Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Ukraina-Hungaria Saling Usir Diplomat di Tengah Skandal Mata-mata

Bendera Ukraina (unsplash.com/Foxie EdianiaK)
Bendera Ukraina (unsplash.com/Foxie EdianiaK)
Intinya sih...
  • Hubungan Ukraina dan Hungaria memanas setelah saling mengusir diplomat karena jaringan mata-mata yang terbongkar.
  • Badan Keamanan Ukraina menangkap dua warga Ukraina yang bekerja untuk intelijen militer Hungaria di wilayah Zakarpattia.
  • Pemerintah Hungaria langsung mengusir dua diplomat Ukraina sebagai respons atas tuduhan spionase, memperparah ketegangan antara keduanya.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times - Hubungan Ukraina dan Hungaria kembali memanas setelah kedua negara saling mengusir diplomat pada Jum'at (9/5/2025), menyusul terbongkarnya jaringan mata-mata. Insiden ini memperkeruh situasi geopolitik kawasan, terutama karena Hungaria adalah anggota Uni Eropa dan NATO yang kerap berselisih dengan rekan-rekannya.

Badan Keamanan Ukraina (SBU) mengklaim telah menangkap dua warga Ukraina yang bekerja untuk intelijen militer Hungaria di wilayah Zakarpattia. Kiev menyatakan bahwa kegiatan ini merupakan ancaman langsung terhadap kedaulatan nasional, sementara Budapest menyebut tuduhan tersebut tidak berdasar.

Krisis ini menambah ketegangan lama antara kedua negara yang telah berselisih soal bantuan untuk Ukraina dan isu minoritas etnis Hungaria di wilayah perbatasan. Tuduhan spionase ini berpotensi mengguncang kesatuan aliansi Barat di tengah konflik yang terus berlangsung dengan Rusia.

1. Jaringan spionase di Zakarpattia terbongkar

SBU mengungkap jaringan mata-mata yang diduga dikendalikan oleh intelijen militer Hungaria di Zakarpattia, wilayah Ukraina barat dengan populasi etnis Hungaria yang signifikan. Dua tersangka dituduh mengumpulkan data rahasia militer dan mengirimkannya ke perwira asing melalui saluran terenkripsi.

“Kami berhasil menangkap agen yang bekerja untuk Hungaria, yang berusaha melemahkan keamanan kami di wilayah perbatasan,” kata juru bicara SBU, Artem Dehtiarenko, seperti dilansir dari Politico Europe. Dehtiarenko menambahkan bahwa para tersangka menerima bayaran tunai dan peralatan khusus dalam menjalankan misinya.

Penyelidikan juga menemukan upaya pemantauan opini publik lokal oleh agen-agen tersebut, terutama terkait sikap masyarakat terhadap potensi campur tangan Budapest. Temuan ini memicu kekhawatiran soal ambisi terselubung Hungaria di kawasan yang sensitif secara etnopolitik.

2. Eskalasi diplomatik lewat pengusiran

Sebagai respons atas penangkapan agen mata-matanya, pemerintah Hungaria langsung mengusir dua diplomat Ukraina pada Jum'at (9/5/2025), dan menyebut mereka sebagai agen yang menyamar. Langkah ini memperlihatkan respons defensif dari Budapest terhadap tuduhan yang disebutnya tidak berdasar.

“Tuduhan Ukraina adalah fitnah politik yang tidak dapat diterima. Kami tidak akan tinggal diam menghadapi provokasi seperti ini,” ujar Menteri Luar Negeri Hungaria, Péter Szijjártó, lewat pernyataan resminya yang dikutip dari BBC News.

Beberapa jam kemudian, Ukraina membalas dengan memerintahkan dua diplomat Hungaria meninggalkan Kiev dalam waktu 72 jam. Menteri Luar Negeri Ukraina, Andrii Sybiha, menyebut langkah itu sebagai respons atas ancaman serius terhadap keamanan negara, dilansir France24.

3. Retaknya hubungan regional dan ancaman terhadap NATO

Konflik mata-mata ini memperparah ketegangan lama antara Ukraina dan Hungaria, terutama soal sikap Budapest yang cenderung pro-Rusia dan sering menghambat keputusan kolektif Uni Eropa terkait Ukraina. Penolakan Hungaria terhadap sanksi dan bantuan militer membuat Kiev semakin frustrasi.

“Ini adalah cara Ukraina mengalihkan perhatian dari masalah internalnya. Tuduhan ini sepenuhnya tidak berdasar,” ujar Szijjártó, dilansir Al Jazeera. Ia juga menolak dugaan bahwa Hungaria memiliki ambisi teritorial di wilayah Ukraina.

Dengan insiden ini, posisi Hungaria di NATO dan Uni Eropa semakin disorot, sementara Ukraina harus menghadapi tantangan diplomatik tambahan di tengah perangnya melawan Rusia. Solidaritas aliansi barat pun terancam oleh perpecahan internal akibat perbedaan kepentingan negara-negara anggotanya, dikutip CNN.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Sanggar Sukma Sijati
EditorSanggar Sukma Sijati
Follow Us