Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Anggota DPR: Jokowi Bisa Jadi Juru Damai saat Berada di Kiev-Moskow

Presiden Joko "Jokowi" Widodo menyampaikan ucapan duka cita kepada Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil yang kehilangan putra sulungnya. (www.instagram.com/@jokowi)

Jakarta, IDN Times - Anggota komisi I DPR, Sukamta, mengapresiasi rencana Presiden Joko "Jokowi" Widodo yang akan berkunjung ke Moskow, Rusia dan Kiev, Ukraina. Jokowi dijadwalkan akan bertemu langsung dengan Presiden Vladimir Putin dan Volodymyr Zelenskyy.

Konflik yang terjadi di Ukraina diduga menjadi salah satu topik yang bakal dibahas oleh ketiga pemimpin itu. Pemerintah menyebut Jokowi membawa misi perdamaian dan kemanusiaan ketika berkunjung ke kedua negara tersebut.

"Kami sangat mengapresiasi langkah Presiden Jokowi. Keberangkatan presiden ini harus didukung bersama. Semoga Indonesia akan kembali memainkan peran yang signifikan dalam ikut serta menjaga perdamaian dunia. Karena perang ini membawa dampak negatif bagi kita semua," ujar Sukamta melalui keterangan tertulis pada Kamis (23/6/2022).

Ia menyebut akibat peperangan yang sudah berlangsung lebih dari 4 bulan itu, puluhan ribu warga sipil tewas. Jutaan warga Ukraina juga menjadi pengungsi. 

"Sedangkan, negara-negara berkembang dan berpenghasilan rendah (yang tak ikut berperang) ikut merasakan dampak peperangan tersebut. Harga barang-barang kini semakin mahal. Mulai dari gandum, minyak goreng, bahan bakar dan pupuk semakin melonjak," tutur dia. 

Selain itu, krisis energi dan pangan sudah mulai merata terjadi di semua negara. "Makanya, penting bagi Indonesia untuk membawa misi dan menyampaikan ancaman krisis pangan dan energi ini," ungkap pria yang juga menjabat sebagai Wakil Ketua Fraksi PKS itu. 

Lalu, kapan rencananya Jokowi akan bertemu Presiden Putin dan Zelensky?

1. Jokowi dijadwalkan bakal temui Putin pada 30 Juni 2022

Presiden Joko "Jokowi" Widodo (kiri) ketika bertemu dengan Presiden Rusia, Vladimir Putin di sela pertemuan KTT ASEAN-Rusia di Singapura pada 2018. (Sputnik/Alexei Druzhinin/Kremlin)

Kementerian Luar Negeri RI tak bersedia mengungkap kapan Jokowi hendak bertemu Presiden Putin dan Zelenskyy. Menurut Kemlu, pertemuan tersebut sangat sensitif dan berisiko, sehingga tak perlu diungkap terlalu detail. Namun, mereka memastikan bahwa mantan Gubernur DKI Jakarta itu akan terbang ke Moskow dan Kiev usai menghadiri KTT G7 yang digelar di Schloss Elmau, Jerman. 

Jokowi diundang oleh tuan rumah Jerman sebagai pemimpin dari negara tamu. Mantan Wali Kota Solo itu dijadwalkan berangkat ke Jerman pada Minggu (26/6/2022).

"Presiden RI telah mendapatkan undangan dari Ketua G7 (Jerman) untuk hadir dalam KTT G7 di Elmau pada 26 Juni-27 Juni 2022. Tidak hanya Indonesia yang ikut diundang. Ada pula beberapa negara mitra G7 yang mendapatkan undangan serupa yakni India, Senegal, Argentina dan Afrika Selatan," ungkap Menteri Luar Negeri, Retno Marsudi, ketika menyampaikan keterangan pers pada Rabu (22/6/2022). 

Selama berada di Jerman, kata Retno, Jokowi akan melakukan sejumlah pertemuan bilateral. Sebab, undangan untuk pertemuan bilateral banyak masuk ke pihak Indonesia. 

"Tentu semaksimal mungkin akan diatur," ujarnya. 

