- Sakit kepala (jarang terjadi).
- Nyeri pada mata.
- Penglihatan kabur atau berubah.
- Gerakan mata terbatas.
Kim Kardashian Ungkap Dirinya Sakit Aneurisme Otak, Kondisi Apa Ini?

- Aneurisme otak adalah kondisi ketika dinding pembuluh darah di otak melemah dan menonjol keluar seperti balon kecil, yang bisa mengancam nyawa dalam waktu singkat.
- Aneurisme otak sering tidak menimbulkan tanda apa pun sampai akhirnya pecah.
- Aneurisme otak terbentuk ketika dinding pembuluh darah di otak menipis atau melemah, dan dapat dipicu oleh faktor risiko seperti merokok, tekanan darah tinggi, dan riwayat keluarga dengan masalah serupa.
Kim Kardashian mengungkap bahwa dirinya didiagnosis mengalami aneurisme kecil di otaknya setelah menjalani pemindaian MRI. Ia menyampaikan hal ini dalam cuplikan musim ke-7 reality show The Kardashians yang baru tayang di Hulu. Menurut Kim, dokter menduga kondisi tersebut bisa dipicu oleh stres.
Apa itu aneurisme otak, apa saja gejalanya, bagaimana pengobatannya, dan apakah ini kondisi berbahaya? Yuk, pahami lebih lanjut!
1. Apa itu aneurisme otak?
Aneurisme otak adalah kondisi ketika dinding pembuluh darah di otak melemah, lalu menonjol keluar seperti balon kecil. Tonjolan ini terbentuk karena ada bagian dinding arteri yang rapuh dan tidak sekuat seharusnya.
Masalahnya, jika tonjolan itu pecah, darah bisa mengalir ke jaringan otak. Kondisi ini sangat berbahaya karena dapat mengancam nyawa dalam waktu singkat.
Ada beberapa jenis aneurisme otak, tetapi yang paling sering ditemui adalah aneurisme sakular, yang bentuknya menyerupai buah beri kecil yang menempel di batangnya.
Diperkirakan sekitar 3 dari setiap 100 orang di dunia memilikinya. Rata-rata usia saat ditemukan adalah sekitar 50 tahun, dan peluangnya sama besar antara perempuan maupun laki-laki.
Meski sering dibicarakan dalam konteks otak, tetapi aneurisme sebenarnya juga bisa muncul di bagian tubuh lain, bukan cuma di kepala.
2. Gejala
Aneurisme otak sering kali tidak menimbulkan tanda apa pun sampai akhirnya pecah. Sebagian besar ukurannya kecil, kurang dari 10 milimeter. Karena ukurannya kecil, risikonya untuk pecah juga lebih rendah.
Namun, ada kalanya tubuh memberi “peringatan kecil” sebelum pecah. Sedikit darah bisa merembes keluar, kondisi ini disebut perdarahan sentinel. Ada juga aneurisme yang menekan saraf di sekitarnya, misalnya saraf mata, sehingga menimbulkan gangguan penglihatan atau pergerakan mata, meski belum pecah.
Gejala aneurisme otak yang belum pecah bisa berupa:
Sering kali, tanda pertama aneurisme justru muncul saat pecah dan menyebabkan perdarahan subaraknoid (SAH). Kondisi ini bisa menimbulkan gejala serius, seperti:
- Sakit kepala mendadak yang terasa paling hebat sepanjang hidup.
- Leher kaku.
- Mual dan muntah.
- Mengantuk atau perubahan kesadaran.
- Nyeri di area tertentu, misalnya mata.
- Pupil melebar.
- Pingsan atau hilang kesadaran.
- Tekanan darah tinggi.
- Kehilangan keseimbangan atau koordinasi.
- Sensitif terhadap cahaya.
- Nyeri punggung atau kaki.
- Gangguan fungsi saraf tertentu (mata, hidung, lidah, atau telinga).
- Dalam kasus berat: koma hingga kematian.
Gejala aneurisme otak bisa menyerupai penyakit lain. Karena itu, hanya pemeriksaan dokter yang bisa memastikannya.
3. Penyebab

