Benarkah Vitamin D3 Bisa Bantu Turunkan Berat Badan?

- Vitamin D adalah istilah umum yang merujuk pada vitamin D2 (ergocalciferol) dan vitamin D3 (cholecalciferol). Vitamin D3 diproduksi secara alami di kulit saat terpapar sinar matahari dan tersedia dalam makanan hewani, seperti ikan berlemak dan kuning telur.
- Obesitas dikaitkan dengan kadar vitamin D yang rendah dalam darah.
- Kadar vitamin D yang cukup dapat mendukung penurunan berat badan dan mengurangi lemak tubuh.
Artikel ini telah ditinjau secara medis oleh dr. Ra Aditya A. Puruhita, M.M.R., Sp.PD
Vitamin D3 paling dikenal untuk meningkatkan kesehatan tulang. Namun, vitamin ini juga penting untuk meningkatkan sistem kekebalan tubuh, meningkatkan suasana hati dan fungsi otot, serta mendukung kesehatan jantung. Mengonsumsi vitamin D3 juga dapat membantu kesehatan kulit dan kejernihan mental yang lebih baik.
Lantas, benarkah vitamin D3 juga dapat membantu menurunkan berat badan? Berikut penjelasannya.
Sekilas tentang vitamin D3, bedanya dengan vitamin D
Vitamin D adalah istilah umum yang merujuk pada vitamin D2 (ergocalciferol) dan vitamin D3 (cholecalciferol).
Vitamin D3 diproduksi secara alami di kulit saat terpapar sinar matahari dan tersedia dalam makanan hewani, seperti ikan berlemak dan kuning telur. Sementara itu, vitamin D2 berasal dari jamur dan makanan yang difortifikasi.
Kadar vitamin D yang cukup mendukung kesehatan tulang dan otot, fungsi kekebalan tubuh, kesehatan jantung, pengaturan suasana hati, dan banyak lagi. Dari kedua bentuk tersebut, vitamin D3 secara umum dianggap paling efektif untuk meningkatkan dan mempertahankan kadar vitamin D. Namun, kedua bentuk tersebut bermanfaat bagi kesehatan secara keseluruhan.
Orang yang kelebihan berat badan cenderung memiliki kadar vitamin D yang lebih rendah

Indeks massa tubuh dan persentase lemak tubuh yang lebih tinggi dikaitkan dengan kadar vitamin D yang lebih rendah dalam darah, menurut studi.
Ada beberapa teori tentang hubungan antara kadar vitamin D yang rendah dan obesitas. Beberapa mengklaim bahwa orang yang mengalami obesitas cenderung mengonsumsi lebih sedikit makanan yang tinggi akan vitamin D, sementara teori lainnya merujuk pada perbedaan perilaku, bahwa individu dengan obesitas cenderung kurang mengekspos kulit dan mungkin tidak menyerap banyak vitamin D dari sinar matahari.
Selain itu, enzim tertentu diperlukan untuk mengubah vitamin D menjadi bentuk aktifnya, dan kadar enzim ini mungkin berbeda antara individu yang mengalami obesitas dan yang tidak mengalami obesitas. Namun, sebuah studi mencatat bahwa jika kadar vitamin D pada individu obesitas disesuaikan dengan ukuran tubuh, tidak ada perbedaan antara kadar pada individu obesitas dan individu tanpa obesitas.
Hal itu menunjukkan bahwa kebutuhan vitamin D bervariasi berdasarkan ukuran tubuh. Orang dengan obesitas membutuhkan lebih banyak vitamin D daripada orang yang berat badannya normal untuk mempertahankan kadar yang sama dalam darah. Ini dapat membantu menjelaskan mengapa orang yang mengalami obesitas lebih mungkin mengalami kekurangan vitamin D.
Menariknya, penurunan berat badan juga dapat memengaruhi kadar vitamin D. Secara teori, berkurangnya ukuran tubuh berarti kebutuhan vitamin D berkurang. Namun, karena jumlah vitamin D dalam tubuh tetap sama saat seseorang menurunkan berat badan, kadar vitamin D justru akan meningkat. Dan, tingkat penurunan berat badan dapat memengaruhi sejauh mana kadarnya meningkat.
Penurunan berat badan sedikit saja dapat menyebabkan peningkatan kadar vitamin D dalam darah, menurut studi.
Sebuah penelitian menemukan bahwa penurunan berat badan sedikit saja dapat menyebabkan peningkatan kadar vitamin D dalam darah.
Selain itu, peserta yang kehilangan setidaknya 15 persen berat badan mereka mengalami peningkatan yang hampir tiga kali lebih besar dibandingkan dengan peserta yang kehilangan 5–10 persen berat badan mereka.
Selain itu, beberapa bukti menunjukkan bahwa peningkatan vitamin D dalam darah dapat mengurangi lemak tubuh dan meningkatkan penurunan berat badan.
Kesimpulannya, obesitas merupakan faktor risiko kekurangan vitamin D. Hal ini mungkin terjadi karena kebutuhan harian akan vitamin D bergantung pada ukuran tubuh.
Kadar vitamin D yang lebih tinggi mungkin dapat membantu penurunan berat badan
Beberapa bukti menunjukkan bahwa kadar vitamin D yang cukup dapat mendukung penurunan berat badan dan mengurangi lemak tubuh.
Penelitian menunjukkan bahwa orang yang kelebihan berat badan dan obesitas yang memenuhi kebutuhan vitamin D cenderung menurunkan lebih banyak berat badan dan mengalami pengurangan lemak.
Satu penelitian menemukan bahwa perempuan dengan kadar vitamin D yang cukup kehilangan rata-rata 7 pon (3,2 kg) lebih banyak daripada mereka yang kekurangan vitamin D.
Penelitian lain mengaitkan kadar vitamin D yang lebih tinggi dengan lebih sedikit penambahan berat badan seiring waktu pada perempuan lanjut usia.
Meskipun temuan ini menunjukkan kemungkinan adanya hubungan, tetapi penelitian lebih lanjut diperlukan untuk mengonfirmasi peran langsung vitamin D dalam manajemen berat badan.
Cara vitamin D mendukung penurunan berat badan