Ia menambahkan dalam pertemuan di Jerman, salah satu isu yang akan dibahas yakni mengenai masalah pangan. "Isu pangan, energi dan keuangan akhir-akhir ini memang terus menjadi pembicaraan dunia," tutur perempuan pertama yang menjabat Menlu itu. 

Di sisi lain, kantor berita Rusia, TASS, justru mengungkap Jokowi bakal bertemu Putin pada 30 Juni 2022. Sumber yang diberitakan TASS mengatakan, kedatangan Jokowi ke Moskow disebut-sebut menjadi kunjungan penting. Maka, persiapannya sudah dilakukan sejak jauh-jauh hari.

"Ini akan menjadi kunjungan yang sangat penting. Presiden Jokowi dari Indonesia akan berkunjung ke Moskow pada 30 Juni," ungkap sumber itu. 

Sumber yang sama mengatakan, Presiden Putin sudah bersedia memenuhi undangan dari Indonesia untuk hadir dalam KTT G20 di Bali, yang bakal digelar pada 15 November 2022-16 November 2022.

"Kami tentu akan berpartisipasi, tetapi dalam format apa, akan diputuskan nanti. Karena pertemuan tingkat tingginya masih digelar November, maka masih banyak waktu (untuk persiapan). Kita lihat saja," kata sumber tersebut. 

2. Anggota komisi I dorong Jokowi mainkan peranan sebagai juru damai Rusia-Ukraina

Anggota Komisi I DPR RI Fraksi PKS Sukamta (Dok. pks.id)

Sementara, menurut Sukamta, Jokowi sebaiknya bisa memainkan peran kongkret ketika berada di Kiev dan Moskow. Salah satunya, dengan menghentikan peperangan dan mewujudkan perdamaian antarnegara yang masih bertikai. 

"Saat rapat resmi dengan Menlu Retno Marsudi, maupun melalui media, saya berkali-kali mendorong agar Presiden Jokowi turun langsung dan berkontribusi menjadi juru damai atas konflik itu," kata dia. 

Ia mendesak Jokowi mengoptimalkan peran Indonesia yang kini menjadi presidensi G20. Sukamta mengakui tanggung jawab yang kini diemban Jokowi tidak mudah.

Sebab, bisa jadi tak hanya Rusia dan Ukraina saja yang perlu diajak bicara, tetapi juga Amerika Serikat. Negeri Paman Sam dan sejumlah negara barat tetap mengirimkan senjata ke Ukraina. Hal itu menjadi pemicu peperangan jauh dari kata usai. 

"Tetapi, di sisi lain, kondisi tersebut menjadi tantangan yang menarik untuk dihadapi oleh Indonesia. Kepemimpinan Indonesia mendapatkan ruang dan momentum yang mungkin akan dikenang 20-30 tahun mendatang. Bahwa, ketika Indonesia menjadi presidensi G20, semoga bisa menjadi penengah bagi Rusia dan Ukraina," tutur dia. 

3. Indonesia harus manfaatkan momentum untuk damaikan Ukraina-Rusia

Tentara Ukraina mendengarkan instruksi sambil berlatih menggunakan senjata M141 Bunker Defeat Munition disediakan oleh Amerika Serikat di lapangan latihan di wilayah Lviv, Ukraina, dalam foto yang dirilis pada Jumat (4/2/2022). ANTARA FOTO/Ukrainian Defence Ministry/Handout via REUTERS.

Sukamta berharap kunjungan Jokowi ke Kiev dan Moskow bisa membawa hasil yang positif. Sehingga, perdamaian bisa tercipta di Kiev. 

"Ini momentum bagi Indonesia untuk bisa mendamaikan negara-negara yang bertikai," ujar Sukamta. 

Bila kondisi damai berhasil dicapai, maka dunia bisa fokus untuk memperbaiki kondisi ekonomi yang terdampak sangat parah akibat pandemik COVID-19. Sementara, Indonesia tetap mengundang Rusia dan Ukraina untuk hadir di KTT G20 yang bakal digelar November 2022 di Bali.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Vanny El Rahman
EditorVanny El Rahman
Follow Us