Tadamichi Kuribayashi: Jenderal Jepang di Pertempuran Iwo Jima

Sejarah perang dunia ke-2 selalu menarik untuk dibahas. Salah satu hal yang paling berkesan di momen itu adalah dimana Jepang mengumumkan perang terhadap Amerika Serikat. Dimulai ketika Jepang menyerang Pearl Harbour pada Desember 1941, kedua kubu ini terlibat dalam berbagai pertempuran sengit.
Jepang yang saat itu hampir menguasai seluruh wilayah Asia membuat pasukan AS bertindak secara besar-besaran. Salah satu yang paling terkenal adalah pertempuran Iwo Jima pada 1945. Dari pihak Jepang, pertempuran ini dibawahi oleh seorang Jenderal bernama Tadamichi Kuribayashi. Berikut beberapa fakta menarik beliau.
1. Lahir dari keluarga samurai

Tadamichi Kuribayashi lahir pada 07 Juli 1891 di prefektur Nagano, Jepang. Dia adalah generasi kelima dari keluarga Kuribayashi yang melayani enam kaisar sebagai samurai. Kuribayashi lulus dari Sekolah Menengah Nagano pada tahun 1911. Meski awalnya dia bercita-cita menjadi jurnalis, Kuribayashi dibujuk oleh instruktur SMA-nya untuk masuk Akademi Tentara Kekaisaran Jepang .
Kuribayashi lulus dari kelas ke-26 Akademi Angkatan Darat pada tahun 1914. Ia memiliki keahlian dalam hal kavaleri . Dia melanjutkan ke Sekolah Kavaleri Angkatan Darat pada tahun 1918. Pada tahun 1923, dia lulus dari kelas ke-35 dari Sekolah Tinggi Perang Angkatan Darat dengan nilai bagus dan menerima pedang militer dari Kaisar Taisho.
2. Berangkat ke AS

Pada tahun 1928, Kuribayashi dikirim sebagai wakil atase militer ke Amerika Serikat di Washington DC dan selama dua tahun tinggal di Amerika ia belajar di Universitas Harvard. Dia memperoleh perspektif yang berharga di sana dan paling terkesan dengan kekuatan ekonomi dan industri besar-besaran Amerika Serikat.
Saat belajar di Amerika Serikat, dia mendapat pemahaman langsung tentang musuh yang akhirnya akan dihadapi Jepang dalam Perang Dunia II. Dia adalah salah satu dari sedikit tokoh militer Jepang yang mengerti betapa besar potensi kekalahan Jepang dalam perang dengan Amerika Serikat dan berharap hal seperti itu dapat dihindari.
Kemudian dia juga sempat bekerja dengan memegang jabatan serupa di Kanada. Setelah kembali dari Kanada, ia bertugas di Staf Umum di Tokyo. Pada tahun 1940, dia telah dipromosikan menjadi mayor jenderal. Ketika perang pecah pada bulan Desember 1941, ia menjabat sebagai kepala staf Angkatan Darat ke-23 yang ditugaskan untuk menaklukkan Hong Kong.
3. Dituduh kurang mendukung upaya Jepang dalam perang melawan AS

Ketika perang dimulai, Kuribayashi adalah salah satu dari sedikit orang di militer Jepang yang mengerti konsekuensi yang akan mereka dapatkan. Di beberapa kesempatan, dia mengatakan bahwa "Amerika adalah negara terakhir di dunia yang harus dilawan Jepang". Hal ini didukung dengan pernyataannya yang kadang-kadang mendukung perdamaian yang dirundingkan.
Hal ini menyebabkan beberapa anggota militer yang lebih radikal menuduhnya sebagai seorang yang mengalah dan kurang mendukung upaya perang Jepang. Namun, Kuribayashi adalah seorang prajurit yang setia dan berkomitmen dan pandangannya didasarkan pada pemahamannya tentang kekuatan militer Amerika.
Dia tahu bahwa itu adalah perang yang hampir tidak mungkin dimenangkan Jepang mengingat keunggulan Amerika yang luar biasa dalam hal sumber daya, tenaga kerja, ekonomi, dan hasil industri dibandingkan dengan Jepang. Kuribayashi benar-benar telah melihatnya sendiri dan sepenuhnya memahami betapa besarnya ketimpangan antara Jepang dan Amerika dan dia tidak ingin melihat Kekaisaran Jepang dihancurkan dalam perang di mana betul-betul tidak ada peluang untuk menang.
Meskipun demikian, begitu keputusan Jepang untuk tetap perang dengan AS itu dibuat, dia benar-benar berkomitmen untuk melakukan tugasnya dan akan melawan Amerika dengan segenap kemampuannya.
4. Dikirim ke Iwo Jima

Pada tahun 1943 ia dipromosikan menjadi letnan jenderal dan diberi komando divisi pengawal kekaisaran. Beberapa hari setelah itu, dia diberitahu bahwa dia akan ditugaskan untuk mempertahankan pulau Iwo Jima dan bahkan diberikan pengarahan oleh kekaisaran sebelum diterbangkan ke pulau itu untuk mengambil alih komando.
Ketika Kuribayashi tiba di Iwo Jima, dia sudah memiliki rencana di benaknya tentang bagaimana dia akan mengalahkan pasukan Amerika. Sayangnya, dia tidak tahu bahwa sebenarnya kekaisaran mengirimnya ke pulau itu sebagai bentuk pertahanan terakhir. Sebelumnya, beberapa pulau yang dikuasai oleh Jepang di pasifik sudah jatuh ke tangan AS. Yang tersisa adalah pulau Iwo Jima itu.
Menurut sejarawan, Kumiko Kakehashi, Kuribayashi sengaja dikirim untuk melakukan misi bunuh diri di pulau itu karena pandangannya yang mengatakan bahwa perang melawan AS adalah sebuah hal yang tidak menguntungkan dan harus di selesaikan dengan jalan perdamaian yang dirundingkan. Karena itu, dia dianggap pecundang dan harus dibunuh.
5. Kematian Kuribayashi

Kematian Kuribayashi sampai saat ini masih menjadi misteri. Kemungkinan besar dia meninggal dalam penyerangan Banzai (serangan bunuh diri) pada 26 Maret 1945. Namun menurut Sejarah Korps Marinir Amerika Serikat resmi bahwa peristiwa 26 Maret tersebut bukanlah serangan Banzai. Serangan itu merupakan serangan yang cukup strategis untuk perlawanan maksimum. Serangan itu mencapai puncaknya ketika kedua belah pihak saling serang dengan tangan kosong.
Jenazah Kuribayashi tidak dapat diidentifikasi karena dia melepas lencana perwiranya untuk berperang laiknya prajurit biasa. Menurut beberapa sumber, Kuribayashi diduga melakukan Seppuku (bunuh diri) di sekitar ngarai. Namun menurut putranya, Taro Kuribayashi, yang sempat bertanya kepada para tentara jepang yang selamat bahwa dia terbunuh karena serangan artileri.
Itulah beberapa fakta mengenai Tadamichi Kuribayasi. Beliau adalah seorang yang cerdas dan patut diapresiasi. Kisahnya dalam pertempuran Iwo Jima digambarkan dalam film berjudul "Iwo Jima". Jadi, bagaimana menurutmu?