AHY: Pendapatan Indonesia Masih Jauh dari Negara Maju

- Pendapatan perkapita harus naik tiga kali lipat untuk jadi negara maju
- Indonesia harus mencapai minimal 14.000 USD per kapita, hampir 3 kali lipat dari pendapatan saat ini.
- Prabowo kejar target pertumbuhan ekonomi melalui hilirisasi
- AHY optimistis Indonesia bisa menjadi negara maju meski sulit,
- AHY tetap optimistis Indonesia bisa mencapai target pertumbuhan ekonomi sebesar 8 persen yang menjadi target pemerintahan saat ini.
Jakarta, IDN Times - Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), menyoroti Indonesia yang masih berada dalam kategori negara middle income. Hal itu dapat dilihat dari pendapatan per kapitanya yang masih jauh dari negara-negara maju.
AHY bahkan mengungkapkan, rata-rata pendapatan per kapita masyarakat Indonesia saat ini berada di kisaran 4.800 USD, belum mencapai 5.000 USD.
“Indonesia saat ini sebagai negara kategori middle income, karena pendapatan per kapita kita, kalian tahu berapa per hari ini? USD 4.800 sekian, masih kurang sedikit dari USD 5.000,” kata AHY dalam paparannya di hadapan kader Demokrat di Kantor DPP Demokrat, Rabu (4/6/2025) malam.
1. Pendapatan per kapita harus naik tiga kali lipat untuk jadi negara maju

Menurut AHY, untuk bisa naik kelas menjadi negara berpendapatan tinggi, Indonesia harus mengejar angka minimal 14.000 USD per kapita. Angka ini hampir 3 kali lipat dengan pendapatan Indonesia saat ini.
Menurut AHY, hal ini bukan sekadar angka statistik, tapi mencerminkan sejauh mana kesejahteraan rakyat telah tercapai secara riil.
“Padahal kalau kita ingin masuk menjadi kategori negara berpendapatan tinggi, berapa minimal? 14.000 USD, kurang lebih demikian. Berarti masih perlu kerja keras,” kata Ketua Umum Partai Demokrat itu.
2. Prabowo kejar target pertumbuhan ekonomi melalui hilirisasi

AHY menyatakan, pemerintahan Presiden Prabowo telah berkomitmen mengejar pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi, melalui strategi hilirisasi, diversifikasi pasar, dan pembangunan infrastruktur yang strategis.
Indonesia kata dia, merupakan negara sebagai produsen nikel nomor satu di dunia. Namun, ia mengatakan, bila pemerintah hanya mengekstraksi nikel dan menjualnya sebagai barang mentah maka nilai jualnya tak seberapa.
“Bayangkan kalau kita bisa mengolahnya dan meningkatkan nilai dari komoditas tersebut berkali-kali lipat,” kata AHY.
“Itulah kenapa Bapak Presiden Prabowo Subianto benar-benar serius ingin menyukseskan program hilirisasi, downstreaming. Jadi tidak terima kita kalau hanya diambil kemudian dijual. Yang untung negara-negara yang membeli dengan harga murah, mereka punya teknologinya,” sambung dia.
3. AHY optimistis Indonesia bisa menjadi negara maju

AHY mengaku optimistis Indonesia bisa mencapai target pertumbuhan ekonomi sebesar 8 persen, sebagaimana yang menjadi target pemerintahan saat ini. Namun, ia mengakui itu bukan pekerjaan mudah.
“Pertumbuhan 8 persen sesuatu yang sangat luar biasa, tapi kita harus bekerja dengan luar biasa juga untuk bisa mencapainya,” tuturnya.