5 Fakta Pyrenean Desman, si Agresif yang Memanfaatkan Moncongnya untuk Berburu!

- Pyrenean desman adalah mamalia semi akuatik kecil yang terancam punah
- Mereka hidup di sungai dan air pegunungan dengan populasi terfragmentasi
- Hewan ini memanfaatkan moncongnya untuk berburu dan sangat agresif dalam menjaga wilayahnya
Tidak hanya dikenal sebagai pyrenean desman, mereka juga dinamai iberian desman. Salah satu mamalia semi akuatik kecil yang keberadaannya terancam punah. Mereka berada dalam famili Talpidae dan memiliki nama ilmiah Galemys pyrenaicus. Ukurannya hanya kisaran 11-14 sentimeter dengan berat 35-80 gram. Saat melihat hewan ini, kamu mungkin merasa sangat familiar karena mirip dengan beberapa hewan.
Mereka adalah kerabat tikus tanah dan celurut, warnanya cokelat gelap, kecuali ekor serta hidungnya. Kakinya besar berselaput dengan rambut tepi yang berguna untuk memperluas permukaan renang. Menariknya, pyrenean desman juga tidak perlu khawatir lubang hidung dan telinganya kemasukan air karena rambut tersebut bisa menutupinya. Setelah tahu ciri-cirinya, yuk kenalan dengan mereka melalui penjelasan di bawah ini.
1. Hewan endemik yang populasinya terfragmentasi

Mamalia semi akuatik satu ini adalah hewan endemik yang berada di sebagai wilayah utara Spanyol, Portugal dan beberapa area barat daya Prancis. Populasinya terfragmentasi dan lebih banyak ditemukan di ketinggian 400-2.500 meter. Habitat yang dihuninya terpencil dan sulit dijangkau manusia.
Discover Wildlife menginformasikan bahwa pyrenean desman hidup di sungai serta dan air pegunungan yang sangat jernih, aliran airnya cepat dan kaya oksigen. Kamu bisa mengecek liangnya di tepian sungai berlumpur, pintu masuknya tepat di bawah permukaan air.
2. Memanfaatkan moncongnya untuk berburu

Makanan utama pyrenean desman adalah invertebrata air seperti larva serangga, cacing, moluska dan krustasea kecil. Mereka juga sesekali memburu berudu dan ikan kecil. Untuk mencari makan, hewan ini meraba dasar sungai menggunakan moncongnya. Sebab hidung hitamnya itu dipenuhi dengan vibrissae atau rambut sensor yang membantunya merasakan pergerakan mangsa, dilansir iNaturalist.
3. Mereka sangat agresif

Sebagai hewan noktural, pyrenean desman lebih aktif saat malam hari. Mereka juga sangat teritorial, khususnya jantan karena memiliki wilayah yang lebih luas dari betina. Hewan ini menandai wilayahnya dengan bau dan cenderung bersikap agresif terhadap sesama pyrenean desman dewasa. Sikapnya itu adalah upaya agar mereka bisa bertahan hidup di alam liar.
Melansir Animalia, mamalia semi akuatik ini juga punya cara lain untuk memudahkan kehidupannya. Mereka adalah perenang andal yang juga pandai memanjat karena punya cakar tajam. Saat siang hari, pyrenean desman memilih bersembunyi di celah bebatuan atau akar di tepian sungai. Cakarnya juga sangat membantu ketika mereka harus menggali liang sendiri.
4. Punya adaptasi lain yang sangat berguna

Sebagai hewan semi akuatik, pyrenean desman punya adaptasi untuk gaya hidupnya. Mereka bisa bertahan di bawah air selama dua menit ketika sedang berburu. Tidak hanya itu, ekornya yang berguna ketika berenang ternyata juga digunakan oleh mereka untuk menyimpan lemak sebagai cadangan energi.
Oh iya, selain adaptasi yang sangat banyak, sejarah kehidupan pyrenean desman tak kalah menariknya. Mereka adalah salah satu fosil hidup yang hampir tidak berubah selama jutaan tahun, lho. Ciri-ciri uniknya yang mirip tikus tanah, celurut dan berang-berang ternyata sudah ada sejak zaman prasejarah.
5. Setia pada pasangannya

Sistem perkawinan pyrenean desman adalah monogami, mereka hanya punya satu pasangan selama musim kawin. Mereka bisa berkembang biak selama tiga kali setahun, dari bulan Januari hingga Mei. Betina mengandung selama 30 hari sebelum melahirkan 3-4 anak. Tidak banyak informasi mengenai perawatan anaknya, tapi mereka bisa kawin pada usia 2 tahun.
Hewan endemik yang mungkin terdengar asing bagimu, tapi penampilannya sangat familair. Sayangnya, pyrenean desman terancam punah karena habitatnya semakin terfragmentasi dan terdampak oleh polusi air. Mereka juga diburu oleh nelayan karena dianggap sebagai ancaman bagi populasi ikan. Diperkirakan hanya ada sekitar kurang dari 10.000 spesies dewasa di Portugal. Karenanya, mereka diklasifikasikan sebagai vulnerable oleh IUCN sebab populasinya semakin menurun.