Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Apakah Kamu Cacingan? Kenali 7 Gejalanya

ilustrasi cacingan (freepik.com/atlascompany)
ilustrasi cacingan (freepik.com/atlascompany)
Intinya sih...
  • Parasit usus bisa menimbulkan gejala yang mengganggu, mulai dari rasa tidak nyaman di perut hingga disentri dan ruam pada area genital.
  • Cacing pipih dan cacing gelang adalah dua jenis utama cacing usus yang bisa menginfeksi manusia.
  • Infeksi cacing usus dapat menyebabkan komplikasi serius bagi kesehatan, terutama pada kelompok rentan seperti lansia, ibu hamil, dan orang dengan sistem imun lemah.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Di dalam usus manusia, ada makhluk-makhluk kecil yang bisa menjadi tamu tak diundang, yakni parasit usus. Mereka bisa berupa cacing (disebut cacingan atau kecacingan) atau organisme bersel tunggal yang hidup dengan cara menumpang pada tubuh manusia.

Dalam dunia biologi, parasit adalah organisme yang bergantung sepenuhnya pada inangnya. Mereka mengambil makanan dari tubuh inang, menjadikannya tempat tinggal, bahkan memanfaatkan tubuh itu sebagai kendaraan untuk berpindah dan menyebar ke inang berikutnya.

Masalahnya, parasit usus tidak memberi manfaat apa pun. Sebaliknya, mereka justru bisa menimbulkan berbagai gejala yang mengganggu, mulai dari yang ringan seperti rasa tidak nyaman di perut, hingga yang lebih serius dan berisiko bagi kesehatan.

Infeksi parasit usus menjadi masalah kesehatan global yang memengaruhi lebih dari satu miliar orang di seluruh dunia.

Meski kasus terbanyak ditemukan di negara berkembang dengan sanitasi yang kurang memadai, tetapi infeksi ini juga tetap sering dijumpai di negara maju, terutama pada orang dengan daya tahan tubuh lemah atau sistem imun yang terganggu.

Jenis utama cacing usus yang bisa menginfeksi manusia

Ada dua jenis utama cacing usus yang bisa menginfeksi manusia, yaitu cacing pipih dan cacing gelang. Keduanya sama-sama memanfaatkan tubuh manusia sebagai tempat tinggal sekaligus sumber makanan, tetapi bentuk dan jenis infeksinya berbeda.

Pada kelompok cacing pipih, ada dua yang paling sering ditemui:

  • Cacing pita (taeniasis): Bisa tumbuh panjang di dalam usus dan menyerap nutrisi dari makanan yang kamu konsumsi.
  • Cacing hati (flukes): Meski namanya “hati”, tetapi beberapa jenis juga bisa menyerang usus manusia.

Sementara pada kelompok cacing gelang, infeksinya lebih beragam:

  • Cacing kremi (pinworm): Penyebab rasa gatal di area anus, terutama pada anak-anak.
  • Cacing tambang (hookworm): Bisa masuk lewat kulit kaki dan kemudian tinggal di usus.
  • Cacing gelang (ascariasis): Jenis cacing usus paling umum di dunia, ukurannya bisa cukup besar.
  • Cacing cambuk (whipworm): Hidup di usus besar dan dapat menyebabkan diare kronis.

Manusia bisa terinfeksi berbagai jenis cacing usus, mulai dari yang ukurannya kecil dan sering dianggap sepele, hingga yang bisa tumbuh besar dan menimbulkan komplikasi serius.

Gejala cacingan

Ketika cacing usus masuk ke dalam tubuh, mereka akan menuju ke usus untuk tinggal, berkembang biak, dan tumbuh. Awalnya, tubuh mungkin tidak menunjukkan tanda apa pun. Namun, seiring jumlah dan ukuran cacing bertambah, gejala biasanya mulai muncul.

Beberapa gejala umum cacingan antara lain:

  • Nyeri perut atau rasa tidak nyaman di bagian perut.
  • Diare, mual, atau muntah yang muncul berulang.
  • Perut kembung dan penuh gas.
  • Tubuh mudah lelah meskipun tidak banyak aktivitas.
  • Penurunan berat badan tanpa sebab yang jelas.
  • Perut terasa nyeri atau lebih sensitif saat ditekan.

