Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Tawarkan Pembebasan Sandera, Hamas: Bola di Tangan Israel

Pasukan Hamas dalam Peringatan 25 tahun Hamas yang dirayakan di Gaza pada Desember 2012. (commons.wikimedia.org/Hadi Mohammad)
Intinya sih...
  • Hamas menawarkan pembebasan sandera Israel-AS dan pengembalian jenazah sebagai bagian dari perundingan gencatan senjata Gaza.
  • Israel menolak tawaran Hamas setelah usulan dari utusan Timur Tengah Presiden AS Donald Trump.

Jakarta, IDN Times - Kelompok pejuang Palestina, Hamas menyatakan, bola ada di tangan Israel. Pernyataan itu mereka lontarkan setelah menawarkan pembebasan sandera Israel-AS dan pengembalian jenazah empat orang lainnya sebagai bagian dari perundingan gencatan senjata Gaza.

Menyusul tawaran pada Jumat, Israel menyatakan, Hamas tidak bergeming sedikit pun setelah usulan dari utusan Timur Tengah Presiden AS Donald Trump.

Tahap pertama gencatan senjata, yang dimulai pada Januari, berakhir pada 1 Maret lalu, tanpa kesepakatan mengenai langkah selanjutnya. Seorang pejabat Hamas mengatakan, negosiasi dimulai di Doha pada Selasa.

"Bola ada di tangan Israel," kata juru bicara Hamas, Abdul Latif al-Qanou, dilansir dari Channel News Asia, Minggu (16/3/2025).

1. Hamas ingin Israel melaksanakan ketentuan gencatan senjata

ilustrasi peta Jalur Gaza (Mor, Public domain, via Wikimedia Commons)

"Kami ingin memperkuat perjanjian gencatan senjata dan memaksa (Israel) untuk melaksanakan ketentuannya," kata al-Qanou.

Ia menuduh Israel menunda penegakan gencatan senjata itu. Al-Qanou merujuk pada pemblokiran bantuan kemanusiaan yang sedang berlangsung memasuki Gaza sejak 2 Maret.

Seorang anggota biro politik Hamas mengatakan bahwa proposal untuk membebaskan tentara berusia 21 tahun Edan Alexander, dan mengembalikan jenazah empat sandera Israel-Amerika lainnya merupakan bagian dari kesepakatan.

Sebagai gantinya, Israel akan membebaskan tahanan Palestina, dengan jumlah yang masih dalam negosiasi, kata pejabat itu.

2. Pembicaraan berakhir dalam 50 hari

Gambar Kondisi Gaza(Unsplash.com;by Mohammed Ibrahim)

Pejabat itu mengatakan, pertukaran yang diusulkan dikondisikan dengan memulai negosiasi secara bersamaan untuk pelaksanaan fase kedua gencatan senjata. Menurutnya, pembicaraan berakhir dalam jangka waktu 50 hari.

Proposal itu juga menyerukan pembukaan segera semua penyeberangan perbatasan untuk memungkinkan masuknya bantuan kemanusiaan ke Gaza dan penarikan tentara Israel dari koridor Philadelphia.

Kantor Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menuduh Hamas menggunakan manipulasi dan perang psikologis. Mereka mengatakan, Netanyahu akan bertemu dengan beberapa menteri untuk menerima laporan terperinci dari tim negosiasi dan memutuskan langkah selanjutnya untuk membebaskan para sandera.

3. AS sebut tuntutan Hamas tidak praktis

Presiden Amerika Serikat, Donald Trump. (x.com/POTUS)

Gedung Putih menuduh Hamas membuat tuntutan yang sama sekali tidak praktis.

“Hamas bertaruh sangat buruk bahwa waktu ada di pihaknya,” kata Gedung Putih.

Selama fase awal gencatan senjata selama enam minggu yang mulai berlaku pada 19 Januari, militan membebaskan 33 sandera, termasuk delapan yang telah meninggal, sebagai ganti sekitar 1.800 tahanan Palestina yang ditahan di penjara Israel. Masih ada 58 sandera yang ditahan di Gaza, 34 di antaranya dinyatakan tewas oleh tentara Israel.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Jujuk Ernawati
EditorJujuk Ernawati
Follow Us