Trump Rayakan 100 Hari Pemerintahan: Klaim Jadi Presiden AS Tersukses

Jakarta, IDN Times - Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump menggelar acara perayaan 100 hari masa jabatan keduanya di Michigan pada Selasa (29/4/2025). Acara bergaya kampanye ini berlangsung di pusat olahraga Kota Warren dekat Detroit.
Trump mengklaim periode 100 hari pertamanya sebagai masa tersukses dalam sejarah AS. Namun, arena yang digunakan dalam acara tersebut dilaporkan hanya terisi setengah kapasitas. Banyak pengunjung bahkan meninggalkan tempat sebelum pidato selesai.
Michigan dipilih karena negara bagian ini berkontribusi pada kemenangan Trump atas Eks Wapres AS Kamala Harris. Michigan juga kerap digadang sebagai negara bagian yang akan paling diuntungkan oleh kebijakan tarif Trump.
"Malam ini kita hadir di jantung negara Amerika untuk merayakan 100 hari pertama paling sukses dari pemerintahan manapun dalam sejarah negara kita. Dalam periode ini, kami telah menghadirkan perubahan paling besar di Washington dalam hampir 100 tahun terakhir," ujar Trump, dilansir dari The Guardian.
1. Pertontonkan video imigran yang dideportasi
Dalam kesempatan tersebut, Trump membela kebijakan deportasinya. Presiden AS tersebut menggunakan hukum perang tahun 1978 yang memberikan wewenang untuk menahan atau mendeportasi warga negara yang dianggap musuh.
Administrasi Trump telah mendeportasi lebih dari 200 orang ke El Salvador melalui kebijakan ini. Mahkamah Agung AS saat ini memblokir sementara upaya deportasi setelah mendapat berbagai tantangan hukum.
Dalam acara tersebut, Trump menampilkan video deportasi imigran Venezuela ke penjara El Salvador. Video yang diiringi musik bergaya Hollywood itu menunjukkan para deportan dicukur gundul dan digiring masuk sel penjara.
"Kami telah melakukan deportasi besar-besaran dengan sangat cepat. Para penjahat paling berbahaya sudah kami kirim ke penjara keras di El Salvador. Mahkamah Agung berusaha menghentikan ini, tapi mereka tidak akan berhasil menghalangi kebijakan saya," ujar Trump.
2. Trump bela kebijakan tarif
Gedung Putih baru mengumumkan pelunakan kebijakan tarif untuk mobil dan suku cadang. Namun dalam pidatonya, Trump justru membela penerapan tarif tinggi tersebut.
"Beberapa orang mungkin bilang ini perubahan kebijakan. Ini namanya sedikit fleksibilitas. Kami memberi mereka sedikit waktu sebelum kami hancurkan perusahaan yang tidak mau membangun pabrik di AS," ujar Trump, dilansir NPR.
Trump juga melancarkan kritik terhadap Ketua Federal Reserve Jerome Powell karena tidak menurunkan suku bunga. Serangan terhadap bank sentral AS ini menimbulkan kekhawatiran di pasar keuangan.
"Kita telah dimanfaatkan oleh kawan dan lawan. Bahkan dalam banyak kasus, kawan lebih sering memanfaatkan kita dalam perdagangan dibanding lawan. Saya ingin kalian tahu bahwa kalian akan sangat bangga dengan negara ini segera. Tarif China yang saya terapkan akan mengakhiri pencurian lapangan kerja terbesar dalam sejarah dunia," ujar Trump.
3. Trump bantah rating dukungannya turun
Menurut lembaga survei Gallup, Trump menjadi satu-satunya presiden setelah Perang Dunia II dengan dukungan publik kurang dari 50 persen setelah 100 hari menjabat. Rating persetujuannya saat ini berada di angka 44 persen, dilansir BBC.
Trump membantah hasil survei tersebut dan mengklaim tanpa bukti bahwa rating sesungguhnya berada di kisaran 60-70 persen. Dia juga terus mengulang klaim bahwa dirinya memenangkan pemilu 2020.
Arena tempat acara dipenuhi spanduk bertuliskan "Zaman Keemasan", "Beli Produk Amerika, Pekerjakan Orang Amerika" dan "Mimpi Amerika Telah Kembali". Beberapa pendukung bahkan membawa spanduk "Trump 2028" meski konstitusi AS melarang masa jabatan ketiga.
Trump juga berkali-kali menyindir mantan Presiden Joe Biden dalam pidatonya, termasuk mengejek kemampuan mental dan penampilan fisiknya. Ia bahkan meminta pendapat para pendukungnya mengenai julukan terbaik untuk Biden antara "Joe si curang" (crooked Joe) atau "Joe si tukang tidur" (sleepy Joe).