Anies: Siswa Belum Vaksinasi Boleh Ikut PTM, Tapi Baiknya Divaksin

Jakarta, IDN Times - Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengatakan, kegiatan Pembelajaran Tatap Muka (PTM) di Ibu Kota akan mulai dilakukan pada Senin, 30 Agustus 2021 di 610 sekolah, karena guru sudah vaksinasi COVID-19.
Kegiatan PTM akan dilaksanakan sekolah yang sudah melewati verifikasi sebelumnya.
"Adapun, anak-anak tidak memiliki kewajiban divaksinasi," kata Anies di Jakarta, Jumat (27/8/2021).
1. Uji coba PTM sempat dilakukan namun dihentikan karena lonjakan kasus COVID-19

Anies mengatakan pihaknya sudah lebih dulu melakukan asesmen pada April dan Mei terhadap 85 sekolah, untuk menyaring sekolah yang layak lanjut ke tahap uji coba PTM yang akan segera digelar ini.
"Ada asesmen satu dan asesmen dua. Asesmen satu adalah kesiapan secara sarana dan prasarana, asesmen dua adalah kesiapan kepala sekolah, guru, dan orang tua. Semuanya dilakukan asesmen, yang dinyatakan lolos baru bisa mengikuti PTM ini," ujar dia.
Puluhan sekolah itu adalah sekolah yang mengajukan diri dan telah dilakukan asesmen, kemudian lolos. Anies mengklaim dari pengalaman dua bulan itu, tidak ada muncul kasus COVID-19.
"Kami kemudian libur karena ada Lebaran, setelah Lebaran ada lonjakan kasus, nah sekarang kita akan mulai lagi Senin besok (30 Agustus 2021)," kata dia.
2. Anies berharap orang tua bisa vaksinasi anaknya

Anies mengatakan vaksinasi bagi anak adalah keputusan orang tua, karena anak yang belum vaksinasi biasanya karena orang tua belum mengizinkan. Pilihan ini, kata dia, diharapkan dapat mendorong orang tua agar tetap memberikan perlindungan tambahan pada anak, walau tak ada kewajiban vaksinasi untuk bisa kembali ke sekolah.
"Kita mendorong kepada orang tua berilah perlindungan tambahan kepada anak-anak, selain pakai masker, cuci tangan, izinkan mereka mendapatkan vaksin sehingga mereka punya perlindungan ekstra," kata dia.
3. Lakukan pemantauan jika ada anak yang tiba-tiba tidak masuk sekolah

Mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan ini juga mengatakan, akan ada pemantauan melalui absensi. Anies menjelaskan jika ada anak yang dua hari berturut-turut tidak masuk, maka akan langsung dicek ke rumahnya.
"Apabila ada anak yang keluarganya positif (COVID-19), maka mereka tidak boleh masuk sekolah karena mereka punya kontak erat," kata Anies.