Ancaman Penyakit Zoonosis Meningkat karena Manusia Tamak!

Jakarta, IDN Times - Maraknya penyakit yang berasal dari hewan membuat publik semakin waspada. Berdasarkan laporan United Nations Environment Programme (UNEP) bersama the International Livestock Research Institute (ILRI) menjelaskan bahwa COVID-19 tergolong zoonosis, yaitu penyakit yang berasal dari hewan kemudian menjangkit manusia, sama seperti Ebola, MERS, dan West Nile Virus.
Peneliti ILRI, Eric Fèvre mengungkapkan maraknya penyakit zoonosis beberapa dekade terakhir diakibatkan ketamakan manusia dalam mengeksploitasi alam, seperti deforestasi, eksploitasi binatang liar, ekstraksi sumber daya alam yang berlebihan, hingga perubahan suhu.
“Semakin kita melakukan eksploitasi, semakin kita mempercepat transmisi penyakit. Akan terus ada kemungkinan untuk menghadapi epidemik atau bahkan pandemik yang lebih besar dari COVID-19 jika kita terus melakukan eksploitasi,” kata Fèvre, sebagaimana disadur dari situs unenvironment.org.
Bahkan laporan dari ilmuwan Tiongkok, alur baru virus influenza G4 EA H1N1 dikabarkan juga berpotensi menular dari hewan ke manusia.
Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, Kementerian Kesehatan dr. Achmad Yurianto mengatakan zoonosis cenderung menimbulkan mortalitas tinggi pada hewan dan manusia, sehingga berakibat negatif pada kehidupan, keselamatan, perekonomian, serta kesejahteraan manusia.
"Dewasa ini, ancaman penyakit infeksi emerging meningkat dalam skala global dengan munculnya hotspot zoonosis di berbagai negara, termasuk di Indonesia," ujar Yuri dalam siaran tertulis, Rabu (15/7/2020).
1. Derasnya arus globalisasi sebabkan penularan penyakit zoonosis semakin mudah

Yuri mengungkapkan semakin derasnya arus globalisasi informasi, perdagangan dan transportasi, maka mobilitas orang, hewan, barang dan alat angkut lintas negara semakin intens.
"Seakan-akan tidak ada lagi batas nasional antara negara. Keadaan ini berdampak pada semakin mudahnya penularan dan penyebaran penyakit menular, termasuk zoonosis," imbuhnya.
Akibatnya, zoonosis juga berpotensi menimbulkan Kedaruratan Kesehatan Masyarakat yang Meresahkan Dunia (KKMD) atau Public Health Emergency of International Concern (PHEIC).
2. Penularan zoonosis dapat menyebar lintas negara ke seluruh dunia

Dia menerangkan penularan zoonosis dapat terjadi dari hewan domestik atau pets, dari hewan ternak, dan dari satwa liar ke manusia.
"Penularan seperti ini disebut spillover. Manusia, sebagai inang baru zoonosis tertentu, dapat menjadi semacam amplifier penularan dari manusia ke manusia secara cepat. Bahkan selanjutnya zoonosis tersebut dapat menyebar lintas negara ke seluruh dunia," ungkapnya.
3. Antraks pernah digunakan untuk senjata biologis dan disalahgunakan untuk tujuan bio-terorisme

Yuri mengatakan zoonosis tertentu, seperti Antraks, pernah dilaporkan digunakan sebagai senjata biologis dan disalahgunakan untuk tujuan bio-terorisme.
"Pemerintah bersama masyarakat saat ini memberikan perhatian khusus pada zoonosis tertentu yang merupakan masalah kesehatan masyarakat penting di Indonesia serta mempunyai teknologi intervensi yang layak, efektif dan efisien untuk dilaksanakan, yaitu Rabies, Flu Burung, Leptospirosis, Antraks dan Pes," paparnya.