Dalam beberapa kasus, cacingan bisa menimbulkan disentri, yaitu diare yang bercampur darah dan lendir akibat infeksi di usus. Ada juga yang mengalami ruam atau gatal di sekitar anus atau area genital, terutama saat cacing keluar pada malam hari. Bahkan, terkadang cacing bisa terlihat langsung ikut keluar bersama tinja saat buang air besar.

Yang mengejutkan, sebagian orang bisa membawa cacing usus selama bertahun-tahun tanpa gejala apa pun. Itu sebabnya infeksi ini sering kali tak disadari hingga kondisinya cukup parah.

Seperti apa bentuk cacing usus pada manusia?

Enterobius vermicularis atau cacing kremi (commons.wikimedia.org/Danny S.)
Enterobius vermicularis atau cacing kremi (commons.wikimedia.org/Danny S.)

Cacing usus yang bisa menginfeksi manusia memiliki bentuk dan ukuran yang sangat bervariasi, mulai dari yang hanya bisa dilihat dengan mikroskop hingga yang panjangnya bisa mencapai beberapa meter.

Berikut gambaran beberapa jenisnya:

  • Cacing kremi: Tampak seperti benang putih kecil yang bergerak, panjangnya sekitar 2–13 mm dan bisa terlihat dengan mata telanjang.
  • Strongyloides: Larvanya hanya bisa dilihat dengan mikroskop, tetapi saat dewasa ukurannya sekitar 2–3 mm.
  • Dog hookworm (cacing tambang anjing): Telurnya terlihat sebagai titik putih kecil pada tinja anjing. Cacing dewasa berukuran 12–15 mm, berbentuk seperti huruf J, dengan mulut besar yang memiliki gigi.
  • Dog tapeworm (cacing pita anjing): Memiliki 3–4 segmen, panjang sekitar 6 mm.
  • Pork tapeworm dan beef tapeworm (cacing pita babi dan sapi): Berbentuk pipih seperti pita. Cacing pita babi dewasa bisa mencapai 2–7 meter, sedangkan cacing pita sapi dewasa bahkan bisa 4–12 meter. Keduanya punya kepala, leher, dan banyak segmen yang dapat berisi telur.
  • Dwarf tapeworm (cacing pita kerdil): Panjang sekitar 2–4 cm, lebar 1 mm.
  • Whipworms (cacing cambuk): Cacing dewasa panjangnya sekitar 4 cm, dengan salah satu ujung lebih lebar dan ujung lain lebih tipis, sehingga bentuknya menyerupai cambuk.

Bagaimana kamu bisa terkena cacingan?

Cacing usus bisa masuk ke dalam tubuh lewat berbagai cara, tergantung dari jenis cacingnya. Salah satu jalur paling umum adalah melalui makanan, misalnya saat kamu makan daging sapi, babi, atau ikan yang dimasak tidak sempurna dan ternyata sudah terinfeksi larva cacing.

Selain itu, air yang terkontaminasi, tanah yang tercemar, serta kontak langsung dengan tinja yang mengandung parasit juga bisa menjadi jalan masuk cacing. Sanitasi yang buruk dan kebiasaan menjaga kebersihan yang kurang memadai membuat risiko penularan makin tinggi.

Lingkungan juga berperan besar. Hidup di wilayah dengan iklim tropis atau subtropis secara alami meningkatkan risiko terpapar cacing usus. Bahkan, kontak dengan orang yang sudah terinfeksi atau menyentuh permukaan yang mereka gunakan bisa cukup untuk menularkan. Inilah alasan cacing kremi sering ditemukan pada anak-anak. Mereka biasanya masih belajar menjaga kebersihan tangan dan kerap bermain di tanah, pasir, atau lingkungan yang mudah terkontaminasi.

Tidak hanya anak-anak, lansia dengan daya tahan tubuh lemah juga lebih rentan. Menurut catatan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), sekitar 24 persen populasi dunia terinfeksi cacing yang ditularkan lewat tanah. Angka ini paling tinggi di daerah tropis dan subtropis, khususnya di negara berkembang, di mana air minum sering berasal dari sumber yang tidak sepenuhnya aman dan fasilitas sanitasi masih terbatas.

