukur.
Badan iklim Perserikatan Bangsa-Bangsa, IPCC, meyakini bahwa manusia berkontribusi terhadap peningkatan curah hujan yang berkaitan dengan siklon tropis.
2. Mozambik juga mengalami kekacauan akibat pemilu

Siklon melanda Mozambik ketika negara sedang menghadapi krisis setelah pemilihan presiden. Daniel Chapo, calon partai berkuasa Frelimo, telah memenangi pemilu presiden pada Oktober, tapi dituduh partai oposisi melakukan kecurangan pemilu, dilansir dari News24.
Protes kemenangan Chapo yang berlangsung rusuh menyebabkan setidaknya 130 orang tewas. Polisi dituduh menggunakan peluru tajam terhadap demonstran.
Chapo akan dilantik jadi presiden pada 15 Januari jika Dewan Konstitusi menyetujui hasil pemilu pada 23 Desember. Pemimpin oposisi Venancio Mondlane, yang meraih posisi kedua dalam pemilu, mengancam akan menimbulkan kekacauan jika Dewan Konstitusi menyetuji hasil pemungutan suara.
Pada Minggu, Chapo telah mengunjungi daerah yang terkena dampak siklon. Dia mengimbau publik agar warga di seluruh negeri menyumbangkan makanan dan pakaian.
"Sekalipun kami menggunakannya, saudara-saudara kami membutuhkannya," ujarnya.
3. Dampak siklon di Mayotte dan Malawi

Chido merupakan badai terburuk yang melanda Mayotte dalam 90 tahun terakhir. Kementerian Dalam Negeri Prancis menyampaikan, peristiwa itu menyebabkan 35 orang tewas dan sekitar 2.500 orang terluka.
Jumlah korban diperkirakan jauh lebih tinggi karena banyaknya migran tak berdokumen dari Komoro, yang cenderung mendiami banyak daerah kumuh di Mayotte yang rata dengan tanah akibat badai.
Warga di Mayotte saat ini kekurangan kebutuhan pokok, sementara air bersih berangsur-angsur kembali mengalir ke ibu kota wilayah itu. Kementerian mengatakan, sekitar 100 ton peralatan dikirimkan setiap hari.
Menteri Dalam Negeri Bruno Retailleau mengatakan 80 ton makanan dan 50 ton air telah didistribusikan.
Setelah melanda Mozambik, siklon tersebut bergerak ke Malawi, dengan intensitas yang berkurang. Di sana, Chido menyebabkan 13 orang tewas dan melukai hampir 30 orang di sana.