Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

3 Cara Pemerintah Atasi Panic Buying yang Terjadi di Masyarakat

Persediaan sembako di supermarket (IDN Times/Denny Adhietya Febrian)

Jakarta, IDN Times - Fenomena panic buying yang marak terjadi belakangan ini, membuat sebagian masyarakat resah karena sulitnya mencari kebutuhan pokok di pasaran.

Menanggapi itu, Wakil Presiden RI Ma’ruf Amin, mengimbau kepada seluruh masyarakat agar tetap tenang, karena pemerintah punya cara untuk menyiasatinya.

1. Wapres minta masyarakat agar tetap waspada dan berhati-hati

Wakil Presiden RI Ma’ruf Amin (IDN Times/Fitang Budhi Adhitia)

Fenomena panic buying terjadi setelah Presiden Joko “Jokowi” Widodo mengumumkan adanya dua pasien yang positif terinfeksi virus corona atau COVID-19, pada Senin (2/3) lalu.

“Ya pemerintah mengharap masyarakat harus waspada dan hati-hati ya, tetapi tidak boleh panik, karena pemerintah itu sudah menyiapkan langkah-langkah antisipasinya,” kata Ma’ruf Amin di Istana Wakil Presiden, Jakarta, Rabu (4/3).

2. Pemerintah akan memperketat masuknya WNA dan WNI dari luar negeri

Penumpang melapor ke Port Health Quarantine di Bandara SAMS Sepinggan (IDN Times/Mela Hapsari)

Wapres menjelaskan, pemerintah punya 3 cara untuk mengantisipasi hal tersebut. Pertama, pemerintah akan memperketat masuknya Warga Negara Asing dan Warga Negara Indonesia (WNI) dari luar negeri yang masuk melalui jalur laut atau udara.

“Memperketat ya dengan berbagai upaya pemeriksaan, bahkan mungkin juga kita akan menerapkan sertifikasi bebas virus corona dan kita juga akan meneliti jejak perjalanan ke mana saja dia dan dari mana saja,“ ujarnya.

3. Pemerintah siapkan 135 rumah sakit rujukan untuk tangani virus corona

Mobil Dinkes Depok di Ruang Isolasi RSPI Sulianti Saroso (IDN Times/Hana Adi Perdana)

Kedua, lanjut Ma’ruf, pemerintah saat ini sudah menyiapkan 135 rumah sakit rujukan yang tersebar di seluruh Indonesia untuk menangani kasus COVID-19.

“135 rumah sakit yang dilengkapi dengan kamar isolasi yang memenuhi standar atau protokol WHO kalau terjadi apa-apa,” tuturnya.

4. Pemerintah menambah stok kebutuhan pokok dan obat-obatan

Ilustrasi kersediaan sembako di supermarket (IDN Times/Denny Adhietya Febrian)

Terakhir, sebagai upaya pencegahan panic buying yang marak terjadi, Wapres mengatakan bahwa pemerintah telah menambah ketersediaan stok kebutuhan pokok dan obat-obatan.

“Masyarakat tidak perlu panik kemudian memborong ini memborong itu. Saya kira itu tidak perlu, karena pemerintah sudah mengantisipasi kemungkinan terjadinya kebutuhan-kebutuhan dalam jangka panjang,” katanya menegaskan.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Isidorus Rio Turangga Budi Satria
Fitang Budhi Adhitia
Isidorus Rio Turangga Budi Satria
EditorIsidorus Rio Turangga Budi Satria
Follow Us