Badak Jawa Musthofa Diduga Sakit Kronis Hati hingga Otak

- Terdapat 7 jenis cacing di lambung dan usus, menyebabkan kelemahan umum dan tekanan intrakarnial
- Infeksi bernanah pada bahu, pangkal ekor, dan panggul akibat luka pertarungan yang lama
Jakarta, IDN Times- Seekor Badak Jawa (Rhinoceros sondaicus) bernama Musthofa yang berusia 45 tahun mati setelah menjalani perawatan intensif di Javan Rhino Study and Conservation Area (JRSCA) Taman Nasional Ujung Kulon (TNUK).
Wamen Kementerian Kehutanan, Rohmat Marzuki, mengatakan, pemeriksaan medis menunjukan penyebab kematian adalah penyakit kronis lama yang sudah terjadi sebelum translokasi.
“Musthofa tidak dapat diselamatkan karena penyakit kronis bawaan yang telah diderita jauh sebelum translokasi itu dilakukan. Karena adanya kerusakan kronis pada hati, paru-paru dan otak serta infeksi parasit signifikan pada saluran pencernaan,” kata Rohmat di Kementerian Kehutanan, Jumat (28/11/2025).
1. Terdapat 7 jenis cacing di lambung dan usus

Berdasarkan hasil nekropsi oleh tim patologi dari Sekolah Kedokteran Hewan dan Biomedis (SKHB) IPB University, ditemukan tujuh jenis cacing (parasite) pada lambung dan usus dengan jumlah yang sangat masif, terindikasi menyebabkan penyerapan nutrisi tidak optimum dan kelemahan umum.
“Penumpukan cairan yang cukup banyak di otak (edema), paru paru (edema) dan perut (Ascites), implipikasinya hipoproteinemia (kekurangan protein) sehingga terjadi tekanan intrakarnial, tekanan paru-paru sehingga oksigen berkurang,” ujar dia.
2. Infeksi bernanah pada bahu, pangkal ekor dan panggul

Selain itu, ditemukan lemak yang mencair pada bagian bawah kulit yang berwarna coklat. Hal ini telah berlangsung lama sehingga apa yang dimakan tidak bisa dikonversi jadi lemak karena lambung dan usus dipenuhi parasit.
Kemudian, terdapat infeksi bernanah pada bagian bahu, pangkal ekor dan panggul yang disebabkan oleh luka lama yang menjadi komplikasi internal, tetapi tidak menunjukan sepsis. Luka ini terjadi akibat pertarungan yang terekam kamera pada 28 September 2025.
“Kondisi serupa dapat ditemukan pada satwa liar di habitat alaminya sehingga menjadi dasar penting untuk meningkatkan pemantauan kesehatan populasi Badak Jawa,” ujar dia.
3. Musthofa tidak bisa diselamatkan

Sementara itu, Kepala Balai Taman Nasional Ujung Kulon, Ardi Andono, mengatakan, Operasi Merah Putih Translokasi Badak Jawa sudah direncanakan dengan baik, dalam pelaksanaannya melibatkan ahli dari dalam dan luar negeri.
Selain itu, melibatkan Mabes Tentara Nasional Indonesia (TNI), dokter hewan, berpedoman pada Standard Operating Procedure (SOP), Ethical Assessment (Analisis Etik), Tactical Floor Game atau simulasi, kesiapan logistik, transportasi dan pengamananan sehingga berhasil memindahkan badak tanpa ada cedera atau luka.
“Seluruh prosedur penyelamatan telah dilakukan sesuai standar konservasi internasional namun kondisi penyakit kronis bawaan yang diderita membuat Musofa tidak dapat diselamatkan,” ujar dia.

















