Angka Pernikahan Anak di Kabupaten Bogor Tinggi, Ada Sekolah Pranikah

Bogor, IDN Times - Ketua Program Sekolah Pranikah sekaligus Kepala Divisi Penelitian dan pengembangan SDM P2SDM IPB University, Yulina Eva Riany, mengungkapkan Sekolah Pranikah dikembangkan sebagai aksi nyata atas keprihatinan tingginya angka perkawinan anak di Jawa Barat, khususnya Kabupaten Bogor.
Yulia menyebutkan, dari 70 peserta sekolah pranikah di Desa Sinarsari dan Sukawening Kecamatan Dramaga, hanya 36 peserta yang berhak diwisuda atas keikutsertaannya secara intensif pada program sekolah pranikah yang diselenggarakan sejak 7 September 2024.
Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bogor berkolaborasi dengan Direktorat Pengembangan Masyarakat Agromaritim IPB dan Pusat Pengembangan Sumber Daya Masyarakat (P2SDM) IPB berhasil mencetak wisudawan, Minggu (3/11/2024).
“Program ini juga sejalan dengan upaya pencegahan perkawinan anak di wilayah Kabupaten Bogor, yang masih memiliki angka perkawinan anak dan stunting yang signifikan,” katanya.
1. Angka perkawinan anak Indonesia tertinggi kedelapan di dunia

Yulina menjelaskan berdasarkan data, perkawinan anak di Indonesia tertinggi kedelapan di dunia pada 2022. Jawa Barat menduduki posisi ketiga secara nasional, dengan Kabupaten Bogor mencatatkan angka stunting 27,6 persen pada 2023.
Sementara, Kepala Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (P2SDM), Amiruddin Saleh, menuturkan dalam rangka bagian dari program pengembangan SDM, Sekolah Pranikah diharapkan dapat menjawab tantangan dalam menciptakan SDM yang unggul bagi bangsa Indonesia di masa mendatang.
2. Empat keterampilan Sekolah Pranikah

Program Sekolah Pranikah IPB University bertujuan untuk membekali para remaja dengan pengetahuan dasar tentang pernikahan dan keterampilan yang dapat mendukung mereka di masa depan. Selama program Sekolah Pranikah, para peserta mempelajari berbagai materi yang relevan, termasuk motivasi pernikahan, manajemen keuangan, serta keterampilan digital dan kewirausahaan.
Evaluasi menunjukkan adanya peningkatan pemahaman peserta dalam aspek-aspek ini yang mengindikasikan kesadaran mereka yang semakin tinggi akan pentingnya persiapan sebelum memasuki dunia pernikahan.
Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak Kependudukan dan Keluarga Berencana (DP3AP2KB) Kabupaten Bogor, Sussy Rahayu Agustini mewakili Pj. Bupati Bogor pada acara wisuda Sekolah Pranikah menyampaikan, program serupa harus dilanjutkan di wilayah Kabupaten Bogor, khususnya wilayah dengan angka perkawinan anak yang tinggi.
“Pemkab Bogor menyatakan bahwa program ini diharapkan dapat menjadi media kolaborasi yang efektif sebagai bentuk komitmen dalam memberikan kontribusi nyata bagi masyarakat melalui program pengabdian yang bermanfaat,” kata Sussy.
3. IPB Berkomitmen Perkuat Program Pencegahan Perkawinan Anak

Asisten Direktur Kewirausahaan Sosial, DPMA IPB University, Iqbal Irfani menambahkan melalui Sekolah Pranikah ini, DPMA hadir di lingkar kampus untuk bersama menyediakan solusi permasalahan sosial, khususnya di sekitar IPB.
“IPB berkomitmen untuk memperkuat program pencegahan perkawinan anak sebagai bentuk kontribusi untuk mencapai tujuan Sustainable Development Goals (SDGs), khususnya pada indikator kesetaraan gender dan kesehatan yang baik,” tandas Iqbal Irfani.