Tentara Prancis Penjaga Olimpiade Paris Ditikam

Jakarta, IDN Times - Seorang tentara Prancis ditikam di luar stasiun kereta api Gare de l'Est di Paris ketika kota tersebut dalam siaga keamanan tertinggi jelang pembukaan Olimpiade 2024. Penyerangan dilakukan pada Senin (15/7/2024), dan tersangka berhasil ditangkap.
Kantor Kejaksaan Prancis mengatakan, tentara itu dirawat di rumah sakit karena cedera di antara tulang belikat. Lukanya tidak dalam kondisi yang mengancam jiwa. Mereka mengatakan sedang menyelidiki motif serangan tersebut.
1. Tersangka merupakan warga Prancis kelahiran Kongo

Tersangka penikaman ditangkap oleh tentara lain yang sedang berpatroli. Korban penikaman segera dilarikan ke rumah sakit dalam keadaan yang masih sadar.
Dilansir Le Monde, tersangka adalah pria berusia 40 tahun kelahiran Republik Demokratik Kongo. Dia memperoleh kewarganegaraan Prancis pada 2006.
Polisi mengatakan, dia beragama Kristen dan berteriak Tuhan Maha Besar dalam bahasa Prancis ketika serangan terjadi.
"Dia menyerang tentara tersebut karena menganggap militer Prancis telah membunuh orang-orang di negaranya," kata polisi lainnya.
2. Pernah terlibat insiden pembunuhan sebelumnya
Investigasi percobaan pembunuhan telah dibuka. Pihak berwenang tidak mencurigai terorisme sebagai motif pada tahap ini.
Dilansir Barron's, pria itu sebelumnya telah diketahui pihak berwenang atas pembunuhan pada 2018. Insiden itu membuatnya ditahan di fasilitas psikiatris.
Dia menikam hingga tewas pria berusia 22 tahun di stasius metro Chatelet-les-Halles di pusat kota Paris. Dia dinyatakan tidak bertanggung jawab secara hukum atas pembunuhan itu karena kurangnya tanggung jawab.
3. Sebanyak 18 ribu tentara diterjunkan untuk bantu mengamankan Olimpiade

Untuk mengamankan Olimpiade, Paris mengerahkan sekitar 30 ribu petugas polisi setiap hari. Puncaknya akan mengerahkan 45 ribu personel untuk upacara pembukaan di sungai Seine. Sekitar 18 ribu anggota militer juga diturunkan untuk membantu.
Dilansir CBC, tentara yang ditikam merupakan salah satu di antara ribuan tentara yang bertugas di pasukan Sentinelle untuk keamanan dalam negeri Prancis.
"Pikiran (kami) untuk tentara yang terluka malam ini di Gare de l’Est," kata tulis Menteri Angkatan Bersenjata Sebastien Lecornu.
Tentara di pasukan Sentinelle sendiri telah menjadi sasaran di masa lalu. Pada 2017, seorang warga Mesir menyerang tentara Sentinelle dengan parang di luar museum Louvre yang terkenal.