Telantarkan Anak Hingga Malnutrisi, Orangtua di Australia Dipenjara

- Kasus malnutrisi parah di Australia mengejutkan, orangtua dinyatakan bersalah karena membiarkan anak dalam kondisi kritis.
- Guru balet gadis tersebut mencurigai kondisinya dan melaporkannya ke pihak berwenang, kasus terungkap setelahnya.
- Kekerasan terhadap anak menjadi masalah global, faktor utama yang memicu kekerasan termasuk kemiskinan dan konflik bersenjata.
Jakarta, IDN Times - Kasus malnutrisi parah mengejutkan Australia, di mana anak-anak menjadi korban pengabaian ekstrem oleh orangtua mereka sendiri. Dua kasus yang baru-baru ini terungkap di Perth dan Brisbane menunjukkan betapa pentingnya peran lingkungan sekitar dalam mendeteksi dan mencegah kejahatan terhadap anak-anak.
1. Remaja dibiarkan kelaparan demi tetap seperti anak kecil

Kasus mengejutkan terjadi di Perth, Australia, di mana sepasang orangtua dinyatakan bersalah karena membiarkan putri mereka yang berusia 17 tahun dalam kondisi malnutrisi parah. Dilansir CNN, remaja tersebut hanya memiliki berat sekitar 27,3 kilogram dengan indeks massa tubuh (BMI) 12,5. Sang ayah bahkan memalsukan akta kelahiran agar putrinya tampak lebih muda dari usia sebenarnya. Mereka ingin anaknya tetap terlihat seperti "gadis kecil selamanya."
Hakim yang menangani kasus ini menilai tindakan orang tua tersebut sangat tidak manusiawi. Meskipun sang anak membela mereka di pengadilan, hakim tetap menjatuhkan hukuman enam setengah tahun penjara untuk sang ayah dan lima tahun untuk sang ibu. Kasus ini terungkap setelah guru balet gadis tersebut mencurigai kondisinya dan melaporkannya ke pihak berwenang.
2. Kasus serupa di Brisbane

Selain kasus di Perth, kejadian serupa juga terjadi di Brisbane. Dilansir Brisbane Times, Shannon Leigh White, seorang ibu tiri, mengakui bersalah atas pembunuhan tidak disengaja terhadap anak tirinya yang berusia empat tahun, Willow Dunn. Anak tersebut ditemukan dalam kondisi malnutrisi parah dan luka serius pada Mei 2020. White mengakui kelalaiannya dan menyatakan penyesalannya di pengadilan. Hukuman untuknya dijadwalkan pada September 2024.
3. Kesadaran masyarakat diperlukan untuk mencegah kasus serupa

Kekerasan terhadap anak masih menjadi masalah global yang memprihatinkan. Dari pengabaian hingga eksploitasi, jutaan anak di berbagai negara menghadapi risiko yang mengancam kesejahteraan mereka. Laporan dari UNICEF menunjukkan bahwa faktor utama yang memicu kekerasan ini meliputi kemiskinan, konflik bersenjata, serta lemahnya perlindungan hukum.
Meski banyak negara telah memberlakukan kebijakan untuk melindungi anak-anak, tantangan dalam penegakan hukum dan perubahan budaya masih menjadi hambatan. Oleh karena itu, diperlukan kesadaran dan kerja sama dari berbagai pihak, termasuk pemerintah, masyarakat, dan organisasi internasional, untuk memastikan setiap anak tumbuh dalam lingkungan yang aman dan sehat.