Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

UNICEF: 1 Anak Tewas Setiap Hari Akibat Serangan Israel di Lebanon

ilustrasi anak-anak (pixabay.com/WikiImages)
ilustrasi anak-anak (pixabay.com/WikiImages)

Jakarta, IDN Times - Badan Anak-anak PBB (UNICEF) menyatakan bahwa sedikitnya satu anak terbunuh setiap hari di Lebanon selama sebulan terakhir akibat pengeboman Israel. 

“Sejak 4 Oktober tahun ini, sedikitnya satu anak telah terbunuh dan 10 lainnya terluka setiap hari,” kata Direktur Eksekutif UNICEF, Catherine Russell, pada Kamis (31/10/2024).

Ia juga menambahkan bahwa konflik tersebut telah memberikan dampak buruk bagi kehidupan anak-anak di sana.

Menurut Kementerian Kesehatan Masyarakat Lebanon, 166 anak-anak telah terbunuh dan sedikitnya 1.168 lainnya terluka sejak Hizbullah dan Israel mulai saling serang di perbatasan pada Oktober 2023. Israel kemudian mengintensifkan serangannya terhadap kelompok yang didukung Iran itu pada September.

1. Konflik menyebabkan trauma pada anak-anak.

Dalam pernyataannya, Russell mengungkapkan bahwa banyak anak mengalami trauma. Mereka menunjukkan tanda-tanda kesulitan dalam aspek emosional, perilaku, dan fisik.

“Tim UNICEF telah bertemu dengan anak-anak yang dilanda ketakutan yang luar biasa dan kecemasan yang meningkat, termasuk kecemasan berpisah, ketakutan akan kehilangan, menarik diri, agresi, dan kesulitan berkonsentrasi,” kata Russell, dikutip dari Al Jazeera.

“Banyak di antara mereka mengalami gangguan tidur, dihantui mimpi buruk, sakit kepala, dan kehilangan nafsu makan. Karena kehilangan keamanan, stabilitas, dan dukungan dari sekolah, banyak dari anak-anak ini tidak mendapatkan ruang yang mereka perlukan untuk bermain, belajar, dan memulihkan diri," tambahnya.

2. Pemulihan trauma hanya akan terwujud apabila perang berakhir

Sejak akhir September, UNICEF menyatakan telah memberikan dukungan psikologis darurat kepada lebih dari 9.600 anak dan pengasuh mereka di Lebanon. Namun, menurut Russel, pemulihan yang sesungguhnya hanya bisa dimulai ketika kekerasan berakhir.

"Pemulihan yang berkelanjutan memerlukan gencatan senjata segera agar (anak-anak) dapat dengan aman mengakses layanan esensial dan mulai pulih dari trauma perang," ujarnya.

Pada Rabu (30/10/2024), Perdana Menteri sementara Lebanon, Najib Mikati, menyatakan optimismenya mengenai gencatan senjata dalam beberapa jam atau hari mendatang. Pemimpin baru Hizbullah, Naim Qassem, juga mengatakan bahwa kelompok tersebut akan menerima gencatan senjata dengan syarat-syarat tertentu.

3. Militer Israel perintahkan warga di beberapa kota Lebanon mengungsi

Sementara itu, militer Israel terus mengeluarkan perintah evakuasi di beberapa kota di Lebanon. Warga diminta untuk mengungsi dari berbagai wilayah di Lebanon selatan, termasuk kamp pengungsi Palestina, Rashidiyeh, yang terletak dekat kota pelabuhan Tyre.

Rashidiyeh adalah salah satu dari beberapa kamp yang dibangun pada 1948, ketika ratusan ribu warga Palestina melarikan diri atau diusir dari rumah mereka sebelum berdirinya Israel, sebuah peristiwa yang dikenal di kalangan warga Palestina sebagai Nakba atau “bencana”.

Pada Kamis, militer juga memerintahkan warga untuk pindah dari kota Baalbek dan sekitarnya. Baalbek, yang terkenal dengan reruntuhan kota Romawi kuno, dihujani bom pada Rabu, beberapa jam setelah militer meminta orang-orang untuk meninggalkan area tersebut.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Fatimah
EditorFatimah
Follow Us