Anggota Komisi I DPR Kecam Bentrokan TNI dan Polri di Papua

Jakarta, IDN Times - Anggota Komisi I DPR, TB Hasanuddin, mengecam insiden bentrokan antara anggota Polisi Militer TNI Angkatan Laut (POMAL) dengan anggota polisi Brigade Mobil (Brimob) yang terjadi di Kota Sorong, Papua Barat Daya, Minggu (14/4/2024).
Menurut politisi PDI Perjuangan itu, ironis bila antaraparat saling bertengkar. Padahal, area penugasan di Papua sudah rentan dari faktor keamanan.
"Ironis sekali, antara anggota TNI dan Polri ditugaskan oleh negara dan rakyat ke Papua sudah memiliki risiko tinggi dibantai oleh gerombolan senjata. Tapi, lebih menyedihkan lagi bila terjadi bentrok antar sesama aparat," ujar TB dalam keterangan tertulis.
Dalam pandangannya, anggota TNI dan Polri seharusnya saling melindungi satu sama lain ketika bertemu. Ia pun mendorong pemerintah segera mengevaluasi kinerja Panglima TNI dan Kapolri.
TB Hasanuddin juga menyoroti peran pengawasan pimpinan di markas terhadap bawahannya, baik di instansi Polri dan TNI.
1. Enam personel Polri dan TNI AL jadi korban luka akibat bentrokan

Peristiwa itu bermula dari adanya salah paham antara personel POMAL dengan Brimob. Namun, salah paham itu berujung bentrokan di antara personel kedua instansi.
Kapolda Papua Barat, Inspektur Jenderal (Pol) Johnny Eddizon Isir, mengatakan, sejumlah anggota terluka dalam bentrokan di Pelabuhan Sorong itu.
"Sampai sejauh ini, terdata rekan-rekan kami anggota dari TNI AL masih dalam perawatan dan satu lagi anggota Polres Tambrauw masih dalam perawatan. Sementara, lima personel dari Polres Sorong Kota sudah menjalani perawatan dan telah kembali," ujar Johnny, dikutip dari ANTARA, Minggu.
Sementara, salah satu anggota TNI AL yang terluka dilaporkan tengah menjaga keamanan di pelabuhan saat arus balik Lebaran.
2. Polda Papua Barat akan jatuhkan sanksi bagi anggota Brimob yang terlibat bentrokan

Johnny mengatakan, jajarannya akan melakukan penyelidikan untuk mengungkapkan penyebab terjadinya bentrokan. Pertikaian ini melibatkan sejumlah anggota POMAL Lantamal XIV/Sorong dan anggota Brimob Polda Papua Barat Batalyon B Sorong.
Penyelidikan, kata dia, dilakukan guna mencari titik terang atas pertikaian itu. Polda Papua Barat akan menjatuhi sanksi tegas terhadap anggota Brimob yang terbukti bersalah untuk memberi efek jera.
"Jadi kami dari tim Polda Papua Barat Daya akan turun dan melakukan penyelidikan terhadap kasus itu," kata Johnny.
3. Kapolda Papua Barat minta maaf kepada TNI AL

Johnny juga menyampaikan permohonan maaf kepada TNI AL atas kejadian tersebut. Ia berharap ke depan insiden seperti itu tidak terjadi lagi sehingga relasi antara Polri dan TNI di wilayah Papua Barat Daya, khususnya Kota Sorong, tetap terjalin baik.
Apalagi, kata dia, ke depan akan ada satu agenda nasional yakni Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) pada November 2024 yang membutuhkan kerja sama TNI dan Polri. Komitmen dari kedua instansi itu dibutuhkan untuk menjamin perhelatan Pilkada bisa berlangsung aman dan kondusif.
Sementara, menurut Kepala Pusat Penerangan Mabes TNI, Mayjen TNI Nugraha Gumilar, mediasi telah dilakukan di antara TNI AL dengan Brimob Polda Papua Barat.
"Tindakan yang dilakukan yaitu masing-masing pimpinan mengendalikan anak buahnya, dan melakukan mediasi," kata Nugraha melalui pesan pendek kepada IDN Times malam ini.
Diketahui, masalah tersebut kini sudah berakhir damai setelah dikendalikan dan dimediasi oleh masing-masing pimpinan.
"Kejadian ini sangat kita sayangkan. Sinergitas TNI-Polri yang terjalin sudah dirusak oleh oknum tidak bertanggung jawab. Saya berharap kejadian ini tidak terulang lagi ke depannya agar soliditas TNI-Polri tetap terjalin erat," ujar Laksamana Muda TNI, Hersan dalam konferensi pers di Polresta Sorong Kota, Minggu (14/4/2024).