Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Burung dengan Waktu Mengeram Telur Terlama, Bisa Berbulan-Bulan di Sarang

Burung dengan Waktu Mengeram Telur Terlama
potret seekor burung sedang mengerami telur di sarang (pexels.com/Kate Amos)
Intinya sih...
  • Kiwi memiliki waktu inkubasi telur terpanjang, mencapai 70-80 hari dengan peran utama diambil oleh pejantan.
  • Albatros memerlukan waktu 78-79 hari untuk mengerami telur tunggalnya, menunjukkan strategi reproduksi yang lambat tapi berdampak besar.
  • Penguin Kaisar menjaga telur selama 65-75 hari di tengah kondisi lingkungan Antartika yang sangat ekstrem, menunjukkan kesetiaan dan ketangguhan dalam menjaga keturunan.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Tidak semua burung memiliki waktu pengeraman telur yang sama. Burung kecil seperti kenari atau burung gereja biasanya hanya membutuhkan waktu sekitar dua minggu hingga telurnya menetas. Namun, berbeda halnya dengan beberapa spesies burung besar yang harus menunggu jauh lebih lama. Proses ini tidak hanya menjadi bagian dari siklus hidup mereka, tetapi juga strategi alamiah untuk memastikan anak-anak burung lahir dengan kondisi terbaik.

Beberapa jenis burung bahkan dikenal memiliki rekor waktu pengeraman terlama, ada yang mencapai lebih dari dua bulan lamanya. Lamanya proses ini dipengaruhi oleh ukuran tubuh, lingkungan, hingga cara mereka beradaptasi dengan habitatnya. Yuk, simak 5 burung dengan waktu mengeram telur terlama!

1. Burung Kiwi, sang penunggu telur terlama

Burung dengan Waktu Mengeram Telur Terlama
potret burung kiwi di dekat telurnya (commons.wikimedia.org/Hannes Grobe)

Kiwi adalah burung khas Selandia Baru yang punya cara unik dalam bereproduksi. Ukuran telurnya sangat besar dibandingkan tubuh induknya, dan proses pengeramannya bisa berlangsung selama 70–80 hari. Waktu yang panjang ini membuat kiwi masuk ke jajaran burung dengan masa inkubasi terlama, bahkan lebih lama daripada sebagian besar spesies burung lain yang ukurannya jauh lebih besar.

Selama masa panjang itu, kiwi jantanlah yang mengambil peran utama. Dengan kesabaran luar biasa, pejantan menjaga telur di sarang, hanya keluar sebentar untuk mencari makan. Ia memanfaatkan bagian perut tanpa bulu agar panas tubuh bisa langsung menyentuh telur, memastikan calon anak kiwi berkembang dengan baik. Ketekunan ini memperlihatkan betapa pentingnya peran jantan dalam keberlangsungan hidup spesies yang sudah langka ini.

2. Albatros, si burung laut yang tak pernah meninggalkan sarang

Burung dengan Waktu Mengeram Telur Terlama
potret Wandering Albatross sedang mengerami telurnya (commons.wikimedia.org/Liam Quinn)

Albatros, khususnya Wandering Albatross, dikenal sebagai spesies burung dengan salah satu masa pengeraman telur terpanjang. Telur tunggalnya membutuhkan waktu sekitar 78–79 hari hingga menetas. Para induk jantan dan betina secara bergantian menjaga telur tersebut dalam durasi yang panjang, ini merupakan bukti nyata betapa istimewanya strategi reproduksi dalam dunia burung laut.

Proses pengeraman yang sangat lama ini bukan tanpa alasan. Selain ukuran tubuh dan besar telur yang memerlukan waktu lebih panjang untuk pengembangan embrio, albatros juga menerapkan pendekatan reproduksi yang lambat tapi berdampak besar. Mereka hanya berkembang biak setiap dua tahun dan membentuk ikatan seumur hidup dengan pasangannya. Strategi ini memastikan bahwa setiap keturunan diberi perhatian maksimal, meski harus menunggu berbulan–bulan di sarang.

