Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

UNCHR Komitmen Bantu Indonesia Tangani Pengungsi Rohingya

Ilustrasi pengungsi etnis Rohingya berada di Pulau Idaman, pesisir Pantai Kuala Simpang Ulim, Aceh Timur, Aceh, Sabtu (5/6/2021). Sebanyak 81 orang pengungsi etnis Rohingya dengan tujuan Malaysia yang terdampar di Aceh pada 4 Juni 2021. (ANTARA FOTO/Irwansyah)
Ilustrasi pengungsi etnis Rohingya berada di Pulau Idaman, pesisir Pantai Kuala Simpang Ulim, Aceh Timur, Aceh, Sabtu (5/6/2021). Sebanyak 81 orang pengungsi etnis Rohingya dengan tujuan Malaysia yang terdampar di Aceh pada 4 Juni 2021. (ANTARA FOTO/Irwansyah)

Jakarta, IDN Times - Sejak 14 November 2023, Badan PBB untuk Pengungsi (UNHCR) mencatat ada 1.075 pengungsi Rohingya dari Myanmar yang mendarat di Aceh. Mereka datang tidak bersamaan, tetapi terbagi dalam beberapa perahu.

Pelarian etnis Rohingya ini makin parah kala kondisi politik di Myanmar tak kunjung membaik dan kamp pengungsi di Cox’s Bazar, Bangladesh, tak mampu lagi menampung jutaan warga Rohingya.

“Selama beberapa dekade, warga Rohingya menderita penderitaan ekstrem di Myanmar. Mereka tidak diberikan akses terhadap kewarganegaraan dan pencatatan, tidak diperbolehkan mengakses layanan kesehatan, pendidikan, dan kesempatan kerja dibatasi dalam kamp dan desa, serta menjadi sasaran kekerasan ekstrem,” sebut pernyataan dari kantor UNCHR di Indonesia, Sabtu (2/12/2023).

“Pengungsi Rohingya tidak ingin meninggalkan Myanmar. Mereka terpaksa mengungsi. Kebanyakan pengungsi Rohingya mengatakan kepada UNHCR bahwa mereka berharap dapat pulang ke Myanmar jika kondisinya memungkinkan,” lanjut pernyataan tersebut.

1. Kondisi kamp di Bangladesh memburuk

Kondisi kamp pengungsian Rohingya di Distrik Cox's Bazar, yang terletak di perbatasan Bangladesh-Myanmar. (Facebook.com/Rohingya Response ISCG Cox's Bazar)
Kondisi kamp pengungsian Rohingya di Distrik Cox's Bazar, yang terletak di perbatasan Bangladesh-Myanmar. (Facebook.com/Rohingya Response ISCG Cox's Bazar)

Menurut UNHCR, kondisi keamanan di kamp-kamp Bangladesh yang sesak dan memburuk selama beberapa waktu terakhir, mendorong banyak keluarga pengungsi Rohingya melakukan perjalanan yang sangat berbahaya dalam mencari keselamatan dan stabilitas.

“Pengungsi Rohingya tidak hanya mencari keselamatan di Indonesia. Mayoritas pengungsi Rohingya telah melarikan diri dan diberi status pengungsi di Bangladesh (lebih dari 960 ribu), Malaysia (lebih dari 107 ribu), dan India (lebih dari 22 ribu),” kata UNHCR Indonesia.

Rohingya sendiri tidak memiliki kewarganegaraan. Tidak ada jalur legal yang memungkinkan Rohingya untuk berpindah-pindah wilayah dengan mudah di kawasan ini. Akibatnya, mereka memilih jalur ilegal seperti menyeberang lewat lautan.

2. UNHCR siap bantu Indonesia tangani pengungsi Rohingya

unhcr.org
unhcr.org

UNHCR juga menyatakan siap membantu Indonesia dalam menangani pengungsi Rohingya di Aceh.

“Selama pengungsi tinggal di Indonesia untuk sementara waktu hingga solusi jangka panjang ditemukan bagi mereka, UNHCR bekerja berkoordinasi dengan pihak berwenang dan bekerja sama dengan mitra kerja, donor, dan pemangku kepentingan lainnya untuk memastikan kebutuhan pengungsi terpenuhi dan mereka dapat hidup bermartabat,” tegas UNCHR.

Pengungsi Rohingya, lanjut mereka, memiliki ketangguhan dan jika diberi kesempatan mereka ingin berkontribusi kepada masyarakat di mana mereka tinggal.

3. Kapolda Aceh minta UNHCR tanggung jawab soal kedatangan Rohingya

Pengungsi etnis Rohingya saat proses evakuasi oleh TNI AL di Pelabuhan ASEAN, Krueng Geukuh, Aceh Utara, Aceh, Jumat (31/12/2021). (ANTARA FOTO/Rahmad)
Pengungsi etnis Rohingya saat proses evakuasi oleh TNI AL di Pelabuhan ASEAN, Krueng Geukuh, Aceh Utara, Aceh, Jumat (31/12/2021). (ANTARA FOTO/Rahmad)

Sebelumnya, Kepala Kepolisian Daerah (Kapolda) Aceh, Inspektur Jenderal Polisi (Irjen Pol) Achmad Kartiko, meminta UNHCR bertanggung jawab dengan kedatangan sejumlah gelombang pengungsi Rohingya ke Tanah Rencong dalam sebulan terakhir.

“Artinya, ini bukan tanggung jawab pemerintah kita semata, tetapi UNHCR juga harus memiliki tanggung jawab kenapa pengungsi itu bisa lolos dari sana, dari Bangladesh,” kata Achmad Kartiko, Kamis (30/11/2023).

Achmad Kartiko menyampaikan hasil penyelidikan kepolisian, rata-rata Rohingya yang mendaratkan diri ke Aceh bukanlah murni pengungsi atau terusir dari negara mereka di Myanmar. Namun lebih tepatnya melarikan diri dari Bangladesh.

Bahkan ia menduga bahwa Rohingya yang kabur dengan cara membayar kapal kepada awak orang Bangladesh bagian dari sindikat penyelundupan manusia atau people smuggling. Sebab mereka masuk ke Indonesia tanpa prosedur yang resmi. 

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Sonya Michaella
EditorSonya Michaella
Follow Us