BMKG Prediksi Hujan Lebat hingga Sedang saat Natal dan Tahun Baru

- BMKG memperingatkan potensi hujan lebat selama Natal 2024 dan Tahun Baru 2025 di Indonesia.
- Angin monsun Asia, gelombang atmosfer Rossby Ekuatorial dan Kelvin, serta La Nina menjadi penyebab cuaca ekstrem.
- Potensi angin kencang dapat menyertai hujan lebat, memerlukan kewaspadaan dan antisipasi dari masyarakat dan pemerintah daerah.
Jakarta, IDN Times - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memperingatkan potensi hujan dengan intensitas sedang hingga lebat diperkirakan terjadi di sebagian besar wilayah Indonesia selama periode Natal 2024 dan Tahun Baru 2025. Menurut Prakirawan Cuaca BMKG, Bagas Briliano, cuaca ekstrem ini dipicu oleh beberapa fenomena atmosfer yang berkontribusi pada peningkatan curah hujan.
Bagas menjelaskan, salah satu faktor utama yang memengaruhi cuaca selama periode ini adalah angin monsun Asia yang signifikan. Selain itu, gelombang atmosfer Rossby Ekuatorial dan Kelvin yang aktif turut memperbesar peluang terjadinya hujan lebat.
"Monsun Asia membawa massa uap air yang besar ke wilayah Indonesia, sehingga mendukung terbentuknya awan hujan," ujar Bagas kepada IDN Times, Selasa (24/12/2024).
1. Fenomena La Nina juga jadi salah satu faktor

Kemudian, munculnya La Nina dengan intensitas lemah juga menjadi salah satu penyebab utama peningkatan potensi cuaca ekstrem. Fenomena ini memperkuat pengaruh angin monsun Asia, sehingga meningkatkan peluang hujan dengan intensitas tinggi di beberapa wilayah Indonesia.
"Seruakan dingin yang memperkuat monsun Asia menambah intensitas curah hujan, terutama di wilayah Indonesia bagian tengah dan timur," ujar Bagas.
Curah hujan selama periode Natal dan Tahun Baru diprediksi berkisar antara 20 hingga 50 mm per hari di sebagian besar wilayah. Namun, di beberapa daerah tertentu, intensitas curah hujan bisa mencapai 50 hingga lebih dari 100 mm per hari. Kondisi ini memerlukan kewaspadaan dari masyarakat, terutama mereka yang tinggal di daerah rawan bencana.
2. Wilayah yang berpotensi alami hujan intensitas sedang hingga lebat

Bagas menyampaikan, wilayah yang berpotensi mengalami hujan lebat mencakup sebagian besar Sumatra, Jawa, Bali, dan Nusa Tenggara. Selain itu, wilayah Kalimantan, Sulawesi, Maluku, Maluku Utara, dan Papua, juga diperkirakan mengalami hujan dengan intensitas tinggi.
"Masyarakat di daerah-daerah ini perlu meningkatkan kesiagaan terhadap potensi bencana hidrometeorologi seperti banjir dan tanah longsor," kata Bagas.
BMKG juga mencatat adanya potensi angin kencang yang dapat menyertai hujan lebat, terutama di daerah pesisir dan dataran tinggi. Kondisi ini berpotensi menimbulkan kerusakan ringan hingga sedang pada infrastruktur, seperti atap rumah, pepohonan, dan jaringan listrik.
3. Imbauan BMKG

Dalam menghadapi cuaca ekstrem ini, Bagas mengimbau masyarakat untuk terus memantau informasi terbaru dari BMKG.
"Kami akan memberikan pembaruan informasi secara berkala melalui berbagai saluran komunikasi agar masyarakat dapat mempersiapkan diri dengan baik," kata dia.
Selain itu, pemerintah daerah diharapkan untuk meningkatkan koordinasi dengan pihak terkait, termasuk Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), guna memitigasi dampak dari potensi bencana yang mungkin terjadi. Langkah antisipasi seperti evakuasi dini dan penyediaan tempat penampungan sementara dapat membantu mengurangi risiko korban jiwa.
Bagas juga mengingatkan agar masyarakat menghindari aktivitas di luar ruangan yang tidak mendesak selama kondisi cuaca buruk.
"Jika harus bepergian, pastikan selalu memeriksa kondisi cuaca terlebih dahulu dan berhati-hati terhadap kemungkinan jalan licin atau longsor," ujarnya.