Venezuela Tawarkan Hadiah Rp162 Juta untuk Tangkap Pemimpin Oposisi

Jakarta, IDN Times - Venezuela, pada Kamis (2/1/2025), menawarkan imbalan besar bagi yang dapat memberikan informasi terkait pemimpin oposisi, Edmundo Gonzalez Urrutia. Ia sudah ditetapkan sebagai buronan oleh rezim Presiden Nicolas Maduro atas tuduhan memicu kerusuhan.
Pada September 2024, Gonzalez Urrutia resmi meninggalkan negaranya dan bertolak ke Madrid usai mendapat suaka politik dari pemerintah Spanyol. Ia pun menyatakan bahwa dirinya memenangkan pilpres dan akan kembali ke Venezuela untuk dilantik sebagai presiden.
1. Polisi Venezuela sebarkan poster pencarian kepada Gonzalez Urrutia
Polisi Venezuela sudah memublikasikan poster tawaran bagi siapapun yang dapat memberikan informasi keberadaan Gonzalez Urrutia. Poster tersebut disebarkan di berbagai media sosial milik institusi negara.
"Semua orang yang mengetahui keberadaan Edmundo Gonzalez Urrutia di Venezuela dapat langsung melaporkannya ke Kantor Kejaksaan Venezuela sesegera mungkin," tuturnya, dilansir EFE.
Sementara itu, bagi siapapun yang dapat memberikan informasi keberadaannya akan mendapat imbalan sebesar 100 ribu dolar AS (Rp162 juta). Dalam poster tersebut, Gonzalez Urrutia dituding terlibat dalam instigasi dan perusakan ketertiban umum.
Pengumuman ini didasarkan pada niat Gonzalez Urrutia untuk kembali ke Venezuela menjelang pelantikan presiden pada 10 Januari 2025. Dalam akun media sosialnya, ia menyatakan sudah meninggalkan Spanyol untuk mengadakan tur Amerika Latin.
2. Gonzalez Urrutia akan berkunjung ke Argentina
Gonzalez Urrutia direncanakan berkunjung dalam tur Amerika Latin-nya ke Argentina pada Sabtu (4/1/2025). Pemimpin oposisi berusia 75 tahun itu diagendakan bertemu dengan Presideh Argentina Javier MIlei di Casa Rosada.
Tak hanya bertemu dengan Milei, Urrutia juga mengajak seluruh warga Venezuela di Argentina untuk bertemu. Pemimpin oposisi Venezuela itu juga menyerukan kepada warga untuk ikut mendukungnya di Plaza de Mayo, Buenos Aires.
Melansir Mercopress, relasi Venezuela-Argentina terus memanas dalam beberapa pekan terakhir. Ketegangan timbul setelah Venezuela terus memperketat penjagaan di luar Kantor Kedutaan Besar Argentina di Caracas untuk mencegah keluarnya beberapa anggota oposisi.
Relasi kedua negara semakin panas ketika Caracas menangkap seorang personel Gendarmeria Nacional Argentina. Ia dituding datang ke Venezuela atas utusan pemerintah Argentina untuk melakukan spionase.
3. Argentina minta bantuan ICC soal penangkapan tentara di Venezuela
Kementerian Luar Negeri Argentina sudah mengajukan protes di Pengadilan Kriminal Internasional (ICC) soal penangkapan personel Gendarmeria Nacional di Venezuela bernama Nahuel Agustin Gallo.
"Penangkapan paksa Nahuel Agustin Gallo menunjukkan pelanggaran hak asasi manusia (HAM) serius dan memperlihatkan pola sistematis pelanggaran terhadap kemanusiaan di bawah yuridiksi ICC yang dilakukan oleh rezim Venezuela," terangnya, dikutip Buenos Aires Times.
Pihaknya menambahkan, Argentina akan menggunakan semua cara dan saluran diplomatik untuk menjamin hak Nahuel Gallo. Argentina juga menyebut akan melindungi HAM dan mengikuti aturan dari hukum internasional.
Di sisi lain, Jaksa Agung Venezuela, Tarek William Saab mengumumkan bahwa Gallo akan didakwa atas tuduhan terorisme. Ia mengklaim, Gallo memiliki hubungan dengan kelompok sayap kanan yang berusaha merusak stabilitas negaranya.