- Nangroe Aceh Darussalam: Pulau Simeulue, Pantai Barat NAD (Lhok Nga, Calang, Meulaboh), Lhokseumawe.
- Sumatera Utara: Pulau Nias, Pantai Barat Sumatera Utara.
- Sumatera Barat: Kepulauan Mentawai, Pantai Barat Sumatera Barat termasuk Siri Sori.
- Bengkulu: Pulau Enggano, Pantai Barat Bengkulu termasuk Kota Bengkulu dan Manna.
- Lampung dan Banten: Pantai Selatan Lampung dan Pantai Barat Banten.
- Jawa Barat-Tengah bagian selatan: Pantai Selatan Jawa Barat-Tengah.
- Jawa Timur bagian selatan: Pantai Selatan Jawa Timur.
- Bali: Pantai Selatan Bali.
- Nusa Tenggara Barat: Pantai Selatan Lombok, Sumbawa dan Pantai Utara Bima.
- Nusa Tenggara Timur: Pantai Utara Flores, Pulau Babi, Pantai Utara P. Timor (Atapupu) dan Pantai Selatan Sumba.
- Sulawesi Utara: Manado, Bitung, Sangihe dan Talaud.
- Sulawesi Tengah-Palu: Pulau Peleng, Banggai Kepulauan, Luwuk, Palu, Teluk Tomini, Tambu, Mupaga, Toli-toli, Donggala dan Tojo.
- Sulawesi Selatan: Bulukumba, Tinambung, dan Majene.
- Sulawesi Tenggara: Pantai Kendari.
- Maluku Utara: Sanana, Ternate, Tidore, Halmahera, dan Pulau Obi.
- Maluku Selatan: Bandanaira, P. Seram, P. Buru, Pantai Talaga, P. Banda, P. Kai dan Tual.
- Papua Utara: Yapen, Biak, Supiori, Oranbari dan Ransiki.
- Kalimantan Selatan bagian timur: Langadai dan Loeri.
- Sangata: Daerah Sekuran.
Hari Tsunami Sedunia, Ketahui Upaya Penyelamatan Bencana Alam Mematikan

- Tsunami merupakan gelombang air laut besar yang dipicu oleh pergeseran lempeng, tanah longsor, erupsi gunung api, atau jatuhnya meteor. Bencana ini berpotensi bahaya dengan ketinggian gelombang hingga 30 meter.
- Ada 19 wilayah di Indonesia yang terindikasi rawan terjadi tsunami, termasuk Nangroe Aceh Darussalam, Sumatera Utara, Jawa Barat-Tengah bagian selatan, dan lainnya.
- Persiapan menghadapi tsunami meliputi mengetahui pusat informasi bencana, kenali area risiko, siapkan persediaan dalam tas siaga bencana, dan waspada pada tanda-tanda kedatangan tsunami.
Setiap 5 November, dunia memperingati Hari Tsunami Sedunia sebagai pengingat pentingnya kesiapsiagaan menghadapi salah satu bencana alam paling mematikan di muka bumi. Gelombang raksasa yang datang tanpa ampun ini bisa menghancurkan wilayah pesisir dalam hitungan menit, namun dampaknya dapat diminimalkan jika masyarakat memahami langkah mitigasi yang tepat.
Mulai dari upaya pencegahan sebelum bencana, tindakan cepat saat tsunami terjadi, hingga langkah pemulihan setelahnya, semua menjadi bagian penting dalam membangun ketahanan terhadap tsunami. Lantas, seperti apa upaya mitigasi yang sebaiknya dilakukan sebelum, saat, dan setelah gelombang besar itu datang?
Sebab terjadinya tsunami
Tsunami merupakan gelombang air laut besar yang dipicu oleh pusaran air bawah laut karena pergeseran lempeng, tanah longsor, erupsi gunung api atau jatuhnya meteor. Bencana ini dapat bergerak dengan kecepatan sangat tinggi dan berpotensi mencapai daratan dengan ketinggian gelombang hingga 30 meter.
Bencana ini sangat berpotensi bahaya meskipun tidak terlalu merusak garis pantai. Gempa yang disebabkan pergerakan dasar laut atau pergeseran lempeng kerap menjadi penyebab adanya tsunami.
Wilayah yang rawan

Terdapat 19 wilayah Indonesia yang terindikasi rawan terjadi gelombang tsunami, yaitu:
Berdasarkan catatan yang ada di Badan Geologi, wilayah Maluku Selatan tercatat terbanyak terkena tsunami yaitu sebanyak 19 kali (tahun 1629, 1657, 1659, 1673, 1674, 1708, 1763, 1775, 1802, 1841, 1851, 1852, 1861, 1876, 1899, 1950, 1966, 1983 dan tahun 1996) dan paling sedikit Sangata yang hanya terkena satu kali gelombang tsunami pada 1921.
Persiapan menghadapi tsunami

