Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Trump Dikritik Usai Bandingkan Serangan ke Iran dengan Bom Atom Jepang

bendera Jepang (unsplash.com/Roméo A.)
bendera Jepang (unsplash.com/Roméo A.)

Jakarta, IDN Times - Pernyataan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump yang membandingkan serangan AS baru-baru ini terhadap Iran dengan pengeboman Hiroshima dan Nagasaki pada 1945 menuai kecaman dari Jepang. Mereka menilai komentar Trump tersebut sama saja dengan menjustifikasi serangan bom atom, yang menewaskan ratusan ribu rakyat Jepang.

“Serangan itu mengakhiri perang. Saya tidak ingin menggunakan contoh Hiroshima, saya tidak ingin menggunakan contoh Nagasaki, tapi pada dasarnya sama saja," kata Trump pada Rabu (25/6/2025), memuji serangannya serangannya terhadap fasilitas nuklir Iran pada akhir pekan.

Sekitar 140 ribu orang tewas ketika AS menjatuhkan bom atom pertamanya di Hiroshima pada 6 Agustus 1945. Bom kedua menghantam Nagasaki pada 9 Agustus, menyebabkan 70 ribu kematian tambahan. Jepang menyerah beberapa hari kemudian, mengakhiri Perang Dunia II. Hingga kini, para korban selamat hidup dengan trauma psikologis dan risiko kanker yang meningkat.

"Jika komentar Trump membenarkan penjatuhan bom atom, maka sangat disesalkan bagi kami sebagai kota yang pernah dibom,” kata Wali Kota Nagasaki, Shiro Suzuki.

1. Pernyataan Trump tidak dapat diterima

Mimaki Toshiyuki, penyintas bom atom yang juga menjabat sebagai ketua kelompok advokasi Nihon Hidankyo, menyebut pernyataan Trump tidak dapat diterima. Ia berharap presiden AS itu dapat mengunjungi Hiroshima.

“Saya benar-benar kecewa. Yang saya rasakan hanyalah kemarahan,” ujar anggota Nihon Hidankyo lainnya, Teruko Yokoyama, dalam laporan Kyodo News.

Pada Kamis (26/6/2025), para penyintas serangan bom atom menggelar unjuk rasa di Hiroshima untuk menuntut Trump menarik pernyataannya, dilansir dari BBC.

2. Hiroshima sahkan resolusi yang menyerukan penyelesaian damai untuk setiap konflik bersenjata

Anggota parlemen di Hiroshima, pada Kamis, juga mengesahkan sebuah resolusi yang menolak pernyataan-pernyataan yang membenarkan penggunaan bom atom, serta menyerukan penyelesaian damai atas semua konflik bersenjata.

Dilansir dari NHK, Kepala Sekretaris Kabinet Jepang, Hayashi Yoshimasa, mengatakan bahwa serangan bom atom di dua kota Jepang telah merenggut banyak nyawa dan menyebabkan penderitaan yang tak terbayangkan. Menurutnya, penggunaan senjata nuklir dengan daya rusak yang sangat besar tidak sejalan dengan semangat kemanusiaan, yang menjadi landasan ideologis bagi hukum internasional.

Ketika ditanya apakah pemerintah akan mengajukan protes atas pernyataan Trump, Hayashi mengatakan bahwa Jepang telah berulang kali menyampaikan pandangan dasarnya terkait pengeboman tersebut kepada Washington, dan akan terus berkomunikasi secara intensif.

3. Trump klaim serangan AS berhasil hancurkan program nuklir Iran

Israel melancarkan serangan udara ke sejumlah lokasi di Iran, termasuk fasilitas militer dan nuklir, pada 13 Juni. Tel Aviv mengklaim bahwa serangan tersebut bertujuan mencegah Teheran dari memproduksi senjata nuklir, sebuah hal yang dibantah dilakukan oleh Iran.

Dikutip dari Anadolu, sedikitnya 606 orang tewas di Iran dan 5.332 lainnya terluka akibat serangan Israel. Sementara itu, serangan balasan Iran menewaskan 28 orang dan melukai 3.238 lainnya. Beberapa hari kemudian, AS ikut serta dalam konflik tersebut dengan mengebom tiga lokasi nuklir Iran pada Minggu (22/6/2025). Konflik tersebut berakhir setelah gencatan senjata yang dimediasi oleh AS mulai berlaku pada Selasa (24/6/2025).

Trump menyatakan bahwa serangan AS telah menghancurkan program nuklir Iran dan membuatnya mundur hingga puluhan tahun. Klaim ini turut didukung oleh Direktur CIA, John Ratcliffe.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Rama
EditorRama
Follow Us