Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

57 Warga Griya Melati Bogor Positif COVID-19, Bima Arya Umumkan KLB

Ilustrasi Tes Usap/PCR Test. IDN Times/Hana Adi Perdana
Ilustrasi Tes Usap/PCR Test. IDN Times/Hana Adi Perdana

Bogor, IDN Times - Sebanyak 57 pasien dari 58 warga yang terkonfirmasi positif COVID-19 di Perumahan Griya Melati telah dievakuasi ke pusat isolasi BPKP Ciawi, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Minggu, 23 Mei 2021 sore. 

Sementara, seorang pasien lainnya yang terkonfirmasi positif virus corona, menjalani isolasi di Rumah Sakit Karya Bakti Pertiwi.

1. Pasien dijemput menggunakan bus Dishub

Ilustrasi tenaga medis melakukan tes usap (swab test) terhadap warga saat tes usap massal di Kecamatan Mamajang, Makassar, Sulawesi Selatan, Sabtu (26/9/2020). ANTARA FOTO/Arnas Padda
Ilustrasi tenaga medis melakukan tes usap (swab test) terhadap warga saat tes usap massal di Kecamatan Mamajang, Makassar, Sulawesi Selatan, Sabtu (26/9/2020). ANTARA FOTO/Arnas Padda

Seluruh pasien dijemput di rumah masing-masing menggunakan dua bus Dinas Perhubungan (Dishub) dan dua ambulans, serta dikawal petugas Dinas Kesehatan (Dinkes) dan Kepolisian.

"Jadi, sampai hari ini tercatat ada 58 warga Griya Melati dinyatakan positif. Bertambah dari sebelumnya 46 orang, karena saya minta yang kemarin dites antigen agar kembali melakukan tes PCR," kata Wali Kota Bogor Bima Arya.

2. Griya Melati dinyatakan sebagai Kejadian Luar Biasa (KLB) dan diberlakukan PPKM

default-image.png
Default Image IDN

Menurut Bima Arya, semua warga yang terpapar COVID-19 menjalani tes ulang PCR, karena hasil tes antigen tidak menjamin. Bahkan menurutnya, sekarang pun jika hasil PCR negatif tapi pasien mengalami gejala klinis virus coroan harus diproses, karena khawatir menderit jenis baru COVID-19.

"Sekarang kami sedang menunggu, mudah-mudahan dalam satu minggu keluar hasilnya. Melihat tingkat penyebarannya cepat dan banyak, kami antisipasi jangan sampai ini tren baru. Saya pun sudah kontak dengan Pak Menteri Kesehatan dan akan mengirim tim ke Kota Bogor," ujarnya.

Bima Arya menuturkan, Pemkot Bogor saat ini fokus menangani pasien yang sakit, dan semuanya harus dievakuasi ke BPKP Ciawi atau ke rumah sakit jika gejalanya berat. Sementara mereka yang sehat dan dinyatakan negatif tetap diminta menjalani karantina.

"Semua nanti di-supply dan dibantu. Griya Melati ini saya nyatakan kejadian luar biasa (KLB) dan diberlakukan pembatasan aktivitas (Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat/PPKM)," kata dia.

3. Diharapkan klaster Griya Melati jangan sampai menyebar

default-image.png
Default Image IDN

Pemkot Bogor terus memastikan agar jangan sampai klaster Griya Melati menyebar ke permukiman lain. Sehingga mereka akan memastikan petugas, pengunjung, dan lainnya dibatasi secara ketat. Petugas pun dipastikan personelnya tidak berganti-ganti dan memakai APD secara optimal.

"Termasuk pendataan kontak erat siapa saja yang sempat datang ke Griya Melati agar tidak menyebar luas," kata Bima Arya.

Di tempat yang sama, Kapolresta Bogor Kota Kombes Pol Susatyo Purnomo Condro mengatakan, karantina merupakan pembatasan kegiatan atau pemisahan seseorang yang terkena penyakit menular, meskipun belum menunjukkan gejala atau dalam masa inkubasi.

Tujuannya, kata Susatyo, untuk mencegah penyebaran kepada orang lain. Sehingga ada dua hal yang harus dilakukan, yakni penanganan bagi yang sakit dan penanganan yang tidak sakit.

"Tugas kita berat, karena untuk penanganan yang tidak sakit, dibagi lagi masyarakat yang sedang karantina, yang sehat, petugas, dan pengunjung. Saya minta penanganan yang lima ini harus benar," kata Kapolresta. 

Sementara, Kepala Dinkes Kota Bogor Sri Nowo Retno mengatakan, hasil pemeriksaan swab pada Jumat, 21 Mei 2021, di Litbangkes, yakni pemeriksaan Whole Genom Sequencing (WGS) terhadap kasus positif dan pemeriksaan PCR terhadap kontak erat, baru diketahui hasilnya 13 sampel. 

"Jadi, penambahan kasus positif hari ini 12 orang, total menjadi 58 orang pasien terkonfirmasi positif COVID-19," katanya.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Rochmanudin Wijaya
EditorRochmanudin Wijaya
Follow Us