3. Penguin Kaisar, kesetiaan di tengah Antartika

Burung dengan Waktu Mengeram Telur Terlama
potret koloni penguin kaisar, sebagian masih mengerami telur sementara lainnya menjaga anak yang sudah menetas (commons.wikimedia.org/Denis Luyten)

Di antara semua jenis penguin, Penguin Kaisar memiliki pola pengeraman yang paling menakjubkan. Setelah betina bertelur, ia menyerahkan telur tersebut kepada jantan untuk dierami. Sang jantan kemudian menjaga telur di atas kakinya yang hangat, dilindungi oleh lipatan kulit perut, selama kurang lebih 65 hingga 75 hari. Selama periode ini, ia tidak makan sama sekali dan hanya mengandalkan cadangan lemak tubuh untuk bertahan hidup di tengah musim dingin yang keras.

Yang membuat proses ini semakin luar biasa adalah kondisi lingkungan Antartika yang sangat ekstrem. Suhu bisa anjlok hingga di bawah −35 °C, ditambah angin kencang yang menusuk tulang. Untuk bertahan, para penguin jantan biasanya berkumpul rapat membentuk lingkaran besar agar saling menghangatkan tubuh. Kesetiaan mereka dalam menjaga telur hingga menetas menjadikan Penguin Kaisar sebagai salah satu burung paling tangguh sekaligus simbol kesabaran dalam dunia satwa liar.

4. Burung Kasuari, sang penjaga telur hijau

Burung dengan Waktu Mengeram Telur Terlama
potret burung kasuari yang sedang mengerami telurnya (commons.wikimedia.org/Wairambar Rainforest)

Kasuari adalah salah satu burung besar yang punya cara unik dalam mengasuh keturunannya. Setelah betina bertelur, peran utama diambil alih oleh sang jantan. Ia mengerami telur berwarna hijau cerah itu selama 47 hingga 61 hari, menjaga kestabilan suhu sarang dengan cara menambah atau mengurangi dedaunan. Selama periode ini, pejantan sangat jarang meninggalkan sarang, bahkan rela berpuasa demi memastikan telur tetap aman hingga menetas.

Peran jantan tidak berhenti setelah anak kasuari menetas. Ia masih bertanggung jawab merawat dan melindungi anak-anaknya selama hampir sembilan bulan, hingga cukup kuat untuk hidup mandiri. Sementara itu, betina biasanya pergi setelah bertelur dan dapat kawin lagi dengan pejantan lain. Pola ini menjadikan kasuari salah satu contoh burung dengan sistem reproduksi yang unik, di mana peran jantan lebih dominan dalam membesarkan keturunan.

5. Elang Laut Steller, penunggu telur tangguh dari utara

Burung dengan Waktu Mengeram Telur Terlama
potret elang laut Steller, salah satu elang terbesar yang mengerami telur lebih dari sebulan (commons.wikimedia.org/Michael Pinczolits)

Elang laut Steller dikenal sebagai burung pemangsa raksasa yang hidup di pesisir timur laut Asia, terutama di sekitar Rusia hingga Jepang. Saat musim kawin tiba, induk betina biasanya bertelur satu hingga tiga butir, namun yang paling sering hanya dua. Telur-telur ini kemudian dierami selama kurang lebih 38 hingga 45 hari. Dalam proses ini, betina lebih banyak mengerami, sementara jantan aktif mencari makanan untuk memastikan pasangan dan calon anaknya tetap terjaga.

Setelah melewati masa inkubasi panjang, anak elang lahir dalam keadaan rapuh dengan bulu halus berwarna abu-abu. Mereka memerlukan waktu sekitar 70 hari sebelum akhirnya mulai belajar terbang. Walau jumlah telur bisa lebih dari satu, biasanya hanya satu anak yang benar-benar bertahan hingga dewasa. Hal ini menjadi strategi alami elang laut Steller untuk memastikan energi dan perhatian induk benar-benar terfokus pada anak yang paling kuat agar peluang hidupnya lebih tinggi.

Dari lautan biru, hutan hijau, hingga Antartika yang beku, setiap burung punya kisah tentang kesabaran dalam menjaga kehidupan baru. Proses mengerami telur yang panjang bukan hanya soal insting bertahan hidup, tapi juga bukti dedikasi dalam dunia satwa. Waktu yang mereka habiskan untuk menjaga telur menjadi pengingat bahwa alam punya caranya sendiri menjaga keseimbangan, sebuah proses yang pelan, tapi penuh makna.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Ane Hukrisna
EditorAne Hukrisna
Follow Us

Latest in Science

See More

7 Fakta Unik Layang-layang Asia, Burung Migran Cantik Pencinta Simetri

09 Sep 2025, 19:06 WIBScience