5 Pendulang Emas Tewas di Yahukimo Papua, Polri: Diduga Diserang Warga

Jakarta, IDN Times - Lima pendulang emas dikabarkan tewas di Kabupaten Yahukimo, Papua. Kepala Biro Penerangan Masyarakat (Karo Penmas) Divisi Humas Polri Brigjen Pol Dedi Prasetyo mengatakan, berdasarkan laporan dari Polres Asmat, kejadian itu terjadi di Kampung Minim, Kabupaten Yahukimo, Papua.
"Wilayah hukumnya saya belum tahu antara Asmat atau Yahukimo masih jadi satu atau Polres berbeda. Di sana cuma bisa dihubungi lewat HP Satelit," kata Dedi di Mabes Polri, Jakarta Selatan, Selasa (3/9).
1. Dugaan sementara lima penambang diserang warga lokal

Dugaan sementara, kata Dedi, lima penambang diserang warga Yahukimo menggunakan senjata tajam seperti anak panah, tombak, dan parang.
"Informasi awal diketahui sekitar lima orang meninggal, karena kena parang dan anak panah. Sedangkan sisanya, masih melarikan diri ke dalam hutan," kata dia.
Motif serangan juga belum diketahui. "Diserang sama warga lokal, menyerang begitu saja," kata Dedi.
2. Aparat TNI dan Polri sedang meninjau lokasi kejadian perkara

Lebih lanjut, Dedi menyebutkan, aparat TNI dan Polri tengah meninjau lokasi kejadian perkara untuk mengevakuasi korban. Akses menuju lokasi juga cukup sulit.
"Soalnya sekarang susah juga, mau keluar harus melalui Kabupaten Boven Digoel, Kampung Distrik Gustrik, itu dikuasai juga sama kelompok penyerang," ujar dia.
3. Kapolda Papua membenarkan informasi dugaan pembunuhan

Sebelumnya, Kapolda Papua Irjen Pol Rudolf Albert Rodja membenarkan adanya laporan tentang pembunuhan penambang emas. Namun, belum diketahui pasti berapa jumlahnya dan bagaimana nasib mereka, karena lokasi pendulangan emas berada jauh dari ibu kota Kabupaten Yahukimo.
"Saya sudah mendapat laporan awal dari Kapolres Yahukimo dan Kapolres Asmat," ujar Rodja, di Jayapura, seperti dilansir Antara, Senin (2/9).
Rodja menjelaskan kedua polres akan mengirimkan tim untuk segera meninjau lokasi kejadian perkara, karena lokasi pendulangan diduga berada di perbatasan dengan Papua Nugini.
"Mudah-mudahan tim dapat segera dikirim, sehingga dapat mengecek kebenaran informasi tersebut," kata Rodja.