Kalau Gak Mau Mulut Kamu Bau, Hindari 3 Minuman Ini!

Pikir-pikir dulu sebelumnya meminumnya

Beberapa makanan seperti bawang putih dan bawang bombai diketahui secara luas dapat menyebabkan bau mulut. Akan tetapi, ternyata minuman tertentu juga bisa berkontribusi terhadap aroma napas yang tidak sedap.

Meredakan atau menghilangkan bau mulut termasuk tetap terhidrasi. Namun, tidak semua minuman bisa mendukung ini. Beberapa minuman dapat memberi makan bakteri yang menghasilkan senyawa belerang yang mudah menguap (volatile sulfur compound atau VSC) yang memperkuat bau napas.

Bau mulut biasanya berasal dari salah satu dari tiga hal ini:

  • Refluks asam dari lambung.
  • Postnasal drip dari saluran udara.
  • VSC di dalam mulut.

Mulut kita adalah rumah bagi berton-ton bakteri yang bertahan hidup dari apa yang kita makan dan minum. Saat bakteri ini mencernanya, mereka menghasilnya VSC yang bau, yang pada akhirnya menyebabkan napas tak sedap. Menurut Johns Hopkins Medicine Health Library, ini karena VSC yang hidup di lidah dapat berinteraksi dengan makanan dan minuman yang kamu nikmati lalu mengeluarkan napas yang bau.

Nah, inilah beberapa jenis minuman yang dapat menyebabkan bau mulut. Kalau kamu akan bicara kepada banyak orang, sebaiknya hindari.

1. Kopi

Buat penikmat kopi, rasanya sulit ya melewati hari tanpa (setidaknya) secangkir kopi? Namun, ternyata kopi dapat menyebabkan efek yang tidak mengenakkan, yaitu bau mulut.

Kopi mengandung belerang yang tinggi, yang dapat menyebabkan bau mulut. Kalau kamu pikir mengganti kopi dengan teh adalah idea baik, pikir-pikir lagi, deh.

Menurut Health, terlalu banyak kafein dapat mengeringkan mulut, yang mana ini dapat meningkatkan bau karena air liur kita membantu membersihkan bakteri dan partikel makanan yang menyebabkan bau mulut.

2. Alkohol

Kalau Gak Mau Mulut Kamu Bau, Hindari 3 Minuman Ini!ilustrasi mengonsumsi alkohol (unsplash.com/kchance8)

Sebuah penelitian dalam jurnal Microbiome tahun 2018 memeriksa profil bakteri sampel ludah dari lebih dari 1.000 sukarelawan sehat berusia antara 55 dan 84 tahun.

Para peneliti menemukan konsentrasi yang lebih tinggi dari bakteri jahat yang terkait dengan penyakit gusi (pemicu bau mulut) pada sukarelawan yang minum alkohol.

Perbedaan bakteri antara peminum ringan dan peminum berat meningkat dengan jumlah alkohol yang dikonsumsi. Peminum berat memiliki jumlah bakteri jahat paling banyak.

Selain mengubah bakteri di mulut alkohol juga dapat memicu refluks asam, yang menyebabkan asam lambung naik ke tenggorokan, dan asam itu berbau.

Baca Juga: Mengenal Lebih Dekat Jenis-jenis Bau Mulut dan Penyebabnya

3. Minuman bersoda

Minuman berkarbonasi seperti sparkling water atau soda lebih asam daripada air biasa karena penambahan asam fosfat atau sitrat.

Seperti dijelaskan dalam laman McGill University, sparkling water dapat menurunkan pH mulut, membuatnya lebih asam. Keasaman ini dapat mengeringkan mulut dan memungkinkan bakteri dan partikel makanan bertahan dan memicu bau mulut.

Minuman yang disarankan untuk melawan bau mulut

Kalau Gak Mau Mulut Kamu Bau, Hindari 3 Minuman Ini!ilustrasi infused water (freepik.com/diana.grytsku)

Air putih adalah pilihan terbaik. Membiasakan minum segelas air setelah setiap makan bisa menjinakkan bau mulut karena membantu menghilangkan partikel makanan penyebab bau mulut.

Selain itu, air liur adalah 99 persen air. Jadi, tetap terhidrasi memastikan kita menghasilkan banyak bahan yang dibutuhkan untuk menjaga mulut tetap bersih dan segar.

Air juga tidak berbau dan tidak menyediakan apa pun untuk dimakan bakteri. Artinya, air tidak dapat menghasilkan VSC yang berbau. Saat minum air, itu membersihkan lidah tempat bakteri dan VSC mereka terperangkap.

Kalau bosan dengan air putih, kamu bisa menambahkan daun mint, irisan lemon atau mentimun, atau potongan semangka untuk kesegaran.

Kalau sudah mengurangi minuman penyebab bau mulut seperti kopi, alkohol, serta sparkling water atau minuman bersoda namun bau mulut tak juga hilang, mungkin ini tanda infeksi atau penyakit periodontal.

Gejala penyakit periodontal lainnya meliputi:

  • Gusi merah yang bengkak atau lunak.
  • Gusi yang berdarah setelah menyikat atau flossing gigi.
  • Gigi lepas.
  • Penjajaran rahang yang berubah.

Selain itu, penting untuk melakukan kunjungan rutin ke dokter gigi untuk menjaga kesehatan gigi dan gusi.

Baca Juga: Halitosis (Bau Mulut): Penyebab, Diagnosis, Pengobatan

Topik:

  • Nurulia

Berita Terkini Lainnya