Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

WHO Minta China Bagikan Informasi Wabah Penyakit Pernapasan  

ilustrasi virus (unsplash.com/Fusion Medical Animation)

Jakarta, IDN Times - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) meminta China untuk memberikan rincian mengenai penyakit pernafasan yang menyebar pada anak-anak di bagian utara negara tersebut.

Sejak pertengahan Oktober, WHO mengatakan China utara telah melaporkan peningkatan penyakit mirip influenza dibandingkan dengan periode yang sama tiga tahun sebelumnya.

“WHO telah mengajukan permintaan resmi ke China untuk mendapatkan informasi rinci mengenai peningkatan penyakit pernafasan dan laporan kelompok pneumonia pada anak-anak,” kata badan kesehatan PBB itu dalam sebuah pernyataan pada Rabu (22/11/2023), dikutip CNA.

Pekan lalu, Komisi Kesehatan Nasional China mengatakan bahwa lonjakan penyakit pernapasan disebabkan oleh pencabutan pembatasan COVID-19 dan peredaran patogen yang diketahui, seperti influenza dan infeksi bakteri umum yang menyerang anak-anak, termasuk pneumonia mikoplasma.

1. Pengaruh cuaca dingin

Pada Kamis (23/11/2023), kerumunan orang tua dan anak-anak terlihat di Rumah Sakit Anak Capital Institute of Pediatrics di Beijing.

Orang tua bermarga Zhang mengatakan bahwa putranya yang berusia sembilan tahun menderita pneumonia mikoplasma, yaitu patogen yang dapat menyebabkan sakit tenggorokan, kelelahan, dan demam.

“Baru-baru ini banyak sekali anak-anak yang tertular penyakit ini. Tentu saja itu membuat saya khawatir!" katanya. 

Menurut Li Meiling, putrinya yang berusia delapan tahun juga menderita jenis pneumonia yang sama. Namun dia mengatakan tidak terlalu khawatir dengan pengumuman WHO tersebut.

“Saat ini musim dingin, jadi wajar jika ada lebih banyak kasus penyakit pernapasan. Itu karena musim.”

Media pemerintah melaporkan, kota Beijing, yang terletak di utara negara itu, saat ini sedang mengalami cuaca dingin, dengan suhu diperkirakan turun hingga di bawah nol pada Jumat (24/11/2023).

"Kota ini telah memasuki musim penyakit menular pernafasan yang tinggi," kata Wang Quanyi, wakil direktur dan kepala ahli epidemiologi di Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Beijing.

2. Muncul laporan pneumonia yang tidak terdiagnosis

Pada Selasa (21/11/2023), media dan sistem pengawasan penyakit masyarakat ProMED melaporkan kelompok pneumonia yang tidak terdiagnosis pada anak-anak di China utara.

WHO mengatakan, belum jelas apakah kasus ini terkait dengan peningkatan infeksi pernafasan yang sebelumnya dilaporkan oleh otoritas China atau kasus terpisah.

Badan tersebut juga meminta informasi lebin lanjut mengenai tren terkini dalam peredaran patogen yang diketahui dan beban pada sistem layanan kesehatan. WHO mengatakan pihaknya telah melakukan kontak dengan para dokter dan ilmuwan melalui kemitraan teknis dan jaringan yang ada di China

Sementara itu, pihaknya mendesak masyarakat untuk mengambil tindakan pencegahan, termasuk vaksinasi, menjaga jarak dari orang sakit, mencuci tangan secara teratur dan memakai masker.

3. China kerap dikritik karena kurang transparan soal COVID-19

Selama pandemik COVID-19, WHO berulang kali mengkritik otoritas China karena kurangnya transparansi dan kerja sama. Lebih dari tiga tahun setelah kasus tersebut pertama kali terdeteksi di Wuhan, perdebatan sengit masih berlangsung seputar asal muasal COVID-19.

Para ilmuwan terbagi ke dalam dua teori utama, yaitu kebocoran laboratorium di kota tempat virus tersebut dipelajari, dan hewan perantara yang menginfeksi manusia di pasar lokal.

Awal tahun ini, para ahli WHO mengatakan mereka yakin bahwa Beijing memiliki lebih banyak data yang dapat menjelaskan asal usul COVID-19, dan menyebutnya sebagai keharusan moral untuk membagikan informasi tersebut.

Ketua WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus menekankan bahwa mengungkap misteri ini dapat membantu mencegah pandemi di masa depan.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Fatimah
EditorFatimah
Follow Us