Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Sungai Amazon Brasil Alami Kekeringan Terburuk dalam 121 Tahun

ilustrasi (Unsplash.com/Oleksand Sushko)

Jakarta, IDN Times - Pelabuhan yang berada di aliran sungai utama di hutan Amazon, Brasil, airnya mengalami rekor permukaan terburuknya. Banyak perahu yang terdampar di pelabuhan yang berada di Manaus, negara bagian Amazonas, sehingga tidak dapat mengirim makanan dan air ke desa-desa terpencil.

Pelabuhan itu pernah melaporkan level permukaan air terendah sepanjang masa pada 2010. Tapi pada Senin (16/10/2023), ketinggian air hanya 13,59 meter. Itu rekor level permukaan air terburuk sejak pencatatan dilakukan pada 1902.

Kekeringan di sungai-sungai hutan Amazon telah mencapai titik terburuknya yang disebut bersejarah. Ini telah berdampak buruk pada ekosistem hutan dan ratusan ribu orang yang mengandalkan aliran air tersebut.

1. Kekeringan disebabkan oleh El Nino

ilustrasi (Unsplash.com/Yoda Adaman)

Kekeringan parah telah melanda anak sungai di hutan hujan Amazon Brasil. Transportasi yang dilakukan melalui jalur aliran air tersebut kini terganggu, sehingga menunda pasokan makanan dan air ke desa-desa terpencil.

Dilansir VOA News, pelabuhan Manaus yang merupakan kota terpadat di kawasan tersebut, merupakan pelabuhan utama tempat perahu-perahu bersandar. Tapi pada Senin, air permukaan di pelabuhan itu mencapai titik terendah setidaknya dalam 121 tahun terakhir.

Kekeringan saat ini, menurut Kementerian Ilmu Pengetahuan Brasil, disebabkan oleh fenonema iklim El Nino. Hal itu telah mendorong cuaca ekstrem secara global yang berdampak pada ekosistem Amazon.

Kementerian memperingatkan, kekeringan bakal berlangsung setidaknya hingga Desember, saat dampak El Nino diperkirakan mencapai puncaknya.

2. Tiga bulan tidak mengalami hujan

Penduduk yang dekat dengan pelabuhan Manaus mengeluh karena tidak mendapatkan pasokan penting akibat kekeringan yang terjadi.

Pedro Mendonca, penduduk yang tinggal di Santa Helena do Ingles yang berada di sebelah barat Manaus, bersyukur karena akhir pekan lalu dapat kiriman dari LSM Fundacao Amazonia Sustentave (SAS).

"Kami sudah tiga bulan tidak mendapat hujan di komunitas kami. Ini jauh lebih panas dibandingkan kekeringan sebelumnya," kata Mendonca dikutip dari The Guardian.

Pusat peringatan bencana Brasil mengatakan, beberapa wilayah hutan Amazon telah mengalami tingkat curah hujan yang rendah pada Juli hingga September. Hal ini terjadi sejak 1980.

Pekan lalu, SAS turun ke lapangan dan menyebar ke seluruh wilayah yang kering di dekat Manaus untuk mengirim makanan dan pasokan penting lain. Kekeringan kali ini telah mengancam akses penduduk terhadap makanan, air minum, dan obat-obatan yang biasa diangkut lewat jalur sungai.

3. Penduduk sakit karena air tidak sehat

ilustrasi (Unsplash.com/Adam Smigielski)

Kekeringan juga telah menurunkan kualitas air bersih. Dilansir Reuters, salah satu penduduk di Santa Helena do Ingles, Luciana Valentin, mengaku kekeringan telah mengurangi ketinggian dan kebersihan air. 

"Anak-anak kami diare, muntah-muntah, dan sering demam karena air," katanya.

Kekeringan yang melanda hutan Amazon, menurut badan pertahanan sipil negara bagian Amazonas, telah berdampak pada 481 ribu orang. Suhu panas yang meningkat juga dilaporkan telah membunuh sekitar 100 lumba-lumba sungai Amazon.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Vanny El Rahman
EditorVanny El Rahman
Follow Us