Bisa menyebabkan komplikasi

Infeksi cacing usus bukan cuma menimbulkan rasa tidak nyaman, tetapi juga dapat membawa konsekuensi serius bagi kesehatan. Cacing yang menetap di dalam saluran pencernaan bisa mengganggu penyerapan nutrisi penting, sehingga meningkatkan risiko malnutrisi, anemia, bahkan sumbatan usus jika jumlahnya terlalu banyak.

Komplikasi ini lebih sering muncul pada kelompok yang rentan, seperti lansia dan mereka yang memiliki sistem imun lemah, misalnya orang dengan HIV. Kondisi tubuh yang tidak mampu melawan infeksi dengan optimal membuat cacing lebih mudah berkembang biak dan menimbulkan dampak lebih parah.

Bagi ibu hamil, risiko bisa menjadi lebih kompleks. Infeksi cacing usus dalam masa kehamilan berpotensi mengganggu kesehatan ibu sekaligus perkembangan janin. Karena itu, jika terdiagnosis, dokter akan memilih obat antiparasit yang aman digunakan selama kehamilan serta memantau ketat proses pengobatan agar tidak menimbulkan efek samping pada ibu maupun bayi.

Kapan harus ke dokter?

ilustrasi konsultasi dokter (pexels.com/cottonbro studio)
ilustrasi konsultasi dokter (pexels.com/cottonbro studio)

Sebagian besar jenis cacing yang menginfeksi manusia biasanya hanya menimbulkan gejala ringan. Namun, bukan berarti bisa disepelekan. Segera temui dokter jika kamu curiga mengalami cacingan, karena penanganan sejak dini membuat proses penyembuhan lebih cepat dan mencegah komplikasi.

Obat antiparasit umumnya efektif membasmi cacing, tetapi diagnosis medis tetap diperlukan.

Beberapa tanda yang perlu kamu waspadai dan menjadi alasan kuat untuk periksa ke dokter:

  • Tinja bercampur darah atau nanah.
  • Muntah setiap hari atau berulang.
  • Demam yang terus meningkat.
  • Kelelahan ekstrem dan tubuh terasa sangat dehidrasi.
  • Mengalami penurunan berat badan tanpa sebab jelas.
  • Diare, mual, atau sakit perut yang berlangsung lebih dari dua minggu.
  • Muncul ruam merah dan gatal di kulit berbentuk menyerupai cacing.

Gejala-gejala ini menunjukkan bahwa infeksi mungkin sudah lebih serius atau melibatkan organ lain. Dengan pemeriksaan medis, dokter bisa memastikan penyebabnya dan memberikan terapi yang tepat sebelum kondisi memburuk.

Referensi

Alshami I, Wadhwa R. Helminthiasis. [Updated 2023 Jul 17]. In: StatPearls. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2025 Jan. Available from: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK560525/

Lotfollah Davoodi et al., “Vulvovaginitis Due to Enterobius Vermicularis in a Girl and Epidemic Enterobiasis in Her Family,” Clinical Case Reports 12, no. 5 (May 1, 2024), https://doi.org/10.1002/ccr3.8902.

"What Are Intestinal Worms?" Healthline. Diakses Agustus 2025.

"Worms in humans." National Health Service. Diakses Agustus 2025.

Monjur Ahmed, “Intestinal Parasitic Infections in 2023,” Gastroenterology Research 16, no. 3 (June 1, 2023): 127–40, https://doi.org/10.14740/gr1622.

"Soil-transmitted helminth infections." World Health Organization. Diakses Agustus 2025.

"Worms in humans." Healthdirect. Diakses Agustus 2025.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Bayu D. Wicaksono
Nuruliar F
Bayu D. Wicaksono
EditorBayu D. Wicaksono
Follow Us

Latest in Health

See More

7 Ciri Kuku Orang dengan Masalah Jantung, Jangan Diabaikan!

21 Sep 2025, 09:37 WIBHealth