Bagaimana Masalah Jantung Bisa Menyebabkan Amputasi Kaki?

- Penyakit arteri koroner meningkatkan risiko penyakit arteri perifer, yang bisa menyebabkan amputasi kaki jika tidak diatasi.
- Faktor risiko penyakit arteri perifer meliputi riwayat keluarga, usia di atas 50 tahun, diabetes, tekanan darah tinggi, dan gaya hidup tidak aktif.
- Tanda-tanda penyakit jantung yang mungkin terlihat pada kaki antara lain mati rasa, luka sulit sembuh, dan pembengkakan.
Salah satu tanda yang khas dari masalah jantung adalah rasa sakit di dada. Namun, sebenarnya, masalah jantung tidak hanya berdampak pada organ vital, seperti jantung dan pembuluh darah di sekitarnya, tetapi juga dapat memengaruhi anggota tubuh lain, termasuk kaki.
Salah satu komplikasi serius yang bisa terjadi akibat masalah jantung adalah amputasi pada kaki. Kondisi ini sering kali terkait dengan penyakit arteri perifer, yang disebabkan oleh penumpukan plak di pembuluh darah yang menyuplai darah ke kaki.
Artikel ini membahas bagaimana gangguan pada jantung dapat berkontribusi pada amputasi kaki, termasuk faktor risiko yang terlibat dan gejala yang harus diwaspadai.
1. Bagaimana masalah jantung menyebabkan amputasi kaki?
Penyakit arteri koroner adalah kondisi ketika arteri di jantung mengalami penyempitan akibat plak yang menumpuk. Penyakit arteri koroner meningkatkan risiko untuk mengembangkan bentuk lain dari penyakit jantung, yang dikenal sebagai sebagai penyakit arteri perifer, yang terjadi saat arteri di lengan dan kaki menyempit.
Penumpukan plak utamanya disebabkan oleh lemak dan kolesterol. Akhirnya, plak akan pecah dan sepenuhnya menghalangi aliran darah. Jika kaki kekurangan aliran darah dan oksigen terlalu lama, hal ini dapat mengakibatkan komplikasi serius, seperti infeksi dan kematian jaringan. Bila kerusakannya parah, anggota tubuh mungkin perlu diamputasi.
2. Faktor risiko penyakit arteri perifer

Penyakit arteri perifer adalah penumpukan plak di arteri kaki. Arteri kaki membawa oksigen dan darah kaya nutrisi dari jantung ke lengan dan kaki. Pada orang dengan penyakit arteri perifer, aliran darah ke kaki terganggu yang menyebabkan kaki tidak mendapatkan oksigen dan nutrisi yang cukup.
Faktor risiko penyakit arteri perifer meliputi:
- Riwayat keluarga penyakit arteri perifer, penyakit jantung, serangan jantung, atau stroke.
- Berusia di atas 50 tahun.
- Perokok aktif atau mantan perokok.
- Diabetes.
- Tekanan darah tinggi.
- Kolesterol tinggi.
- Gaya hidup tidak aktif.
3. Tanda masalah jantung yang muncul pada kaki
Berikut ini beberapa masalah pada kaki yang mungkin merupakan tanda penyakit jantung:
- Tidak tumbuhnya rambut di kaki.
- Kulit kering, menipis, dan/atau mengilap di tungkai dan kaki.
- Ukuran otot mengecil tanpa sebab yang jelas.
- Kuku kaki menjadi rapuh, mengalami penebalan, dan berubah warna.
- Kaki terasa dingin.
- Mati rasa pada kaki.
- Nyeri atau kram pada tungkai dan telapak kaki saat berjalan.
- Luka sulit sembuh.
- Denyut nadi di kaki tidak terasa.
- Pembengkakan pada tungkai bawah, pergelangan kaki, dan telapak kaki.
4. Tanda lain adanya masalah jantung

Selain masalah pada kaki, gejala penyakit arteri koroner yang umum, meliputi:
- Dada terasa nyeri, sesak, dan tidak nyaman.
- Leher, rahang, tenggorokan, perut, dan punggung terasa nyeri atau tidak nyaman.
- Pusing.
- Pingsan.
- Dada berdebar-debar.
- Detak jantung lambat.
- Napas terasa sangat sesak selama berolahraga atau beraktivitas.
- Mudah lelah selama berolahraga atau beraktivitas.
- Pembengkakan berbagai bagian tubuh, seperti tangan, pergelangan kaki, atau kaki.
5. Mengobati penyakit arteri perifer
Amputasi biasanya menjadi pilihan untuk kasus penyakit arteri perifer yang ekstrem, di mana kerusakannya terlalu parah sehingga tidak dapat diperbaiki. Dan, jika mempertahankan anggota tubuh menimbulkan risiko yang lebih besar bagi kesehatan.
Banyak penyebab penyakit arteri perifer dapat dikelola atau dicegah melalui penyesuaian gaya hidup dan intervensi dini. Faktor-faktor, seperti merokok, tekanan darah tinggi, diabetes, dan kelebihan berat badan merupakan penyebab utama penyakit arteri perifer dan kondisi ini bisa dicegah.
Tergantung pada penyebab dan tingkat keparahan yang mendasarinya, penyakit arteri perifer biasanya diobati dengan penyesuaian gaya hidup, seperti olahraga dan diet untuk menjaga berat badan yang sehat dan memperlancar sirkulasi darah.
Untuk individu dengan diabetes, sangat penting untuk menjaga kadar gula darah yang sehat setiap saat, dan rutin memeriksa kaki dan tungkai untuk mengetahui tanda-tanda infeksi secara teratur.
Mengelola risiko penyakit arteri perifer dan mencegah komplikasi serius seperti amputasi memerlukan kesadaran akan faktor-faktor penyebab, seperti gaya hidup tidak sehat dan kondisi medis tertentu.
Dengan melakukan perubahan gaya hidup, memantau kesehatan jantung secara rutin, dan menangani masalah sejak dini, risiko penyakit arteri perifer dapat diminimalkan. Konsultasi dengan profesional medis sangat penting untuk diagnosis dan perawatan yang tepat.
Referensi
"Why You Don't Have to Lose Your Limb if You Have Peripheral Artery Disease". Cardiovascular Institute of America. Diakses pada November 2024.
"Peripheral Artery Disease". Cleveland Clinic. Diakses pada November 2024.
"Heart Disease and Your Feet". Health Maters. Diakses pada November 2024.
"Heart Disease". Mayo Clinic. Diakses pada November 2024.