Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

WHO: COVID-19, Pandemi yang Dapat Dikendalikan

Ilustrasi (IDN Times/Arief Rahmat)
Ilustrasi (IDN Times/Arief Rahmat)

Jakarta, IDN Times – WHO sudah menetapkan virus corona baru, COVID-19 sebagai pandemi pada Rabu (11/3) karena penularannya dalam skala yang besar dan cepat di banyak negara di seluruh penjuru dunia.

Direktur Jendral Organisasi Dunia (WHO) Tedros Adhanom Ghebreyesus menyatakan COVID-19 yang sudah disebut pandemi ini masih dapat dikendalikan jika langkah pengendaliannya yang cepat.

1.Negara yang terinfeksi tidak boleh berhenti melawan virus COVID – 19.

Dirjen WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus (YouTube/CNBC Television)
Dirjen WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus (YouTube/CNBC Television)

Semenjak penetapan status pandemi, WHO berharap negara yang sudah melaporkan kasus COVID-19  untuk melipatgandakan upaya-upaya dalam penanganan virus corona tersebut. WHO meminta untuk seluruh negara mengambil langkah pendekatan secara komprehensif, disesuaikan dengan keadaan masing-masing negara.

"Ini adalah pendemi yang dapat dikendalikan. Negara-negara yang memutuskan menyerah pada langkah-langkah mendasar untuk kesehatan masyarakat, dapat berakhir dengan masalah yang lebih besar dan beban yang lebih berat untuk dikendalikan" kata Tedros dalam keteranganya, dikutip dari laman resmi WHO.

2. Masih ada 77 negara yang belum terinfeksi.

Presiden Tiongkok Xi Jinping mengunjungi Rumah Sakit Huoshenshan di Wuhan, pusat penyebaran virus COVID-19, provinsi Hubei, Tiongkok, pada 10 Maret 2020. ANTARA FOTO/Xie Huanchi/Xinhua via REUTERS
Presiden Tiongkok Xi Jinping mengunjungi Rumah Sakit Huoshenshan di Wuhan, pusat penyebaran virus COVID-19, provinsi Hubei, Tiongkok, pada 10 Maret 2020. ANTARA FOTO/Xie Huanchi/Xinhua via REUTERS

Tedros mengingatkan untuk negara yang belum terdeteksi mengalami penyebaranvirus COVID-19 untuk bersiaga dan menyiapkan segala sesuatu yang dibutuhkan, seperti SDM dan berbagai fasilitas kesehatan. Setiap negara juga harus melakukan deteksi, pencegahan, dan pengobatan agar dapat memutus rantai penularan virus ini.

“Biar saya perjelas, dengan menggambarkan situasi ini sebagai pandemi, tidak berarti bahwa negara-negara harus menyerah. Gagasan bahwa negara-negara harus beralih dari mencegah ke mitigasi adalah salah dan berbahaya. Sebaliknya kita harus melipatgandakanya (upaya pencegahan),” kata dia.

3. WHO meminta seluruh negara mempelajari virus ini

Ilustrasi (ANTARA FOTO/China Daily via REUTERS)
Ilustrasi (ANTARA FOTO/China Daily via REUTERS)

Tedros menjelaskan bahwa COVID-19 ini merupakan jenis virus corona baru dengan kondisi baru. Membutuhkan waktu untuk mencari tahu bagaimana cara mencegah infeksi, meminimalisasi dampak, dan menyelamatkan nyawa pasien yang terinfeksi.

“Itu berarti menemukan dan mengisolasi sebanyak mungkin kasus dan mengarantina kontak terdekat mereka. Bahkan, jika tidak dapat menghentikan penularan, Anda dapat memperlambatnya," ujarnya.

Upaya itu dapat dilakukan dengan cara melindungi fasilitas kesehatan, pati jompo, dan area vital lainya. Menurutnya, upaya ini hanya bisa berhasil jika negara tersebut menguji semua kasus yang dicurigai.

Baca artikel menarik lainnya di IDN App. Unduh di sini http://onelink.to/s2mwkb

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Anata Siregar
EditorAnata Siregar
Follow Us