Zelenskyy Akhirnya Resmikan UU Mobilisasi Baru

Jakarta, IDN Times - Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy akhirnya menandatangani amandemen Undang-Undang (UU) mobilisasi baru pada Selasa (16/4/2024). Kebijakan ini bertujuan untuk menambah sumber daya manusia yang dapat digerakkan ke dalam medan perang.
Pada awal April, Zelenskyy sudah menyetujui penurunan usia wajib militer yang sebelumnya minimal 27 tahun, kini menjadi 25 tahun. Langkah ini disebut berfungsi untuk merekrut tentara baru untuk menggantikan peran tentara yang sudah diterjunkan lama di medan perang.
1. Penduduk laki-laki usia 25-60 tahun jadi subjek mobilisasi

Berdasarkan amandemen ini, seluruh penduduk laki-laki di Ukraina berusia antara 25-60 tahun akan menjadi subjek mobilisasi militer.
Namun, seluruh penduduk laki-laki berusia 18-60 tahun diwajibkan membawa dokumen pribadinya setiap saat untuk memudahkan proses perbaruan data. Mereka diwajibkan mendaftarkan diri di sejumlah kantor terdekat dalam 60 hari ke depan.
Dilansir CNN, kebijakan baru ini juga tidak menyebutkan berapa jumlah orang yang dapat dipanggil sewaktu-waktu. Selain itu, tidak disebutkan pula berapa lama periode warga yang dimobilisasi menjalani wajib militer.
Tak hanya itu, warga laki-laki di luar negeri yang masuk usia mobilisasi tidak akan dapat memperbarui paspornya di Kantor Konsulat Ukraina. Mereka diharuskan memperbarui semua dokumennya dan memberitahukan ke perwakilan terdekat.
2. UU mengalami revisi hingga 4 ribu kali
Kebijakan baru soal mobilisasi ini sebelumnya sudah disetujui oleh Parlemen Ukraina pada pekan lalu. Amandemen UU tersebut diketahui sudah mengalami 4 ribu kali revisi sejak diperkenalkan pada akhir tahun lalu.
Dilansir RFE/RL, anggota parlemen Ukraina Fedir Veniszlavskiy menyampaikan bahwa tujuan utama amandemen UU ini adalah untuk mendaftarkan semua wajib militer dan memperbarui data, sehihngga negara tahu warga yang akan dimobilisasi.
Jenderal Yuryi Sodol yang memimpin pasukan di Kharkiv, Donetsk, dan Luhansk mengungkapkan bahwa pihaknya membutuhkan tambahan tentara. Ia menyebut tentara Rusia berjumlah sepuluh kali lipat dibanding tentaranya.
"Kami terus menjaga seluruh pertahanan kita di bagian timur. Musuh memiliki jumlah tentara jauh lebih banyak 7 hingga 10 kali lipat dibanding tentara kita," ungkap Sodol.
3. Zelenskyy minta diadakannya pertemuan Ukraina-NATO

Pada hari yang sama, Zelenskyy sudah meminta pertemuan dengan NATO untuk mendiskusikan pertahanan udara Ukraina di tengah serangan udara Rusia yang semakin intens dalam beberapa pekan terakhir.
"Kami sudah mendengar banyak hal dalam 2 hari terakhir soal perbedaan konflik di Eropa dan Timur Tengah. Perbedaan tingkatan dan perbedaan wilayah udara," terang Zelenskyy, dikutip The Kyiv Independent.
"Meskipun drone Shahed dan misil balistik terlihat sama. Perbedaan ancaman ada pada ekskalasi. Namun, apakah nyawa manusia berbeda? Apakah nilai-nilai kemanusiaan berbeda?" tambahnya.
Sebelumnya, Zelenskyy sudah mengecam serangan Iran ke Israel dan mendesak Barat untuk memberikan pertahanan ke Ukraina seperti yang diberikan kepada Israel.