Begini Kronologi Terbentuknya Jamaah Ansharut Daulah

Jakarta, IDN Times - Pengadilan Negeri Jakarta Selatan menggelar sidang perdana pembubaran Jamaah Ansharut Daulah (JAD). Dalam sidang, JAD diwakili oleh pimpinan pusat JAD, Zainal Anshori.
Dalam sidang perdana Jaksa Penuntut Umum (JPU) yang diwakili oleh Heri Jerman mendakwakan bahwa JAD merupakan korporasi yang terindikasi sebagai jaringan terorisme.
“Berdasarkan pasal 85 KHUP, tanggal 10 Juli 2018 tentang perujukan PN Jakarta Selatan untuk memutus pidana atas nama korporasi JAD. Maka PN Jaksel berwenang mengadili tersebut dalam hal tindak pidana terorisme yang dilakukan korporasi bertindak dalam kekerasan, menimbulkan teror terhadap orang atau menimbulkan korban secara massal,” ungkap Heri di ruang sidang PN Jakarta Selatan, (24/7).
1. JAD dibentuk pada tahun 2014

Heri melanjutkan, bahwa awal mula pembentukan JAD ini pada tahun 2014, Aman Abudurahman sempat memanggil pengikut setianya yaitu Marwan alias Abu Musa dan Zainal Anshori. Aman pun menyampaikan beberapa hal.
“Aman menyampaikan beberapa hal dan menyeru untuk berbaiat pada khilafah islamiyah dengan pimpinan Abu Bakar Al Baghdadi,” papar Heri.
Baca juga: Sidang Perdana Pembubaran JAD, Jaksa Hadirkan Ahli Pidana
2. JAD dibentuk sebagai dukungan khalifah islamiah di Indonesia

Heri menuturkan setelah pertemuan itu Aman menilai sangat diperlukan membuat kekuatan jemaah di Indonesia sebagai pendukung khilafah islamiah. Ia pun menunjuk Marwan alias Abu Musa dan Zainal Anshori untuk menjadi wadah penampung pendukung khilafah di Indonesia lantaran keduanya mempunyai jamaah yang banyak.
“Wadah itu diberi nama Marwan sebagai jemaah anshor daulah atau JAD untuk menampung khilafah yang banyak menyebar di Indonesia. Adapun tujuannya untuk dukung daulah islamiyah di Suriah dengan melaksanakan dakwah dengan hijrah dan jihad,” kata Heri.
3. Setelah ditunjuk, Zainal dan Marwan membentuk struktur organisasi

Pasca JAD terbentuk, Zainal Anshori dan Marwan membentuk struktur organisasi pada bulan November 2014. Hingga akhirnya menunjuk amir atau perwakilan di setiap wilayah di Indonesia.
Heri juga mengungkapkan bahwa di dalam kegiatan tersebut Marwan menyampaikan akan mengelar daulah nasional dimana marwan menunjuk Zainal Anshori menjadi panitia dan menggantikannya Abu Musa yang akan berangkat ke Suriah bertarung dengan kelompok ISIS.
“Dalam daulah itu adalah para amir itu harus melaksanakan tauhid dan hijrah. Bahwa dimana para pendukung JAD termotivasi Zainal Anshori sebagai ketua dalam melakukan aksi teror,” ucap Heri.
“Adapun teror di berbagai tempat di antaranya, Bom Samarinda, Bom bunuh diri Thamrin Jakarta Pusat, Mapolda Jabar namun meledak di Lapangan Cicende, dan terakhir terjadi bom bunuh diri di Kampung Melayu," pungkasnya.
Baca juga: Mewakili Persidangan Pertama Pembubaran JAD, Siapa Zainal Anshori?