Beberapa teori mencoba menjelaskan efek vitamin D pada penurunan berat badan.
Vitamin D berpotensi mengurangi pembentukan sel lemak baru dalam tubuh.
Vitamin D juga dapat menekan penyimpanan sel lemak, sehingga secara efektif mengurangi akumulasi lemak.
Selain itu, vitamin D dapat meningkatkan kadar serotonin, neurotransmiter yang memengaruhi suasana hati hingga pengaturan tidur.
Serotonin dapat berperan dalam mengendalikan nafsu makan dan dapat meningkatkan rasa kenyang, mengurangi berat badan, dan mengurangi asupan kalori.
Satu lagi, kadar vitamin D yang lebih tinggi dapat dikaitkan dengan kadar testosteron yang lebih tinggi, yang dapat memicu penurunan berat badan. Dalam sebuah studi, 165 partisipan pria diberikan suplemen vitamin D atau plasebo. Temuannya, mereka yang menerima suplemen mengalami peningkatan kadar testosteron yang lebih besar daripada kelompok kontrol.
Kadar testosteron yang lebih tinggi ditemukan dapat membantu mengurangi lemak tubuh dan membantu mempertahankan penurunan berat badan jangka panjang. Ini terjadi dengan cara meningkatnya metabolisme, yang menyebabkan tubuh membakar lebih banyak kalori setelah makan. Hal ini juga dapat menghalangi pembentukan sel lemak baru dalam tubuh.
Sementara para peneliti masih mencoba mencari tahu kekuatan hubungan antara vitamin D3 atau vitamin D dan penurunan berat badan, jika kamu kelebihan berat badan atau mengalami obesitas, sebaiknya periksakan kadar vitamin D.
Jika ditemukan defisiensi, dokter akan menyarankan untuk mengembalikan kadar vitamin D ke kisaran yang sehat, demi kesehatan tulang dan otot. Dan, mungkin saja kamu akan menurunkan berat badan dalam prosesnya.
Poin-poin penting untuk penurunan berat badan yang efektif dan berkelanjutan melibatkan:
- Defisit kalori.
- Pola makan seimbang.
- Rutin berolahraga.
- Meningkatkan asupan protein.
- Menjaga hidrasi.
- Mendapatkan tidur cukup dan berkualitas.
- Mampu mengelola stres dengan baik.
- Makan secara mindful.
Ciptakan kebiasaan sehat yang berkelanjutan agar menghasilkan kesuksesan penurunan berat badan jangka panjang, bukan dengan cara melakukan diet ekstrem.
Referensi
"Vitamin D: Fact sheet for health professionals." National Institutes of Health. Office of Dietary Supplements. Diakses Februari 2025.
"Vitamin D vs. D3: What’s the Difference?" Verywell Health. Diakses Februari 2025.
"Can Vitamin D Help You Lose Weight?" Healthline. Diakses Februari 2025.
"5 Vitamins and Minerals to Boost Your Metabolism and Promote Weight Loss." Healthline. Diakses Februari 2025.