5 Makhluk Laut Dalam yang Jadi Mangsa Favorit Anglerfish
Laut dalam adalah dunia yang penuh misteri, gelap gulita, dan dipenuhi makhluk-makhluk aneh dengan kemampuan bertahan hidup yang luar biasa. Salah satu penghuninya yang paling terkenal adalah anglerfish, ikan predator yang memiliki antena bercahaya untuk memikat mangsa. Dengan gigi tajam, mulut besar, dan strategi berburu yang unik, anglerfish menjadi ancaman bagi banyak makhluk laut dalam.
Meskipun tampak mengerikan, anglerfish bukanlah pemangsa sembarangan. Mereka memiliki daftar mangsa favorit yang sering menjadi target utama. Penasaran siapa saja makhluk yang sering menjadi santapan ikan menyeramkan ini? Berikut lima makhluk laut dalam yang paling sering menjadi mangsa anglerfish.
1. Krustasea

Dikutip dari Animal Diversity Web, anglerfish muda lebih sering memangsa invertebrata, terutama krustasea seperti udang dan kepiting kecil. Hal ini disebabkan oleh ukuran tubuh mereka yang masih kecil, sehingga lebih mudah berburu mangsa yang tidak terlalu besar. Krustasea yang hidup di laut dalam biasanya bergerak lambat, sehingga menjadi target empuk bagi anglerfish muda yang masih belajar berburu.
Seiring bertambahnya usia, anglerfish mulai berburu mangsa yang lebih besar, tetapi krustasea tetap menjadi bagian penting dari makanan mereka. Beberapa spesies anglerfish yang masih berukuran sedang akan terus memangsa krustasea sebelum akhirnya beralih ke ikan sebagai sumber makanan utama. Hal ini menunjukkan bahwa transisi pola makan anglerfish terjadi secara bertahap, bergantung pada pertumbuhan dan kebutuhan energinya.
2. Sefalopoda

Sefalopoda, seperti cumi-cumi dan gurita kecil, juga merupakan makanan favorit anglerfish. Makhluk ini sering berenang di sekitar zona laut dalam, tempat anglerfish menunggu dalam kegelapan untuk menyergap mangsa yang tidak waspada. Dengan kemampuan penyamaran dan gerakan cepat, sefalopoda memang lebih sulit ditangkap dibandingkan krustasea, tetapi anglerfish memiliki teknik berburu yang efektif.
Saat sefalopoda tertarik dengan cahaya dari antena anglerfish, mereka tanpa sadar mendekati mulut predator ini. Begitu berada dalam jangkauan, anglerfish akan dengan cepat menelan mereka dalam sekali lahap. Ini menjadikan sefalopoda sebagai salah satu sumber makanan bergizi bagi anglerfish dewasa.
3. Ikan Pout Norwegia

Anglerfish yang lebih besar mulai memangsa ikan sebagai bagian utama dari diet mereka. Salah satu ikan yang sering menjadi mangsa adalah ikan pout Norwegia (Trisopterus esmarkii). Ikan ini banyak ditemukan di perairan Eropa, terutama di daerah yang juga menjadi habitat anglerfish.
Pout Norwegia biasanya berenang dalam kelompok kecil, tetapi hal ini tidak cukup untuk melindungi mereka dari serangan anglerfish. Dengan strategi berburu diam-diam dan cahaya pemikatnya, anglerfish bisa menarik perhatian ikan pout dan menangkapnya dalam waktu singkat. Sekali tertangkap, pout Norwegia hampir tidak memiliki kesempatan untuk melarikan diri dari rahang kuat anglerfish.
4. Ikan Whiting biru

Selain ikan pout, anglerfish juga memangsa ikan whiting biru (Micromesistius poutassou), yang umum ditemukan di laut dalam. Ikan ini sering berenang di dekat dasar laut, tempat anglerfish biasanya bersembunyi menunggu mangsa lewat. Whiting biru cenderung bergerak dalam kawanan kecil, tetapi hal ini tidak cukup untuk melindungi mereka dari ancaman predator. Saat berada di perairan dengan visibilitas rendah, mereka semakin sulit menyadari keberadaan anglerfish yang siap menyerang kapan saja.
Whiting biru memiliki tubuh ramping dan berenang cukup cepat, tetapi mereka tetap rentan terhadap teknik berburu anglerfish yang mengandalkan serangan mendadak. Ketika ikan ini tertarik ke arah cahaya anglerfish, peluang untuk melarikan diri menjadi semakin kecil, membuatnya menjadi salah satu makanan utama bagi predator laut dalam ini. Dengan satu gerakan cepat, anglerfish dapat menelan whiting biru dalam sekejap, tanpa memberi kesempatan bagi mangsanya untuk bereaksi.
5. Siput laut

Meskipun lebih dikenal sebagai pemakan ikan dan krustasea, beberapa spesies anglerfish juga memangsa siput laut, terutama yang hidup di dasar laut. Siput laut sering kali bergerak lambat dan tidak memiliki banyak mekanisme pertahanan, sehingga mudah ditangkap oleh anglerfish yang menunggu dalam kegelapan. Hal ini menjadikan siput laut sasaran empuk bagi predator ini, yang cerdik memanfaatkan kondisi sekitar untuk berburu.
Beberapa jenis siput laut memiliki cangkang lunak atau bahkan tidak bercangkang, yang membuat mereka semakin rentan terhadap serangan anglerfish. Karena pergerakannya yang tidak cepat, siput laut sering menjadi camilan tambahan bagi anglerfish muda sebelum mereka beralih ke mangsa yang lebih besar. Bahkan, serangan terhadap siput laut dapat terjadi tanpa peringatan, mengingat kecanggihan teknik berburu anglerfish yang mampu menyergap dalam gelapnya kedalaman laut.
Anglerfish adalah predator oportunistik yang memiliki pola makan bervariasi tergantung pada usia dan ukuran tubuhnya. Ikan muda lebih sering memangsa invertebrata seperti krustasea dan sefalopoda, sementara anglerfish dewasa mulai berburu ikan yang lebih besar. Dengan strategi berburu yang unik, anglerfish mampu menangkap mangsa dengan efisiensi tinggi meskipun hidup di lingkungan laut dalam yang gelap dan minim sumber daya.
Kehidupan di laut dalam memang penuh dengan persaingan dan tantangan. Setiap makhluk harus memiliki strategi bertahan hidup yang baik agar tidak menjadi santapan predator. Dan di antara semua penghuni laut dalam, anglerfish tetap menjadi salah satu pemburu paling ditakuti di habitatnya.