Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Fakta Negara Iran, Negara Kuno yang Sedang Bertransformasi

potret Tehran (commons.wikimedia.org/ninara)
potret Tehran (commons.wikimedia.org/ninara)
Intinya sih...
  • Iran adalah pewaris langsung peradaban Persia Kuno, dengan warisan sejarah yang terasa kuat dalam kehidupan masyarakatnya.
  • Teknologi digital tumbuh pesat di Iran, meskipun ada sensor dan pembatasan akses ke platform media sosial tertentu.
  • Perempuan Iran tetap aktif dalam dunia pendidikan, seni, politik, meskipun menghadapi keterbatasan formal dan masih berjuang untuk hak-hak dasar mereka.

Iran memang sering muncul di berita internasional karena isu-isu politik dan hubungan luar negerinya yang kompleks. Namun, di balik semua itu, negara ini punya warisan sejarah yang luar biasa, budaya yang sangat kaya, dan masyarakat yang tengah berjuang menemukan keseimbangan antara tradisi dan modernitas. Dari reruntuhan kerajaan Persia kuno sampai anak mudanya yang aktif di media sosial, Iran penuh kejutan yang gak bisa dipandang sebelah mata.

Transformasi Iran bukan cuma soal pembangunan fisik atau ekonomi, tapi juga menyentuh ranah sosial, teknologi, hingga gaya hidup masyarakatnya. Negara yang dulu dikenal sebagai Persia ini masih bergulat dengan masa lalunya yang agung sambil mencoba melangkah ke masa depan yang lebih terbuka. Lima fakta berikut bakal ngasih gambaran lebih dekat soal Iran hari ini, negara kuno yang sedang mencari jati diri baru di era modern.

1. Iran, pewaris langsung peradaban Persia Kuno

potret Persepolis (commons.wikimedia.org/Bernard Gagnon)
potret Persepolis (commons.wikimedia.org/Bernard Gagnon)

Iran bukan negara biasa. Negara ini adalah penerus langsung dari Kekaisaran Persia, salah satu kerajaan terbesar dan paling berpengaruh dalam sejarah dunia. Kekaisaran Achaemenid yang berdiri pada abad ke-6 SM pernah membentang dari India sampai ke Balkan. Beberapa peninggalannya seperti Persepolis masih berdiri gagah sampai sekarang dan menjadi situs warisan dunia UNESCO. Seperti dilansir dari Britannica, kekaisaran ini terkenal dengan sistem administrasi yang maju, jalan raya kerajaan, dan toleransi terhadap agama-agama lokal.

Warisan sejarah itu masih sangat terasa di kehidupan masyarakat Iran sekarang. Budaya, arsitektur, sastra, bahkan semangat nasionalismenya banyak yang bersumber dari kejayaan Persia kuno. Ini juga jadi alasan kenapa orang Iran punya kebanggaan tersendiri terhadap identitas negaranya. Di tengah tekanan politik dan ekonomi modern, masyarakat Iran masih menjaga nilai-nilai lama yang mereka anggap sebagai kekayaan identitas. Transformasi di Iran bukan berarti menanggalkan sejarah, tapi justru menjadikannya fondasi.

2. Teknologi digital tumbuh pesat, meski banyak sensor

potret mahasiswa Iran (commons.wikimedia.org/انجمن علمی دانشجویی دانشکده مهندسی دریا دانشگاه صنعتی امیرکبیر)
potret mahasiswa Iran (commons.wikimedia.org/انجمن علمی دانشجویی دانشکده مهندسی دریا دانشگاه صنعتی امیرکبیر)

Mungkin mengejutkan, tapi generasi muda Iran justru sangat aktif di dunia digital. Menurut laporan DataReportal tahun 2023, sekitar 70% populasi Iran adalah pengguna aktif internet. Aplikasi seperti Instagram dan Telegram sangat populer, meskipun beberapa platform besar seperti Facebook dan Twitter diblokir oleh pemerintah. Tapi hal itu gak menghalangi masyarakat Iran untuk menggunakan VPN demi tetap terkoneksi dengan dunia luar.

Fenomena ini menunjukkan adanya ketimpangan antara kebijakan negara yang konservatif dan masyarakat yang makin terbuka terhadap perkembangan global. Di balik sensor ketat dan pembatasan akses, kreativitas digital justru berkembang pesat. Banyak anak muda Iran yang jadi desainer, seniman, dan bahkan programmer kelas dunia. Transformasi digital ini bukan cuma soal teknologi, tapi juga jadi simbol perlawanan halus terhadap pembatasan sosial dan politik yang selama ini membatasi ruang gerak mereka.