Aneurisme otak terbentuk ketika dinding pembuluh darah di otak menipis atau melemah. Kondisi ini bisa dipicu oleh berbagai hal, mulai dari kebiasaan merokok hingga riwayat keluarga dengan masalah serupa.
Beberapa kelompok orang memiliki risiko lebih tinggi. Perempuan lebih rentan dibanding laki-laki. Risiko juga meningkat pada usia 30 hingga 60 tahun.
Selain itu, ada faktor lain yang bisa memperbesar peluang terjadinya aneurisme otak, seperti:
- Kelainan jaringan ikat, seperti penyakit ginjal polikistik, sindrom Marfan, atau sindrom Ehlers-Danlos.
- Riwayat keluarga dengan aneurisme (orang tua, saudara kandung, atau anak).
- Merokok.
- Tekanan darah tinggi.
Jadi, aneurisme otak bukan cuma kebetulan. Ada pola risiko yang bisa dikenali, dan memahami faktor-faktor ini memberi kesempatan untuk lebih waspada serta menjaga kesehatan sejak dini.
4. Diagnosis
Aneurisme otak sering kali baru diketahui setelah pecah, atau ditemukan secara tidak sengaja saat menjalani pemeriksaan lain seperti CT scan, MRI, atau angiografi.
Selain riwayat medis lengkap dan pemeriksaan fisik, prosedur diagnostik yang dapat dilakukan meliputi:
- Angiografi serebral: Menampilkan gambaran pembuluh darah otak untuk melihat aliran darah dan kelainan. Dilakukan dengan memasukkan kateter melalui pembuluh darah di kaki, menyuntikkan zat kontras, lalu mengambil foto rontgen.
- CT scan: Menggunakan sinar-X dan komputer untuk menghasilkan gambar detail tulang, otot, lemak, dan organ. Dapat membantu menemukan lokasi aneurisme, apakah sudah pecah atau bocor. Versi khususnya, CT angiogram (CTA), menyoroti pembuluh darah.
- MRI: Menggunakan medan magnet dan gelombang radio untuk menghasilkan gambar detail jaringan otak, membantu mendeteksi perubahan kecil yang menunjukkan adanya aneurisme.
- MRA: Pemeriksaan noninvasif yang menggabungkan MRI dengan zat kontras intravena untuk memperjelas gambaran pembuluh darah.
5. Pengobatan
Cara mengobati aneurisme otak tidak selalu sama untuk setiap orang. Dokter akan mempertimbangkan lokasi, ukuran, apakah aneurisme sudah pecah atau belum, serta kondisi khusus pasien sebelum menentukan langkah terbaik.
Beberapa pilihan penanganan yang tersedia antara lain:
- Microsurgical clipping: Prosedur bedah yang mana dokter menempatkan klip kecil di pangkal aneurisme untuk menghentikan aliran darah ke tonjolan tersebut.
- Endovascular coiling: Lewat kateter yang dimasukkan ke pembuluh darah, dokter menempatkan gulungan kawat halus di dalam aneurisme agar aliran darah berhenti masuk ke dalamnya.
- Flow diversion dengan stent: Pemasangan stent di pembuluh darah untuk mengalihkan aliran darah menjauhi aneurisme, sehingga tonjolan bisa mengecil dan risiko pecah berkurang.
- Oklusi arteri dan bypass: Menutup arteri yang bermasalah, lalu membuat jalur baru agar aliran darah tetap lancar ke bagian otak yang membutuhkan.
- Observasi. Pada aneurisme yang kecil dan berisiko rendah, dokter bisa memilih untuk memantau secara rutin tanpa tindakan langsung, sambil memastikan kondisi pasien tetap stabil.
6. Komplikasi yang dapat terjadi

Saat aneurisme otak pecah, perdarahan biasanya hanya berlangsung beberapa detik. Namun, darah yang keluar bisa merusak sel-sel otak, meningkatkan tekanan di dalam tengkorak, dan jika terlalu tinggi dapat mengganggu aliran darah serta oksigen ke otak. Akibatnya, pasien bisa kehilangan kesadaran bahkan meninggal.
Komplikasi yang dapat muncul setelah aneurisme pecah meliputi:
- Perdarahan ulang: risiko pecah kembali yang bisa memperparah kerusakan sel otak.
- Penyempitan pembuluh darah (vasospasme): dapat memicu stroke iskemik karena aliran darah ke otak berkurang.
- Penumpukan cairan otak (hidrosefalus): darah menghambat aliran cairan serebrospinal sehingga menekan jaringan otak.
- Gangguan kadar natrium: perdarahan bisa menurunkan kadar natrium darah, menyebabkan pembengkakan sel otak dan kerusakan permanen.
Aneurisme otak terjadi ketika dinding pembuluh darah di otak melemah atau menipis, lalu menonjol dan terisi darah. Jika pecah, kondisi ini bisa menyebabkan perdarahan serius yang mengancam nyawa.
Mewaspadai tanda-tandanya sangat penting, terutama jika memiliki faktor risiko. Apabila muncul gejala yang mencurigakan, segera temui dokter.
Aneurisme yang belum pecah kadang cukup dipantau dan dikelola dengan perubahan gaya hidup. Namun, jika besar atau berisiko tinggi, itu harus segera ditangani.
Aneurisme yang bocor atau pecah adalah kondisi darurat medis dan membutuhkan penanganan intensif oleh dokter berpengalaman untuk memberi peluang terbaik bagi pasien.
Referensi
"Brain aneurysm." Healthdirect. Diakses Oktober 2025.
Andrew M. Jersey and David M. Foster, “Cerebral Aneurysm,” StatPearls - NCBI Bookshelf, April 3, 2023, https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK507902/.
"Cerebral Aneurysm." Johns Hopkins Medicine. Diakses Oktober 2025.
"Brain Aneurysm." Brigham and Women's Hospital. Diakses Oktober 2025.
"Brain Aneurysm." University of Michigan Health. Diakses Oktober 2025.
"Brain Aneurysm." Mayo Clinic. Diakses Oktober 2025.


















