Uni Eropa Bakal Donasi Rp18,5 T untuk Lindungi Lautan

- Uni Eropa berjanji mengembalikan 20 persen ekosistem laut Eropa pada 2030.
- Macron mendorong negara-negara melestarikan lautan dan menyebut dampak perubahan iklim terhadap lautan.
- Brasil mendukung konservasi lautan di seluruh dunia dan memasukkan pelestarian lautan sebagai rencana iklim nasionalnya.
Jakarta, IDN Times - Presiden Komisi Eropa, Ursula von der Leyen, pada Senin (9/6/2025), mengumumkan donasi sebesar 1 miliar euro (Rp18,5 triliun) untuk menjaga dan melindungi lautan.
“Kami akan memangkas sampah plastik dan polusi menjadi separuh dari yang dihasilkan saat ini dalam 5 tahun ke depan. Kami akan mengembalikan habitat dan mencari cara lebih efektif untuk menjaga lautan dari dampak buruk perubahan iklim,” tuturnya.
Sebelumnya, Uni Eropa (UE) sudah mengumumkan rencana untuk menarik ilmuwan bekerja di Eropa. Brussels akan menggelontorkan dana sebesar 500 juta euro (Rp9,3 triliun) untuk investasi di bidang penelitian.
1. Berjanji mengembalikan 20 persen ekosistem laut Eropa pada 2030
Dalam KTT Lautan PBB, Von der Leyen mengatakan bahwa pakta lautan baru ini bertujuan untuk menjaga seluruh pesisir Eropa dan ekosistem di sekitarnya.
“UE berniat mengembalikan 20 persen ekosistem laut pada 2030. Kami akan menetapkan strategi untuk meningkatkan perlindungan lautan dan mengembalikan ekosistem lewat dukungan dari negara-negara anggota,” terangnya, dilansir Euronews.
Ia menambahkan, UE berniat mendongkrak kompetisi dalam bidang industri maritim. Ia menyebut, Brussels akan melindungi para nelayan yang terdampak oleh kompetisi tidak adil dan berbuntut pada kebangkrutan.
Von der Leyen mengungkapkan bahwa dana sebesar Rp18,5 triliun akan dialokasikan untuk 50 proyek penelitian dan konservasi di seluruh dunia.
2. Macron dorong negara-negara melestarikan lautan
Presiden Prancis Emmanuel Macron mengungkapkan agar perjanjian internasional untuk melindungi lautan disetujui. Ia pun mendorong negara-negara lain berkomitmen dalam Perjanjian Lautan Tinggi.
“Ketika Bumi menghangat, maka lautan akan mendidih. Ilmuwan kita mengatakan bahwa akan ada sesuatu yang tidak dapat kita bayangkan sebelumnya, yakni gelombang panas di tengah lautan dan naiknya permukaan air laut. Selain pemanasan, pulau kecil juga akan tenggelam,” ungkapnya, dikutip Politico.
Berdasarkan laporan UNESCO pada 2024, lautan menghasilkan lebih dari separuh oksigen di Bumi dan menyerap 30 persen dari seluruh emisi karbondioksida. Namun, ekosistem laut dan pesisir terus mengalami tekanan dan menghadapi ancaman besar imbas perubahan iklim dan polusi.
3. Brasil mendukung konservasi lautan di seluruh dunia

Menteri Lingkungan dan Perubahan Iklim Brasil, Marina Silva menyerukan kepada negara-negara untuk ikut menjaga lautan dan memasukkan pelestarian lautan sebagai rencana iklim nasionalnya.
“Bagi Brasil, tantangan kontribusi nasional adalah kesempatan kunci untuk memperkuat aksi kepedulian terhadap iklim dan meningkatkan peran utama dalam mencapai pengurangan target emisi,” ujarnya.
Ia menyebut, Brasil berniat meningkatkan kerja sama internasional dalam aksi menjaga lautan menjelang KTT COP30. Ia mengingatkan pentingnya integrasi penuh perlindungan lautan dalam strategi iklim nasional.
Silva mengatakan bahwa 40 persen teritori Brasil adalah lautan dan memiliki ekosistem lautan yang besar di lingkup global. Ia menyebut, Brasil menjadi rumah bagi terumbu karang di Atlantik Selatan dan sabuk mangrove di sepanjang pesisir Amazon.