3. Perempuan Iran, simbol perubahan sosial yang menguat

potret perempuan Iran (commons.wikimedia.org/Wojciech Kocot)
potret perempuan Iran (commons.wikimedia.org/Wojciech Kocot)

Perempuan Iran punya peran penting dalam dinamika sosial negara ini. Meski harus mengenakan hijab wajib di tempat umum, mereka tetap aktif dalam dunia pendidikan, seni, dan bahkan politik. Lebih dari 60% mahasiswa universitas di Iran adalah perempuan. Ini membuktikan bahwa keterbatasan formal gak serta merta menghalangi perempuan Iran untuk tampil dan bersuara.

Namun, perjuangan mereka jelas belum selesai. Seperti dilansir dari BBC News, banyak perempuan Iran yang kini vokal dalam memperjuangkan hak-hak dasar mereka, terutama setelah peristiwa kematian Mahsa Amini pada tahun 2022 yang memicu gelombang protes besar. Mereka menuntut hak untuk menentukan nasib sendiri, termasuk dalam berpakaian dan berpartisipasi di ruang publik. Transformasi Iran gak bisa dilepaskan dari suara perempuan yang makin berani menantang sistem patriarki dan konservatisme.

4. Ekonomi Iran, bertahan di tengah sanksi berat

potret Tehran (commons.wikimedia.org/ninara)
potret Tehran (commons.wikimedia.org/ninara)

Sanksi ekonomi internasional yang dijatuhkan kepada Iran karena isu nuklir telah memberikan tekanan berat pada ekonominya. Mata uang Iran, rial, terus mengalami depresiasi, inflasi meningkat tajam, dan sektor minyak yang jadi andalan pun terhambat. Menurut World Bank, pertumbuhan ekonomi Iran sempat mengalami kontraksi sebesar 6,8% pada 2019 karena sanksi dan pandemi. Tapi yang menarik, Iran tetap bertahan dengan ekonomi domestik yang cukup solid.

Banyak sektor lokal tumbuh karena keterbatasan impor, terutama di bidang pertanian, manufaktur ringan, dan industri kreatif. Pemerintah juga mulai mendorong ekonomi digital sebagai salah satu jalan keluar. Di sisi lain, masyarakat Iran juga terbiasa beradaptasi dengan kondisi sulit. Transformasi ekonomi ini bukan hanya soal angka-angka, tapi juga soal mentalitas bertahan hidup dan kreativitas dalam menciptakan peluang baru di tengah tekanan global.

5. Politik Iran, campuran antara demokrasi dan teokrasi

potret Supreme Leader Iran Ali Khamenei (commons.wikimedia.org/khamenei.ir)
potret Supreme Leader Iran Ali Khamenei (commons.wikimedia.org/khamenei.ir)

Iran punya sistem politik yang unik dan kompleks. Negara ini bukan kerajaan, tapi juga bukan republik demokratis seperti pada umumnya. Sejak Revolusi Islam tahun 1979, Iran mengadopsi sistem teokrasi yang dipimpin oleh Pemimpin Tertinggi (Supreme Leader) yang punya kekuasaan lebih tinggi dari presiden. Sistem ini menggabungkan prinsip-prinsip Islam Syiah dengan elemen pemilihan umum modern.

Namun, sistem ini mulai menunjukkan tanda-tanda ketegangan. Banyak anak muda yang merasa sistem politik Iran terlalu mengekang dan gak merepresentasikan aspirasi mereka. Pilpres terakhir menunjukkan penurunan partisipasi pemilih, pertanda adanya ketidakpuasan publik. Transformasi politik Iran mungkin berjalan lambat, tapi suara perubahan makin terdengar. Rakyatnya mulai menuntut sistem yang lebih transparan, inklusif, dan akuntabel.

Iran adalah negara penuh lapisan, antara kejayaan masa lalu dan harapan masa depan. Transformasi yang sedang terjadi mungkin gak langsung terasa dalam satu dekade, tapi tanda-tandanya udah jelas. Anak muda yang melek digital, perempuan yang bersuara, ekonomi yang belajar mandiri, dan masyarakat yang makin kritis menunjukkan bahwa perubahan sedang berlangsung.

Meski penuh tantangan, Iran membuktikan bahwa sebuah bangsa bisa terus bergerak maju tanpa melupakan akarnya. Negara ini bukan hanya tentang konflik atau embargo, tapi juga tentang semangat rakyatnya yang ingin menentukan nasib sendiri. Iran adalah cerita tentang pertarungan antara warisan dan harapan, dan itu yang bikin negara ini begitu menarik untuk diikuti.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Agsa Tian
EditorAgsa Tian
Follow Us