Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Tingkat Kepedulian Tinggi, Donor Organ Mati Otak di Jepang Terus Bertambah

Bendera Jepang (unsplash.com/Roméo A.)
Bendera Jepang (unsplash.com/Roméo A.)
Intinya sih...
  • Rekor baru donor organ di Jepang pada 2025
  • Perubahan regulasi transplantasi organ di Jepang
  • Rasio donor organ masih jauh dari kebutuhan transplantasi
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times - Jepang mencatat rekor baru dalam donor organ dari pasien yang dinyatakan mati otak, pada Minggu (30/11/2025). Total donor organ dari pasien mati otak mencapai 134 saat ini, angka tertinggi dalam sejarah, menurut data dari Japan Organ Transplant Network (JOT).

Peningkatan ini didorong oleh makin tingginya kesadaran publik terhadap pentingnya transplantasi organ serta dukungan finansial dari pemerintah kepada rumah sakit yang bisa mendeklarasikan kematian otak.

1. Catatan donor 2025 melampaui rekor sebelumnya

Pada Minggu (30/11/2025), seorang anak laki-laki di bawah usia 18 tahun dinyatakan mati otak, sehingga menjadikannya pendonor ke-134 di tahun ini.

Sebelumnya, pada Sabtu (29/11/2025), seorang anak perempuan di bawah usia enam tahun yang dirawat di rumah sakit anak milik pemerintah kota Fukuoka, dinyatakan mati otak dan menjadi pendonor ke-133.

Dengan demikian, total 134 pendonor dari pasien mati otak sampai akhir November 2025 ini menandai rekor tertinggi, sejak donor organ dari kematian otak mulai diakui di Jepang.

2. Perubahan regulasi mengenai transplantasi organ di Jepang

Hukum mengenai transplantasi organ di Jepang pertama kali disahkan pada Oktober 1997, mengizinkan transplantasi dari pendonor yang dinyatakan mati otak.

Kemudian revisi hukum pada Juli 2010 memungkinkan donor organ dari pasien mati otak dengan persetujuan keluarga, meski si pendonor belum menyatakan niat secara tertulis.

“Pentingnya operasi transplantasi organ yang dapat menyelamatkan nyawa telah semakin meluas di tengah masyarakat,” kata Minoru Ono, ahli bedah toraks kardiolog dari University of Tokyo, dilansir The Straits Times.

Selain itu, pemerintah melalui Ministry of Health, Labour and Welfare meningkatkan insentif finansial kepada rumah sakit yang dapat mendeklarasikan kematian otak, serta mengirim dokter-dokter dari fasilitas kaya pengalaman ke rumah sakit yang kurang berpengalaman dalam prosedur tersebut.

3. Donor organ masih jauh dari kebutuhan transplantasi

Meskipun donor dari pasien mati otak meningkat signifikan, rasio donor per juta penduduk di Jepang pada 2024 tercatat hanya 1,13, jauh di bawah negara seperti Amerika Serikat dan Korea Selatan.

Menurut survei terbaru terhadap rumah sakit di Jepang yang menangani donor mati otak antara 2018-2023, banyak rumah sakit belum memiliki sistem internal yang lengkap, seperti koordinasi donor, pelatihan staf, dan deteksi calon pendonor secara sistematis.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Sonya Michaella
EditorSonya Michaella
Follow Us

Latest in News

See More

Spanyol Kerahkan Militer Cegah Wabah Demam Babi Afrika

02 Des 2025, 09:09 WIBNews