Lalu apa yang perlu di persiapkan dalam menghadapi bencana tsunami? Di bawah ini adalah beberapa hal yang perlu di perhatikan:
- Mengetahui pusat informasi bencana, seperti Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) dan instansi lainnya.
- Kenali area rumah, sekolah, tempat kerja atau tempat lain yang berisiko dan mengetahui wilayah dataran tinggi juga dataran rendah.
- Jika sedang melakukan perjalanan ke wilayah pesisir pantai, kenali hotel, motel dan pusat pengungsian yang ada. Sangat penting mengetahui rute evakuasi yang telah dibuat ketika peringatan dikeluarkan.
- Siapkan persediaan dalam suatu tempat yang mudah di bawa (tas siaga bencana) dan tempatkan di area yang mudah terjangkau.
Tanda-tanda kedatangan tsunami
Beikut ini adalah tanda-tanda akan kedatangan tsunami yang perlu kamu perhatikan dan waspadai:
- Diawali dengan adanya gempa bumi. Bila tinggal di dekat pantai, sebaiknya berhati-hati bila terjadi gempa bumi di mana tsunami biasanya terjadi jika pusatnya ada di bawah atau di dekat laut.
- Dengarkan suara-suara gemuruh. Banyak dari korban tsunami telah mengatakan bahwa datangnya gelombang tsunami diawali dengan suara gemuruh yang keras, mirip kereta barang.
- Perhatikan penurunan air laut. Jika ada penurunan air laut dengan cepat dan bukan merupakan waktu air laut surut, segera cari tempat perlindungan yang tinggi. Sebelum terjadi gelombang tsunami, air laut akan terlebih dahulu surut dengan cepat, kemudian kembali dengan kekuatan yang sangat besar.
- Selalu waspada pada gelombang pertama. Gelombang tsunami pertama tidak selalu yang paling berbahaya, sehingga tetap menjauhkan diri dari pantai sampai keadaan benar-benar aman. Jangan berasumsi bahwa tsunami kecil di satu tempat maka akan kecil juga di daerah lain karena ukuran gelombang tsunami bervariasi dan tidak sama di semua lokasi. Gelombang tsunami juga bisa menerjang melalui sungai-sungai yang terhubung ke laut.
Selain tanda-tanda di atas, alam juga dapat memberi tanda sebelum terjadi bencana. Seperti gerakan angin yang tidak biasa, tekanan udara atau cuaca yang ekstrem serta perilaku hewan yang berubah. Beberapa kelelawar yang aktif di malam hari dan biasanya tidur di siang hari, menjadi sangat aktif di siang hari, setengah jam sebelum gelombang tsunami datang.
Upaya penyelamatan

Sebesar apapun bahaya tsunami, gelombang ini tidak akan datang setiap saat, jadi jangan menjadikan ancaman bencana ini mengurangi kenyamanan dalam menikmati wisata pantai dan lautan.
- Bila berada di sekitar pantai dan terasa guncangan gempa bumi serta di susul air laut surut secara tiba-tiba hingga dasar laut terlihat, segera lari menuju ke tempat yang tinggi (perbukitan atau bangunan tinggi). Kamu juga bisa mengikuti rute evakuasi yang sudah di tetapkan oleh pihak yang berwenang.
- Jika sedang berada di perahu atau kapal di tengah laut, kemudian mendengar berita dari pantai telah terjadi tsunami, jangan arahkan perahu atau kapal mendekat ke pesisir pantai.
- Seandainya gelombang pertama yang datang telah surut, jangan segera turun ke tempat yang rendah karena gelombang tsunami bisa jadi tidak datang sekali, berpotensi lebih tinggi dan berbahaya.
- Jika tsunami terjadi saat sedang menyetir kendaraan, segera keluar dan cari tempat yang tinggi dan aman.
- Segera mengungsi setelah ada pemberitahuan dari pihak yang berwenang atas penyebaran informasi tentang tsunami. Penting untuk tidak mempercayai berita dengan sumber yang tidak jelas kebenarannya.
- Utamakan keselamatan terlebih dahulu, tinggalkan barang yang tidak perlu dan menghambat dalam melakukan evakuasi diri. Selanjutnya kamu bisa memastikan tidak ada anggota keluarga yang tertinggal pada saat pergi ke tempat evakuasi. Kamu juga bisa mengajak tetangga atau kerabat untuk menyelamatkan diri bersama.
Pasca tsunami, apa yang perlu dilakukan?
Lalu apa yang perlu di lakukan setelah terjadi bencana tsunami? Kamu dapat melakukan beberapa hal, antara lain:
- Pastikan telah memperoleh informasi bahwa ancaman tsunami sudah berakhir dari BMKG, melalui TV nasional, radio daerah ataupun pengumuman di sekitar.
- Jauhi area yang tergenang, karena kemungkinan terdapat kubangan atau adanya kontaminasi dari zat-zat yang berbahaya.
- Jauhi area terdampak yang rusak (banyak puing-puing) kemungkinan adanya benda-benda tajam bisa melukai.
- Jauhi jaringan instalasi listrik dan pipa gas.
- Hati-hati saat memasuki gedung karena ancaman kerusakan yang tidak terlihat, seperti pada pondasi bangunan.
- Jika terluka, dapatkan perawatan di pos kesehatan terdekat.
- Periksalah ketersediaan makanan. Tapi makanan yang telah terkontaminasi air genangan tsunami bisa jadi sudah tercemar dan tidak layak konsumsi.
- Berikan bantuan P3K pada korban luka ringan dan mintalah pertolongan evakuasi jika terdapat korban dengan luka serius.
- Jika tempat tinggal dinyatakan masih layak huni, bersihkan rumah dari sampah yang terbawa gelombang tsunami dan menjernihkan sumber air bersih.
- Segera membangun tenda pengungsian apabila keadaan rumah sudah tidak memungkinkan untuk di huni atau kembali ke tempat pengungsin.


















