Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

82 Persen Tenaga Kesehatan Alami Kelelahan Mental Hadapi COVID-19

Ilustrasi tenaga medis. ANTARA FOTO/Raisan Al Farisi

Jakarta, IDN Times - Ketua Tim Peneliti dari Program Studi MKK FKUI, Dr. dr. Dewi S Soemarko, mengatakan tenaga kerja kesehatan di Indonesia sudah mengalami keletihan mental atau burnout di tengah pandemik COVID-19. Hal ini terungkap dalam riset Magister Kedokteran Kerja Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI).

Riset tersebut digelar pada Februari sampai Agustus 2020 dengan melibatkan 1.461 responden dari seluruh provinsi di Indonesia. Hasilnya, sebanyak 82 persen tenaga kesehatan mengalami kelelahan tingkat sedang dan satu persen mengalami kelelahan tingkat berat.

1. Tenaga kesehatan di Eropa alami stres

Ilustrasi suasana pandemik covid-19 di El Salvador, Amerika (ANTARA FOTO/REUTERS/Jose Cabezas)

Riset ini dilatarbelakangi adanya temuan burnout di negara lain yang juga terdampak COVID-19. Burnout merupakan sindroma psikologis akibat respons kronik terhadap stressor yang memiliki tiga gejala, yakni keletihan emosi, kehilangan empati, dan rasa percaya diri.

"Sebanyak 35 persen dokter negara berkembang burnout, 46 persen dokter di Amerika ada 1 gejala burnout, Eropa 43 persen dokter mengalami lelah luar biasa, 35 persen depersonalization, 32 persen kurang kompeten," papar Dewi dalam hasil riset yang diterima IDN Times, Selasa (8/9/2020).

2. Tenaga kesehatan mengalami stres tinggi

Ilustrasi tenaga medis mengenakan APD. ANTARA FOTO/ Fakhri Hermansyah

Menurut Dewi, pandemik COVID-19 meningkatkan beban kerja di sistem pelayanan kesehatan di tanah air, akibatnya tenaga kesehatan mengalami stres tinggi.

Berdasarkan catatan, sudah 100 dokter, 55 perawat, 8 dokter gigi, 15 bidan yang meninggal karena COVID-19.

"Inilah perlunya mengetahui kondisi burnout saat masa pandemik di kalangan kesehatan sehingga tahu kinerja masa depan," ujarnya.

3. Hasilnya 82 persen atau 1.197 tenaga medis mengalami burnout

Ilustrasi tenaga medis ( ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra)

Dewi menerangkan tim melakukan studi potong lintang mengenai keletihan mental pada tenaga medis dengan menyebarkan survei online kepada para tenaga kesehatan mulai dokter, dokter spesialis, dokter gigi, dokter gigi spesialis, perawat, bidan, apoteker, analis laboratorium.

"Hasilnya 82 persen atau 1.197 tenaga medis mengalami burnout tingkat sedang, 17 persen atau 248 tenaga medis alami burnout rendah, dan 1 persen atau 16 tenaga kesehatan alami burnout berat," tulisnya.

4. Tenaga kesehatan di garda terdepan alami kelelahan mental dua kali lipat

Tenaga medis RSPP Extention Modular Simprug Rujukan COVID-19 rayakan hari kemerdekaan Indonesia di rumah sakit (Dok. Humas RSPP)

Dalam penelitian tersebut juga diungkapkan bahwa tenaga kesehatan yang berada di garda terdepan mengalami kelelahan mental dua kali lipat.

Meski tim peneliti tidak dapat menyebutkan adanya hubungan antara karakteristik individu dengan keletihan mental secara keseluruhan, namun berdasarkan hasil riset tersebut dokter yang sudah menikah berisiko mengalami dua gejala keletihan mental, yakni keletihan emosi dan kehilangan rasa percaya diri.

Kemudian, dokter umum tiga gejala yakni keletihan emosi, kehilangan empati dan rasa percaya diri. Lalu, tenaga kesehatan yang menangani COVID-19 mengalami dua gejala burnout yakni keletihan emosi dan kehilangan empati.

5. Sejumlah rekomendasi peneliti agar tenaga kesehatan tidak burnout

Ilustrasi kasus COVID-19 (ANTARA FOTO/Ampelsa)

Untuk itu, tim peneliti merekomendasikan agar tenaga kesehatan menyadari bahwa mereka rentan mengalami burnout atau kelelahan mental di masa pandemik dan memahami gejala-gejala.

Kemudian bagi fasilitas kesehatan agar menyediakan sarana dan prasana yang memadai, mengatur jadwal kerja, memberikan dukungan psikososial.

"Pemerintah sendiri agar melakukan surveilans burnout kepada tenaga medis agar bisa terdeteksi lebih dini, memfasilitasi layanan konseling psikologi kepada tenaga kesehatan," saran Dewi.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Dwi Agustiar
EditorDwi Agustiar
Follow Us