5 Aturan Kebahagian untuk Anak-anak Bumi Pertiwi

Artikel finalis kompetisi menulis #WorthyStory IDNtimes.com
Hai kamu, masa depan Indonesia! Senang sekali bisa berjumpa melalui surat ini. Ya, kamu anak-anak Indonesia di masa depan, untukmu kuberikan 5 aturan kebahagiaan ini. Kelak kamu akan menemui hal-hal baru yang menakjubkan, tergiur dengan kehidupan di luar sana yang serba berbeda dengan keadaanku sekarang ini.
Untukmu kutawarkan 5 hal ini, bukan sebagai petuah atau ancaman dari seseorang yang sudah lebih dahulu hidup, tetapi sebagai hadiah dari kami yang ingin terus melihat senyum manis dan tawa lebar anak cucu.

Pertama-tama dan utama adalah kamu harus menjadi anak-anak yang bahagia. Pendidikan memang penting tapi jangan memaksakan dirimu mengais hadiah, label pintar, sertifikat, atau predikat pemenang. Kamu harus merasa senang menjalani rutinitas selama puluhan tahun nanti. Kesuksesan penting di mata orangtua atau orang lain, tetapi di matamu, kamu harus berjuang untuk kebahagiaanmu sendiri.
Kedua, bermimpilah. Mimpi tak akan lari ke mana-mana, ia senantiasa menunggumu di akhir persimpangan. Janganlah berhenti memainkan piano, jangan menyerah menjadi penari, jangan malu untuk memperlihatkan gambarmu. Tidak ada hobi yang terlalu sepele, tidak ada mimpi yang remeh. Semua bernilai, dan jika kamu yakin itu bernilai, orang lain akan melihatnya bernilai dengan sendirinya.
Ketiga, rendah hatilah, sebab di atas langit akan selalu ada langit dan di bawah tanah akan selalu ada tanah yang lain. Bersyukur, lalu raihlah yang lebih tinggi dan kemudian bersyukur kembali.
Teman-teman hanya akan melihat ketika kamu memegang piala, mendapatkan nilai tinggi atau dipuji guru. Tetapi sahabat sejati, keluarga dan Tuhan akan melihat ketika kamu sakit dan sedih. Habiskanlah waktu bersama orang-orang yang kamu sayangi.

Jikalau kamu dapat berteman dengan manusia, sempatkanlah berkenalan pula dengan alam. Ia jauh lebih pendiam dari teman-temanmu tetapi tidak akan mengecewakanmu. Sapalah perkebunan teh di puncak, bermainlah di tengah sungai, dan biarkan kupu-kupu hinggap di tanganmu.
Keempat, cintailah dirimu, orang-orang di sekitarmu, lalu mereka yang tidak pernah kamu sapa. Autis itu tidak aneh, kulit berwarna hitam tidaklah buruk, temanmu yang dicap bodoh dalam pelajaran mungkin hebat dalam bidang lain.
Aku tak tahu inovasi macam apa lagi yang ada pada zamanmu. Tetapi ingatlah teman, bahwa bermain di lapangan, bercerita kepada orang tua dan berjalan-jalan dengan kakak jauh lebih menyenangkan daripada menghabiskan waktu bersama teknologi.
Terakhir, kutitipkan Indonesia padamu! Jika kamu tahu, sekarang ini aku melihat Indonesia yang penuh korupsi, rakyat miskin, ketidakadilan, dan bahkan aku tidak tahu lagi budaya Indonesia mana yang harus dijaga atau siapakah pemimpin yang tepat untuk kuikuti.

Entah bagaimanapun wujud dan keadaan Indonesia di masamu, aku yakin bahwa kamu dan teman-temanmu dapat terus mencintai Indonesia. Bukan karena kekayaannya, nama besarnya, atau kamu yang berasal dari suku apa. Bukan karena kebobrokannya, nama jeleknya, atau ketidakadilannya. Tetapi karena Indonesia adalah rumah kita, maka segala yang terjadi di sini adalah sebuah kenangan yang patut dibagikan.
Kutitipkan kunci rumah kita pada kalian, semoga kalian senang dan bahagia di dalamnya. Jadilah anak-anak Indonesia, yang menghargai perbedaan, yang lafal menyanyikan lagu-lagu nasional, yang bangga bisa menyanjung kewarganegaraan Indonesia, yang berjuang untuk mengharumkan nama Indonesia.
Dan tetaplah menjadi anak-anak hingga dewasa nanti. Tetaplah memiliki rasa ingin tahu, sesekali ceroboh tidak masalah, kenakalan dan keisengan pun dapat melahirkan sebuah ide kreatif. Milikilah semangat dan jiwa seperti anak-anak, yang berani mencoba dan mempertanyakan segala sesuatu.
Jika kamu takut untuk menjadi orang dewasa, maka jadilah anak-anak dalam tubuh dewasa itu. Kamu dapat menahan beban yang lebih berat, mengerjakan sesuatu yang lebih besar, tetapi di dalamnya masih terdapat sisi anak-anak. Bahagialah, karena tidak ada alasan apapun yang tepat untuk menjauhkanmu dari kebahagiaan itu.
#WorthyStory
